Esok pagi nya amora membuka kelopak matanya dengan berat.
Saat membuka mata dengan sempurna sosok laki-laki tampan menyambut nya.
Seketika ingatan mengerikan tentang kejadian tadi malam berputar di kepalanya meninggalkan kesan menyakitkan yang hebat untuk nya.
Amora meneteskan air mata, membekap mulutnya sendiri agar tidak mengeluarkan suara sedikitpun.
Bangun dari tidur nya dengan perlahan agar tak menimbulkan suara sedikitpun agar singa gila yang sedang tertidur itu tak terbangun.
Kaki amora melemas dan jatuh di lantai mata nya melebar mendengar gerakan di ranjang, tapi bernapas lega saat tidak membangun andi.
Berdiri dengan bantuan dinding, berjalan dengan terantih-antih kekamar mandi.
Di kamar mandi amora hanya mandi dengan secepat mungkin setelah itu dia mencari baju andi untuk dikenakan.
Saat membuka lemari tangan amora langsung terkepal rahangnya mengeras marah.
Di dalam lemari itu ada satu set baju perempuan tergantung dengan rapi, jelas baju itu bukan milik bukan pula baju baru.
Amora memperhatikan baju yang tampak familiar itu tapi menggeleng kan kepalanya. Bukan saat untuk mengetahui siapa pemilik baju itu.
Amora berganti dengan cepat, dengan tergesa dia segera pergi dari apartemen terkutuk itu.
Amora mencegat taksi dan segera pergi. Dalam perjalanan pulang kerumah amora memandangi jalanan dengan tatapan kosong.
Supir taksi itu melirik sekilas amora, tapi tak berani berucap apapun.
"Neng udah sampai," ucap sopir taksi membuyarkan lamunan amora.
Dia mengagguk singkat lalu membayar si sopir.
Amora memperhatikan rumah itu dengan sendu, itu bukan rumah utama nya yang sering di kunjungi oleh andi.
Melainkan salah satu rumah yang dibangun amora menggunakan uang nya sendiri dengan bantuan alana.
Intinya rumah ini adalah rumah amora dan alana saat masih bersahabat dulu.
Rumah yang meninggalkan ribuan kenangan, saat-saat orang gua amora masih sehat.
Rumah yang selalu menjadi pelarian Amora.
"Udah lama ya, gue gak kesini.. al lo masih inget gak ya rumah ini," gumam amora.
Amora memasuki rumah itu dan langsung menuju lantai dua. Tidak ada satu orang pun di rumah ini, kadang hanya orang suruhan amora yang bertugas menjaga dan membersihkan rumah ini.
Amora melemparkan tas selempang nya keranjang dan memasuki kamar mandi.
Menyalakan shower dan duduk di bawah nya.
Terdiam, apa yang mau dipikirkan nya?
Penyesalan? Jelas! Selama ini dia salah memilih seseorang untuk selalu ada bersamanya.
Meringsut di bawah shower dengan tubuh bergemetar hebat.
Dia takut.
"Hiks lo jahat andi! Lo jahat gue benci sama lo!" Teriak amora.
Amora menarik-narik rambut nya frustasi tangisan mengiris hati yang terdengar sangat menyakitkan.
Ingatan nya melayang pada ucapan andi yang mungkin tidak sadar di ucapkan oleh laki-laki itu.
Maafin gue ra, tapi gue sayang sama lo. Gue terpaksa sama cewek itu karna adek gue ada sama mereka.
Amora mendongakkan wajahnya sekelebat bayangan andi lewat di depannya dan itu jelas membuat Amora berteriak keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vraka Atmaja
Teen FictionGara-gara beda agama, mereka berdua sama-sama kehilangan cinta pertamanya. Start : 19 Agustus 2021