Edgar.

1.2K 168 7
                                    

"Mendingan lo pulang deh Gar, lo minta maaf sama Alana," tutur Sean.

"Gue malu... Gue- gue udah jahat banget sama dia...," Ucap Edgar pelan.

Sean menghela nafas pelan, ikut prihatin juga dengan masalah cowok di depannya ini. Walaupun sebenarnya dia juga kaget tentang cerita Edgar yang tidak masuk logika.

"Yah... Gue gak bisa kasi saran apapun Gar. Tapi, mendingan lo pulang dan minta maaf sama Alana di maafin atau enggak itu urusan nanti," ucap Sean.

Sekitar satu jam yang lalu, Edgar datang kerumah Sean dengan keadaan yang sangat kacau. Untung saja orang tuanya sedang pergi, jika tidak akan lebih panjang urusan ini.

"Gue malu... gue- astaga bego banget gue," ucap Edgar.

Sean menatap Edgar dalam, jujur dia tak pernah melihat Edgar sekacau ini, "trus lo mau gimana? Tuh handphone lo bunyi terus.. lo gak kasian sama bokap lo?"

Edgar melirik sekilas ponsel di samping nya, sudah puluhan kali hp itu bergetar tapi di abaikan oleh nya.

"Kalau lo malu, seengak nya tau diri lah! Lo udah di besarin di situ, lo mau pergi gitu aja tanpa ngucapin sepatah kata apapun?!" Sentak Sean, geram juga lama-lama dengan tingkah Edgar.

Edgar menutup matanya ucapan Sean benar-benar mengenai ulu hati nya, tapi dia benar-benar malu untuk pulang apalagi melihat wajah Alana.

"Tapi-

"Pulang Edgar! Lo minta maaf sama mereka terutama Alana, setelah itu lo boleh balik lagi kesini," potong Sean.

"Oke! Oke! Gue bakal pulang, tapi... Arkh sial gue malu banget Sean!" Ucap Edgar geram, laki-laki itu mengacak-acak rambut nya kesal.

Sean hanya mampu menghela nafas pasrah, "terserah lo deh, mau gimana juga terserah!"

Edgar menyenderkan kepalanya ke sofa, menatap langit-langit kamar Sean dengan datar.

"Anjing! Gak nyangka ayah nyembunyiin hal sebesar ini!" Batinnya.

"Gue harus pulang! Gue harus minta penjelasan ayah!"

Setelah menyakinkan dirinya sendiri untuk pulang, Edgar segera bangkit dari sofa. Sean yang melihat Edgar beranjak terseyum tipis.

"Sean! Gue pulang dulu, makasih!" Ucap Edgar tergesa, laki-laki itu segera keluar kamar untuk menuju rumah nya.

"Gitu kek dari tadi," gumam Sean, menatap datar pintu terbuka itu.

"Kebiasaan gak pernah tutup pintu," decak nya kesal, sambil menutup pintu kamar nya.

Lain hal dengan keberadaan Edgar, kini rumah Wisnu atau rumah Alana di hebohkan dengan teriakan dua laki-laki berbeda usia.

"Kakek sih! Ngapain ngizinin Alana buat sunmori sama mereka!" Ucap Devian kesal.

"Ya mana kakek tau kalau perempuan nya cuman Alana!" Balas Abraham tak kalah kesal.

"Pokok nya salah kakek! Orang kemarin Dev udah gak izinin kok!" Kekeh Devian.

Abraham berdecak kesal, tak hanya menyesal karna mengabaikan ucapan Devian dia juga kesal karna postingan yang di tunjukan Devian.

"Nah! Kakek liat kan! Argh! Tau lah!" Ucap Devian kesal dan segera pergi dari ruang tamu.

"Devian!" Teriak Abraham, "nama akunnya apa!" Teriak nya lagi, tapi di abaikan oleh cucu laki-laki nya itu.

"Asem tu bocah," gumam nya.

Abraham mengscrol beranda instagram nya mencari kembali postingan Alana yang membuat nya menyesal mengizinkan cucu kesayangan itu ikut pergi.

"Mana sih..,"

Vraka AtmajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang