Paket Devian.

952 130 8
                                    

Devian buru-buru memakai pakaiannya karna mendengar ketukan pintu yang sudah dari tadi.

Segera membuka pintu untuk tamu nya, "sorry gw dari kamar mandi," ucap Devian acuh pada santri putra yang berdiri di depannya.

Santri itu tersenyum tipis mengaggukkan kepalanya memaklumi.

"Iya bang gak papa, saya cuman mau anterin paket atas nama bang Devian," ucap santri itu sopan.

Devian menerima paket yang di sodorkan, menatap kardus berukuran kecil itu dengan datar.

"Thanks, nama lo siapa?" Tanya
Devian.

"Nama saya putra," ucap putra.

Devian mengagguk, "oke putra, thanks."

"Iya bang, kalau gitu saya permisi dulu," ucap putra.

"Assalamualaikum," salam nya.

Devian menggumamkan jawaban salam putra, melihat putra sudah pergi. Devian masuk kedalam kamar dengan cepat.

"Shit,Ceroboh!  Gimana kalau mereka sampai tau apa yang ada di dalam paket ini," ucap Devian geram.

"Bawahan gak guna," umpat nya.

Devian menatap kotak yang dia pegang, membuka kotak dengan kasar.

Setelah kardus kecil itu terbuka, Devian mengambil botol kecil yang ada di dalam nya. Membuang kotak kardus dengan asal.

Senyum tipis tampak terukir saat mengamati benda itu.

"Gue gak nyangka bisa nyingkirin, Ridwan dan Hellena semudah itu bahkan tanpa harus mengotori tangan gue," ucap nya tersenyum miring.

"Padahal gue mau buat mereka ngelakuin itu dengan bantuan obat ini dan buat mereka kecewa, tapi mereka udah mempermudah rencana gue."

Devian berjalan kekamar mandi, berjongkok lalu membuka botol kecil itu. Membuang isi botol sampai habis tak bersisa.

Setelah isi botol sudah keluar semua, Devian menyiram lantai kamar mandi untuk menghilangkan cairan itu.

"Beres dengan ini, mereka gak akan nemuin botol ini," ucap Devian.

Devian menoleh kebelakang saat mendengar ponsel nya berbunyi, dengan santai dia keluar kamar mandi. Melihat siapa yang menelepon nya laki-laki itu memandang ponsel nya datar.

Mengabaikan dering ponsel yang terdengar berulang kali, Devian malah keluar dari kamar untuk membuang botol yang masih dia pegang.

"Gue buang kemana botol ini," Gumamnya sambil melihat sekeliling.

"Gue pecahin aja lah," ucap nya acuh, berjongkok di depan tempat pembuangan sampah.

Dengan sekali pukulan batu, botol kecil itu pecah menjadi serpihan kaca kecil.

"Good bye, sorry kegunaan lo belum bisa kepakai," gumam Devian dengan senyum miring nya.

Beranjak pergi meninggalkan area itu dengan wajah tanpa dosa nya. Seolah-olah rencananya kemarin adalah hal yang sangat sederhana.

Berbeda dengan Devian yang menghancurkan botol kecil agar tidak ada yang tahu, jika dia memesan obat gila itu.

Di sisi Alana, gadis itu menatap ponsel nya yang terhubung dengan seseorang yang mengoceh tanpa henti.

"Terus lo mau nya gimana?" Tanya Alana.

"Ya gue gak mau jadi pemeran cewek nya Al! Apa lagi pemeran cowok nya Farel! Gilak kali."

"Lagian sekolah lo itu kenapa sih? Bikin kayak gituan. Gak jelas banget," ucap Alana sinis.

"Ya mana gue tau Alana! Ya mungkin karna nilai mereka pada jelek!"

Vraka AtmajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang