"Abi! Alana bi! Alana!"
Malik yang sedang memakai peci nya tersentak kaget dengan teriakan panik istri nya.
"Kenapa umi? Alana kenapa hm?" Tanya Malik halus.
"Aduh abi! Alana!" Ucap Aisah panik mengguncang lengan Malik kencang.
"Iya Alana nya kenapa? Umi pelan-pelan kalau ngomong abi nya gak paham," tutur Malik.
"Ish abi! Alana gak ada di kamar nya, tadi tuh umi mau bangunin dia tapi gak ada bi! Alana nya gak ada!" Jelas Aisah panik.
"Yaudah ayo kita cari dulu, siapa tau Alana lagi keluar," ajak Malik.
Aish mengangguk cepat dengan tergesa-gesa dia segera menarik lengan suaminya untuk segera mencari Alana.
Di jalan saat mencari Alana dua orang itu bertemu Devian yang berwajah panik nya.
"Umi abi! Liat Alana gak?!" Tanya Devian yang langsung menghampiri Malik dan Aisah.
"Ini kita lagi cari Alana Dev! Ish kemana sih adik kamu," jawab Aisah khawatir.
"Udah tenang, Alana udah gede," ucap Malik.
"Tapi bi-
"Syut udah umi.. ayo cari dulu," potong Malik tersenyum gemas.
Setelah itu mereka bertiga melanjutkan mencari Alana yang tiba-tiba hilang.
Sedangkan yang di cari tengah asik nongkrong di pohon jambu air yang berada di wilayah santri putra.
"Gilak.. seger banget ya Allah, jarang-jarang gue bisa makan ni jambu lagi," ucap nya.
"Coba aja tadi gue bawa kantong plastik, bisa gue bisa makan tuh di kamar," gumamnya menyesal.
"Yaudah lah kenyangin aja dulu, bawa santai aja," ucap nya dengan senyum lebar.
"Semoga gak ketauan sama orang."
Baru saja berdoa seperti itu tapi kayak nya doa anak dugal jarang di kabulin deh, bukti nya langsung ketahuan sama orang. Sialan emang.
"Astagfirullah neng, ngapain di situ?"
Pertanyaan yang membuat Alana terjengkang, enggak canda membuat dia kaget.
"Lagi main lenong bang, mau ikutan gak main kuda lumping nya," jawab Alana ngelantur.
"Kok jadi lenong sama kuda lumping neng? Neng kan lagi manjat?" Tanya santri itu bingung.
"Udah tau di atas pohon jambu ya pasti nya lagi makan jambu lah, pakek tanya lagi. Masi subuh nih bang jangan bikin kesel," ucap Alana panjang lebar.
"Turun neng udah mau adzan ayo sholat subuh, lagian ini wilayah santri putra," tutur orang itu lembut.
Alana berdecak pelan, menatap kebawah dengan raut wajah datar. Mau tak mau gadis itu turun juga, masih punya malu sih.
Setelah sampai di bawah Alana menepuk-nepuk bajunya yang kotor, lalu menatap wajah laki-laki itu seketika matanya melotot kecil dengan kedua alis terangkat.
"Buset ganteng slebew." Batinnya.
Setelah itu gadis itu tersadar dengan batinnya, "astaga Alana inget kata Vraka kalau ganteng gak boleh. Jadi oke fiks dia jelek."
"Kenapa bang nunduk uang lo jatoh?" Tanya Alana heran, melihat laki-laki itu terus menundukkan kepalanya.
"Gak papa neng," jawab nya.
"Eh tapi kayak nya gue pernah liat lo deh," ucap Alana menyadari wajah laki-laki itu tampak tak asing.
"Iya saya Alsean anak nya umi aisah," ucap laki-laki itu yang ternyata ustad Alsean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vraka Atmaja
Подростковая литератураGara-gara beda agama, mereka berdua sama-sama kehilangan cinta pertamanya. Start : 19 Agustus 2021