Alana gadis itu baru saja bangun tidur, perjalanan yang lumayan jauh membuat nya tidur tanpa di ganggu.
"Enak kali ya, setiap bangun suasana nya adem gini. Gak kayak di rumah," gumam Alana yang mengitari area santri putri.
Suasana pondok yang ramai saat sore membuat gadis itu tersenyum lebar.
Alana berhenti sejenak saat melihat salah satu santri putri yang di jenguk oleh orang tuanya, pelukan hangat seorang orang tua serta senyuman gadis iy membuat Alana cukup iri.
Di dunia Alana atau di dunia Freya dulu, mereka sama-sama tak pernah merasakan pelukan hangat orang tua.
"Kira-kira kalau ibu lo masih ada, dia bakal peluk lo kayak gitu gak ya Al?" Tanya Alana pada diri sendiri.
"Iya dia bakal peluk."
Alana terdiam, suara yang tak asing kembali terngiang di kepalanya, sosok gadis dengan mata merah dan juga dua taring panjang sudah lama bersemayam di tubuh Alana bahkan sebelum Freya menempati tubuh Alana.
"Kenapa lo diem?"
Alana tersenyum kecil, awalnya dia benar-benar kaget mengetahui tentang alter ego yang di miliki Alana. mungkin akibat hidup kedua nya Alana, gadis itu jadi mempunya dua jiwa dengan pemikiran yang tak sama.
"Enggak kaget aja, lo udah lama diem. Tiba-tiba ngomong gue kan kaget," jawab Alana pelan.
"Gue capek, lo gak pernah marah. Jadi gue gak bisa keluar, lo beda sama Alana dulu."
Alana terdiam, intonasi gadis itu tampak sedikit kesal. Mengendelikan bahu nya acuh.
"Ya karna memang gue bukan Alana," ucap Alana santai, lalu kembali melanjutkan berjalan nya.
"Coba lo marah, gue kangen pengen liat dunia."
"Haha sorry ya, gue cukup pinter atur emosi. Soalnya yang gue inget lo kalau keluar suka gak tau diri," ucap Alana terkekeh kecil.
"Sialan! Lo gak tau seberapa sepi nya disini."
"Ya gak taulah orang gue bukan arwah gimana sih lo," ucap Alana berdecak pelan.
Mari putar waktu dimana pertama kalinya Alana mengetahui soal Deluna alter ego yang di miliki Alana asli.
Flashback
Pukul tiga pagi, Freya yang baru saja beberapa jam yang lalu menempati tubuh Alana membuka mata nya.
Asing, dia cukup tidak bisa tidur disini. Memperhatikan sekitar nya dengan datar. Padahal kamar Alana cukup nyaman jika di tempati.
Menyibak selimut nya dan berjalan kearah kamar mandi, gadis itu mandi dan segera mengambil air wudhu untuk melaksanakan kewajiban.
Setelah sholat, Freya melirik jam yang berada di dinding atas tempat tidur.
Pukul 4 subuh, Freya mengambil hoodie yang di gantung. Segera memakai nya dan juga memakai sepatu.
Rencananya hari ini gadis itu akan berkeliling sekitar rumah, sambil joging pagi.
Setelah semuanya siap Freya berjalan menuju pintu, namun langkah gadis itu berhenti saat melihat gantungan foto yang memperlihatkan Alana memakai hijab.
Meraba kepalanya sendiri, merasa tidak memakai hijab. Freya kembali ke arah lemari mencari hijab yang menurut nya pas.
Setelah semuanya siap, Freya kembali memastikan jika pakaiannya sama dengan Alana asli. Agar tidak di curigai oleh penghuni rumah.
Keluar dari rumah Wisnu, Freya berlari kecil sambil melihat kanan-kiri mencoba mengingat setiap jalan yang dia lalui.
Di pertigaan jalan mata Freya membulat kecil melihat apa yang akan terjadi di jalan itu, spontan kakinya berlari dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vraka Atmaja
Teen FictionGara-gara beda agama, mereka berdua sama-sama kehilangan cinta pertamanya. Start : 19 Agustus 2021