Fakta anak kedua

1.3K 186 1
                                    

"Gak mampir dulu Ka?" Tanya Alana basa-basi. Mereka berdua baru saja sampai di depan rumah Alana, setelah menuruti keinginan gadis itu yang sangat di ikuti paksa oleh Vraka mereka berdua pulang sedikit cepat.

"Em.. boleh deh," ucap Vraka, laki-laki itu ingin melepas helm, tapi di tekan masuk lagi oleh Alana.

"Apaan sih! Gausah, gue cuman basa-basi ogeb!" Seru nya.

Vraka berdecak kesal, menggeram gemas dengan kelakuan gadis ini.

"Terus kenapa nawarin anjir!" Geram nya.

"Yahkan gue cuman basa-basi, dari tadi lo marah-marah mulu. Pms?" Balas Alana.

"Terserah! Gue mau pulang bye!" Ucap Vraka.

"Yee, sok-sokan ngomong bye! Arti nya aja gak tau," ucap Alana sedikit keras, kala motor cowok itu melaju begitu saja.

Terdiam sejenak mengamati kepergian Vraka, gadis itu melirik kebelakang dengan malas.

"Ck drama apa lagi nih nanti?, Semoga aja gitu, ada pahlawan dateng," gumam nya.

Alana menuntun motor nya masuk kedalam pekarangan rumah, meletakan helm nya pada spion.

Memandang rumah itu sejenak, "sebenernya nih, kalau gue tega-tega amat dah gue usir lo semua. Enak aja numpang di rumah mama gue!"

Bergumam cukup lama di depan pintu, mengabaikan tatapan heran dari pekerja rumah nya.

"Bismillahirrahmanirrahim, setan lo nembus tembok aja ya," gumam Alana, mendorong pintu mulai memasuki rumah mewah itu.

"Semoga aja tuh bocah belum-

"Alana!" Bentak laki-laki dewasa yang berdiri tegak lurus menatap Alana.

"Damt it, belom selesai ngomong," gumamnya kesal.

"Kenapa?" Tanya nya santai, menatap datar ayah nya itu.

"Kenapa kamu bilang! Seharusnya ayah yang bilang kenapa!" Ucap Wisnu marah, tetapi dia tetap menjaga jarak dengan anak gadis nya itu.

"Gimana sih, di tanya kok balik nanya," balas Alana, gadis itu melempar tas nya ke arah sofa.

Wisnu tampak menghela nafas kasar dengan kelakuan Alana, "apa yang kamu lakukan pada Hellena?" Tanya nya thu the poin.

"Gitu kek dari tadi, gak usah muter-muter kayak gangsing," ucap Alana pelan.

"Sudah cukup! Ayah tak mau basa-basi, cukup jawab pertanyaan ayah tadi," seru Wisnu.

Alana mendekati sofa, duduk di kursi singgel lalu menaikan sebelah kaki nya. Sungguh gaya yang sangat angkuh untuk seumuran gadis itu.

"Duduk, gue capek berdiri," titah Alana datar, "ck gak minat gue debat pilkada kayak gini."

Wisnu melebarkan matanya, kaget dengan sopan-santun Alana yang sangat minus.

Tak ingin memperlambat masalah ini dia segera duduk, tapi sebelum pantat nya menyentuh sofa gadis kurang ajar itu kembali berseru.

"Est.. sebelum itu lebih baik anda panggil semua orang, suruh kesini kebetulan ada yang mau gue bilang," perintah Alana sedikit formal.

Wisnu mencengkram pinggiran sofa erat, gigi nya bergemlatuk marah.

"Devian!" Panggil Wisnu, pada cowok itu yang memang tak jauh dari nya.

Di jawab deheman singkat oleh Devian, "panggil ibu dan kedua adik mu!" Titah Wisnu dingin.

Mendengar itu Devian mengerutkan keningnya, "lah lo nyuruh gue ke akhirat? Panggil mama?" Tanya nya heran.

Mendengar jawaban Devian, Alana berdehem menahan tawanya.

Vraka AtmajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang