Malam hari sekitar pukul delapan malam, ruang tamu rumah Keyla benar-benar hening. Berbagai tatapan bingung di layangkan oleh remaja-remaja itu.
"Ada apa sih ini sebenarnya?" Tanya Devian bingung, sudah dari beberapa menit mereka berkumpul di sini tapi tak ada yang mulai pembicaraan.
Wisnu, Salsa dan Hellena sudah datang dari pukul tiga sore tadi, sekarang pun mereka ikut berkumpul.
"Alana, kamu sudah umur berapa?" Tanya Malik.
Alana yang semula hanya bermain ponsel kini mematikan ponsel nya, menatap Malik dengan tenang.
"Akhirnya ini yang gue tunggu-tunggu" batin gadis itu yang berteriak girang.
"17 tahun bulan kemarin, bi. Kenapa?" Tanya balik Alana.
"Kamu sudah siap untuk bertunangan?" Tanya Malik lagi, pertanyaan yang mendapat gebrakan meja dari Wisnu.
Brak!
"Apa-apaan kamu!" Teriak Wisnu marah.
"Tenang Wisnu, ini sudah keputusan kakek kamu. Kalau kamu belum tahu, itu bukan urusan saya," ucap Malik tenang.
"Saya tidak mengizinkan Alana bertunangan!" Ucap Wisnu dingin.
"Tapi Wisnu, kakek Abraham sudah merencanakan ini dari lama. Kalau kamu menentang kamu boleh berbicara dengan beliau sendiri," ucap Aisah tersenyum tipis.
Wisnu terdiam rahang laki-laki itu mengeras, sialan! Mau sampai kakek tua itu mati dia tidak akan bisa melawannya.
Melihat keterdiaman Wisnu, Malik melanjutkan pertanyaan pada Alana.
"Bagaimana Alana kamu sudah siap bertunangan?" Tanya Malik sekali lagi.
"Saya tidak setuju!" Kali ini Devian wajah laki-laki itu sudah sangat datar apalagi genggam tangan nya ada Alana semakin erat.
"Sit! Gue gak mau kehilangan Alana!"
Batin Devian.Alana terdiam jika diingat-ingat adegan ini lah kala pertama kali nya Devian berbicara dengan Alana yang dulu. Di ingatan nya Alana asli baru tahu jika Devian sangat menyayangi nya.
"Devian, sekali lagi kamu bisa berbicara dengan dengan kakek kamu. Kalau saya pribadi saya tidak menerima penolakan!" Ucap Malik tegas.
"Alana sudah siap bi, tapi di lain sisi Alana masih pengen menikmati masa remaja. Alana gak mau di kekang dengan sebuah ikatan," ucap Alana tenang.
"Alana!" Bentak Devian dan Wisnu serempak.
"Apa-apaan kamu! Tidak saya tidak mengizinkan kamu bertunangan!" Tegas Wisnu.
"Wisnu-
"Diam! Say masih ayah nya, jika Alana menikah selama saya masih hidup saya tetap wali nya. Dia tidak akan bisa menikah tanpa bersetuju saya!" Potong Wisnu.
Malik terdiam benar, selama Wisnu atau keluarga Alana masih hidup gadis itu tetap harus mendapat restu.
"Maaf Wisnu, saya tidak berfikir sampai situ," sesal Malik.
Wisnu menegakan duduk nya, pria dewasa itu menatap tajam Alana yang nampak tenang-tenang saja.
"Alana! Bukan maksud ayah melarang kamu menikah atau lain sebagainya, tapi saya tidak bis melepaskan kamu begitu saja-
"Iya masih pengen liat gue menderita, masih pengen bentak-bentak gue, atau pukul gue, masih pengen banding-bandingin gue sama anak lo masih dan masih pengen gue lebih ke siksa lagi?" Tanya Alana datar.
Ucapan Alana yang mengagetkan mereka, kecuali mereka yang memang mengetahui bagaimana sehari-hari nya Alana.
Aisah berdiri dari duduk nya dengan langkah gegabah wanita itu menghampiri Alana.
"Alana! Kamu gak papa kan? Kamu gak ada luka kan?" Tanya Aisah menangkup wajah Alana.
Alana tersenyum lembut, genggaman tangan Devian dia lepas begitu saja untuk menyentuh tangan Aisah yang berada di pipinya, mengusap lembut tangan itu.
"Alana gak papa kok mi, Alana baik-baik aja," ucap Alana menyakinkan.
"Beneran kamu gak papa?" Tanya Aish sekali lagi.
Alana mengagguk dengan senyuman nya, menarik tangan Aisah menyuruh duduk di samping nya.
Malik menatap tajam Wisnu yang terdiam menatap Alana, menggenggam erat tangan nya hingga kuku kuku nya memutih.
"Kamu berani main fisik dengan dia Wisnu!" Ucap Malik yang mencoba sabar.
Wisnu terdiam, pria itu tak berani menjawab sepatah kata pun. Dia takut perkataan nya akan menyulut emosi laki-laki singa itu.
Cukup merepotkan, Alana adalah gadis yang lumayan di sayang banyak orang. Apalagi Aisah dan Malik mereka begitu menyayangi Alana karna gadis itu adalah anak dari sahabat tercinta nya.
Wisnu berada di tempat yang kurang menguntungkan, walaupun ustadz Malik benar-benar seram jika marah. Dulu Malik lah yang selalu menjaga almarhum istrinya dan juga Aisah.
"Saya hanya lepas kendali, beberapa Minggu ini Alana tampak berubah dan perubahan nya membuat saya marah," Ucap Wisnu yang memutar otak.
Alana tersenyum tipis, mendengar nya"kena lo!"
Misi nya saat ini hanya ingin memojokkan Wisnu, agar kekangan laki-laki itu padanya sedikit bisa lepas .
"Kalau saya gak berubah, saya akan tetap jadi gadis lemah anda. Dan saya tidak menyukai itu," ucap Alana.
Semua nya terdiam, Malik menatap Alana dalam. Cukup rumit untuk mengetahui hubungan Alana dengan keluarga nya, apalagi kadang-kadang dia menangkap lirikan mata tak suka dari Salsa atau Hellena yang dilayangkan pada Alana.
"Sebenarnya bagaimana keadaan keluarga kalian?" Tanya Malik.
"Itu bukan urusan mu! Ini masalah pribadi keluarga saya! Dan saya harap kamu tidak ikut campur!" Ucap Wisnu penuh penekanan.
Malik menundukkan kepalanya, benar juga menanyakan masalah keluarga itu tidak sopan.
"Maaf," ucap Malik menunduk.
Devian terdiam memperhatikan antara Alsean dan Ridwan, kira-kira siapa yang akan di jodohkan dengan Alana.
Awalnya laki-laki itu hanya fokus pada mereka berdua tetapi ekor matanya tak sengaja melihat Hellena yang memperhatikan Ridwan.
Devian menatap Hellena yang sama sekali tidak bergeming, lalu kembali menatap Ridwan yang terdiam.
Senyum misterius tiba-tiba terbit begitu saja, otak jenius nya tiba-tiba mulai menyusun rencana.
Menurutnya dia bisa menggunakan Hellena kali ini, akhirnya gadis itu berguna juga. Pikir Devian.
Merasa sudah mendapatkan solusi agar Alana tidak bertunangan dengan siapapun yang bisa saja merebut masa remaja Alana. Devian terseyum lega.
Tidak peduli apakah rencana itu akan dosa atau tidak, yang terpenting saat ini Alana tidak pergi dari sisinya. Cukup untuk bertahun-tahun dia mengabaikan gadis kecil itu, bermaksud membuat Alana berubah.
Namun yang ada dia dan adik nya semakin menjauh, beberapa Minggu ini hubungan keduanya sudah cukup baik dan Devian tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini.
Untuk memperbaiki semuanya dari awal.
"Alana bagaimana kamu setuju untuk bertunangan?" Tanya Malik.
Wisnu melebarkan matanya, masih saja membahas itu!
"Kamu-
"Kalau Al sendiri sih ya terserah aja, asal jangan larang Alana untuk ngelakuin apa yang Ak mau. Atau ngelarang Al deket sama siapapun!" Ucap Alana santai.
Mendengar jawaban Alana, Hellena meremas gamis yang di pakai Salsa. Merasa bajunya di remas Salsa menolehkan kepalanya menatap Hellena yang terang-terangan menatap tajam Alana.
"Memang nya siapa yang mau di jodohkan dengan Alana?"
Pertanyaan yang akhirnya keluar juga dari mulut Alsean, laki-laki itu bergerak gusar menanti jawaban Malik yang terdiam cukup lama.
"Ridwan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Vraka Atmaja
Teen FictionGara-gara beda agama, mereka berdua sama-sama kehilangan cinta pertamanya. Start : 19 Agustus 2021