Ustadz Ridwan

1K 154 0
                                    

"Kok sendirian? Istri ama buntut lo- anda kemana?" Tanya Alana basa-basi pada Wisnu yang hanya sendirian di luar.

"Mereka tidak jadi ikut," balas Wisnu datar dan tanpa melihat kearah Alana.

"Loh kenapa gak jadi ikut Nu? Harusnya mereka ikut, soalnya ada acara lain juga nanti," ucap Aisah muram.

"Acara? Acara apa lagi mi?" Tanya Alana dengan kerutan di keningnya.

"Bukan apa-apa kok Al, nanti juga kamu tau sendiri," jawab Aisah terseyum tipis.

Wisnu menatap Malik dengan curiga, merasa janggal dengan acara yang di sebut oleh Aisah.

"Apa yang kalian rencanakan?" Tanya Wisnu dingin.

Devian mengerjakan matanya bingung, ada apa sih ini? Perasaan mereka gak terlalu akur. Pikir nya

"Kamu belum diberi tahu sama kakek Wisnu?" Tanya Malik.

Wisnu menggeleng, dia tak tau apa-apa.

"Em.. yaudah kita bahas nanti saja. Kamu panggil saja istri sama anak mu ajak mereka," tutur Malik.

Tanpa berbicara Wisnu melangkah pergi begitu saja, mengabaikan tatapan heran dari mereka.

Melihat kepergian Wisnu yang acuh tak acuh, Alana menyerongkan tubuh nya sedikit lebih dekat dengan Devian.

"Bokap lo kenapa? Jelek amat mood nya?" Bisik Alana.

Devian memutar bola mata malas, dengan sedikit membungkuk kan tubuhnya agar sejajar dengan Alana dia menjawab malas.

"Dia juga bokap lo bego, lo lupa ingatan? Kan kemarin gue semobil sama kakek. Harusnya lo tanya Edgar dungo!"

Alana menjauhkan tubuh nya menatap kesal Devian, " ya biasah aja! Pakek ngatain segala."

"Ya lo nya nanya yang aneh-aneh!" Balas Devian ikutan kesal.

"Kalian kenapa lagi? Udah ayok kita berangkat dulu, nanti biar saya kasi lokasi nya ke Wisnu," ucap Malik dengan menggenggam tangan Aisah membawanya pergi.

"Iya bi," sahut Alana yang mengikuti Malik di susul oleh semuanya.

💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨

Dua mobil mewah yang melaju membelah jalanan kota Bandung menuju arah puncak yang semkin menaik jalannya.

"Ih, rumah nya kak key jauh bener dari pondok," gumam Alana sambil menggelengkan kepalanya.

"Hahaha, umi juga gak ngerti sama kakak kamu Al. Pengen banget jauh dari umi," sahut Aisah yang mendengar ucapan Alana.

"Tapi ini emang lumayan jauh ya mi, kak key suka banget rumah mencil-mencil gini," ucap Alana.

"Key memang suka ketenangan Alana, tau sendiri kakak mu sering sendiri an," sahut Malik yang fokus menyetir mobil di samping nya ada Alsean yang hanya diam menyimak.

"Tapi emang enak sih yang sepi-sepi gitu, cuman takut nya kalau ada maling. Mau teriak sampek seret juga gak ada yang dateng," ucap Alana.

"Hus, gak boleh ngomong gitu," tegur Aisah.

"Ya kan siapa tau aja mi, secara ya kak Key itu cantik, imut kayak aku. Tinggal sendiri lagi, apa lagi sekarang lagi di pingit," oceh Alana.

"Ya doain aja kakak mu gak papa," sahut Malik.

"Iya dong bi, masak iya doain yang enggak-enggak," balas Alana.

Malik menggeleng kan kepalanya dengan senyum kecil, begitu juga Alsean yang diam-diam mengukir senyuman.

Vraka AtmajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang