Vraka Atmaja

1.5K 213 17
                                    

Kring... Kring.... Kring....

"Akhirnya setelah melewati gunung,lautan dan samudra berakhir sudah perjuangan Farel yang ganteng," ucap Farel setengah berteriak.

"Lebay lo, masuk pelajaran cuman jam terakhir aja bangga nya minta ampun," sinis Vraka, meraup kasar wajah Farel.

"Astaga lo gak tau Ka? Gue kan gak pernah masuk pelajaran sejarah!" Seru Farel serius.

"Ngomong-ngomong tangan lo asin Ka," lanjut nya.

"Abis ngupil gue," jawab Vraka santai.

Farel mendelik menepuk punggung Vraka keras," kurang ajar lo, gak sopan tau gak!"

"Heleh, masih upil belom pantat," ucap Vraka terseyum remeh.

"Jorok lo anakonda!" Teriak Farel.

Vraka mengabaikan teriakan Farel, laki-laki itu berjalan lebih cepat meninggalkan teman nya.

Memejamkan mata nya sejenak saat merasakan jantung nya berpacu dengan cepat.

"Vraka! Tungguin kek!" Teriak Farel di belakang.

"Jangan cepet-cepet dungo, kayak di rumah di tungguin orang aja lo!" Sentak nya saat berhasil mengimbangi langkah Vraka.

"Emang," ucap Vraka.

"Emang apa?" Tanya Farel.

"Emang gak ada yang nungguin," jawab nya lugu, mampu membuat Farel tertawa singkat.

"Lo gak jemput gebetan lo?" Tanya nya.

Vraka menggeleng,"enggak, gue mau langsung balik."

"Tumben langsung balik, gak mau ke markas dulu?" Tanya Farel bingung, biasanya laki-laki itu langsung menuju markas dan pulang malam atau bahkan tidak pulang.

"Gak papa, bosen gue liat muka lo pada," jawab Vraka enteng, segera memakai helm nya.

Farel mengendelikan bahu nya acuh, menatap kepergian motor Vraka yang mulai menjauh.

"Aneh tuh bocah," gumam nya pelan.

Sedangkan Vraka laki-laki itu terus menambah kecepatan motor nya agar cepat sampai di rumah, sesekali menggeleng kan kepalanya yang terasa berat.

"Gue mohon, jangan di sini," batin nya saat rasa sakit di kepala nya tak kunjung mereda.

Mengabaikan sumpah serapah pengemudi yang lain nya, Vraka terus menambah kecepatan bahkan menerobos lampu merah.

Yang dia inginkan sekarang hanya sampai di rumah secepat mungkin, tak peduli jika di rumah ada orang atau tidak.

Sedikit menghembuskan nafas lega saat sudah melihat rumah nya, mata nya mengerjap pelan.

"Sedikit lagi," batin nya.

Mengentikan motor nya di halaman rumah, sedikit mengeryit saat ada mobil yang tak asing di halaman.

Namun bukan itu yang sedang dia pikirkan saat ini, segera berlari memasuki rumah tanpa melepas helm nya, bahkan tak melepas kunci motor.

"Vraka!" Ucap laki-laki sedikit keras, namun di abaikan oleh nya, berlari dengan keras menuju kamar.

"Kakak kenapa yan Pah?" Tanya gadis kecil itu mengeryit heran.

"Gak tau," jawab laki-laki itu sesingkat mungkin.

Membuat gadis kecil itu mengembuskan napas kasar.

Brak

Vraka menutup pintu kamar kencang, berjalan cepat menuju kamar mandi sambil melepas helm nya.

Vraka AtmajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang