Alana menuruni anak tangga sekolah dengan santai nya seolah tak merasa bersalah saat membuat seseorang kesal dengan ulah nya.
"Kemana nih enak nya?" Ucap nya mengerutkan kening karna tak hafal tata letak sekolah ini.
Sampai di koridor yang sudah ramai, karana memang sudah jam istirahat dia di buat risih dengan mereka yang terus menatap nya.
"Kayak gak pernah liat orang cantik!" Batin nya.
Saat ingin berbelok ke koridor satu nya, ia di cegah oleh tiga orang perempuan yang menatap nya dari atas ke bawah menilai.
Alana menghentikan langkah menatap heran tiga orang itu.
"Ngapain ngalangin jalan?, Minggiran gue mau lewat," ucap nya.
Bukan nya menepi tiga perempuan itu malah tertawa terbahak-bahak seolah ucapan Alana bisa menggelitik perut mereka.
Alana menatap mereka ngeri, di suruh minggir kok malah ketawa ketawa gak jelas!
"Minggir anjir, bukan ketawa gila ya lo pada. Kalau iya sana ke RSJ ngapain malah ke sini," ucap Alana seraya memandang mereka bingung.
Siswa siswi yang mendengar ucapan Alana menahan tawa nya, sambil curi pandang ke arah mereka.
Satu orang yang berada di tengah menatap marah Alana, berani banget ni cupu ngehina gue. Pikir nya.
"Eh cupu! Udah mulai berani lo sama gue hah!" Sentak nya marah.
Alana mengerutkan keningnya sungguh dia tak mengenali orang gila di depan nya ini.
"Gue aja gak kenal sama lo ogeb, jangan sok terkenal deh," balas Alana dengan mata melotot.
Mereka bertiga saling lirik satu sama lain, apa maksud nya tidak mengenali mereka? Pikir mereka.
Siswa siswi yang menonton pun sama bingung nya, pasal nya bukan satu dua kali geng itu membully Alana pernah sampai dia masuk rumah sakit.
"Gue emang terkenal! Otak lo aja yang kecil jadi gak bisa inget kita bertiga!" Ujar gadis itu tersenyum meremehkan.
"Lo jangan ngajak berantem ya! Gue laper ini," sentak Alana, anjir mana tadi pagi cuman makan roti itupun belom habis. Batin nya
Gadis yang di tengah mendekati Alana dengan tatapan mata marah, tangan kanan nya terangkat untuk menarik jilbab yang Alana kenakan.
Plak
Alana menepis kasar tangan gadis itu hingga membuat mereka terkejut, gadis itu menarik lengan nya kaget.
"Gak usah pegang gue sama tangan kotor lo, ngerti!" Tegas Alana.
"Gak usah sok suci lo anjig*," Teriak gadis itu sambil menunjuk Alana.
Alana melirik tag name yang berada di baju ketiga gadis itu seketika kepingan memori rusak memenuhi kepalanya sampai membuat Alana memejamkan mata, menahan rasa sakit di kepala nya.
Flashback....
"Lo gak usah ke gatelan sama cowok gue anjir!" Teriak seorang gadis dengan pakaian ketat nya sambil menarik-narik jilbab orang di depan nya.
"A-ku gak s-sengaja Amora," ucap gadis itu sambil mempertahankan jilbab nya agar tidak terbuka di tempat umum.
"Alah! Gak usah ngeles lo, gue liat sendiri lo pegang-pegang tangan Andi!" Sentak yang satu nya.
Amora mencengkram kerah baju gadis itu, menekan-nekan dahi gadis itu dengan jari telunjuk.
"Lo denger kan apa yang di ucapin Tamara, sekali lagi gue tau kalau lo deketin Andi abis lo sama gue. Ngerti!" Tekan Amora dengan mencengkram dagu gadis itu kuat.
"Alana Alana, lo itu cuman seenggok sampah yang bermimpi jadi tong nya tau gak!" Cela gadis di samping Tamara.
Mereka bertiga lantas tertawa terbahak-bahak menatap hina gadis yang duduk tertunduk itu.
"Bener tuh apa yang di omongin Zylin, lo itu cuman sampah. Sampah," ucap Tamara menekan kata sampah pada wajah Alana.
"AMORA!" Teriak seseorang menghentikan tawa mereka bertiga.
Amora menoleh saat mengenali suara berat laki-laki itu.
"Sayang jangan teriak-teriak dong," ucap Amora dengan senyuman manis nya, bukan nya luluh laki-laki itu malah semakin naik pitam.
Menyentak tangan Amora yang bergelayut di lengan nya dengan kasar.
"Lo apain Alana hah!" Sentak laki-laki itu marah.
Amora melunturkan senyuman nya, menatap laki-laki di depan nya tak percaya.
"Andi, kamu kenapa belain Alana terus sih?" Tanya Amora lirih menatap sendu kekasih nya itu.
Laki-laki itu Andi, dia menghela nafas berat. Menumpukan kedua tangan nya di pundak Amora.
"Ra dengerin gue, lo jangan ke makan omongan nya Hellena dia cuman manfaatin lo buat bully Alana aja," jelas Andi.
Amora menggeram marah, menepis tangan Andi dengan kasar lalu menatap sang empu nyalang.
"Hellena gak seburuk itu Andi! Kalau lo emang udah gak sayang sama gue! Bilang, gausah sembunyi di balik nama Hellena buat bantuin Alana!" Teriak Amora marah dengan mata berkaca-kaca.
Andi memejamkan mata nya saat mendapat tatapan marah Amora, "Gak gitu Ra dengerin gue-
"Alah udahlah," potong Amora lalu pergi di ikuti kedua teman nya.
Andi menatap sendu kepergian Amora, setelah tersadar jika Alana masih di situ dia membantu Alana berdiri.
"Sini Al, gue bantu," ucap Andi menjulurkan tangan nya, namun di tolak halus oleh Alana.
"Gausah An, makasih aku bisa berdiri sendiri," jawab Alana sambil berdiri terantih.
"Maafin pacar gue ya Al, dia emang emosian," sesal Andi menatap sendu Alana yang berantakan.
Alana tersenyum tipis, "iya An, lain kali kamu jangan bentak-bentak Amora kasian. Dia kayak gini karena sayang sama kamu," tutur Alana.
Andi terseyum memperlihatkan gigi rapi nya, "gue juga sayang sama dia, cuman tadi kelepasan gue gak pernah liat Amora segitu nya sama orang."
"Lo mau gue anter ke UKS?" Tanya Andi.
Alana menggeleng, bisa hancur tubuh nya jika Amora tau Andi mengantar nya ke UKS.
"Gausah An, mending kamu kejar Amora. Aku bisa sendiri," jawab Alana.
"Yaudah kalau gitu lo hati-hati, gue kejar Amora dulu," ucap Andi
"Iya," jawab Alana lalu pergi meninggalkan Andi yang menatap nya sesal.
Alana berjalan terantih-antih menuju UKS dengan di saksikan berbagai tatapan kepada nya, dia semakin menunduk kan kepala nya malu.
"Alana!" Teriak seseorang membuat Alana mendongak mencari sumber suara itu.
Tersenyum tipis saat dua sahabat nya menghampiri nya dengan raut muka panik.
"Lo gak papa, astaga Al. Maaf ya gue tadi ke perpustakaan sama Vanya ngembaliin buku," ucap gadis itu menyesal.
"Iya Al, gue sama Anin tadi di suruh keperpus,"ucap Vanya.
Alana terseyum lalu mengagguk, "gak papa kan kalian di suruh sama guru, aku gak papa kok."
Vanya dan Anin saling menatap, mendengar jawaban Alana yang seolah baik-baik saja membuat keduanya semakin menyesal meninggalkan Alana sendirian.
"Ayo Al, kita ke UKS obati luka lo dulu," ajak Anin menarik lembut lengan Alana.
"Iya Al, cepetan keburu bel," tambah Vanya.
Mereka bertiga berjalan menuju UKS sambil di tonton banyak orang, meskipun banyak yang melihat bagaimana Amora dkk membully Alana mereka hanya terdiam.
Pernah salah satu orang yang melihat itu melaporkan pada ketua osis, esok hari nya di kabar kan jika orang itu di DO dari sekolah, dan orang tua nya jatuh bangkrut.
Flashback end
KAMU SEDANG MEMBACA
Vraka Atmaja
Teen FictionGara-gara beda agama, mereka berdua sama-sama kehilangan cinta pertamanya. Start : 19 Agustus 2021