Taruhan Alana

2.2K 274 7
                                    

Edgar, Ethan, Galih dan Sean memasuki kantin di sambut dengan sapaan para gadis.

Sean yang hanya acuh berjalan menuju meja kantin, tempat biasa nya mereka makan.

"Cepetan Lih, duduk!" Seru Ethan menarik lengan Galih agar duduk di samping nya.

"Cepetan cerita," suruh Edgar setelah Galih duduk di hadapan nya.

"Jadi tu tadi pagi gu-

"Pesen!" Sean memotong ucapan Galih dengan sedikit keras, menyuruh Galih memesan makanan seperti biasanya.

"Aelah entaran kek- oke!" Ucap Galih tak jadi melontarkan protes.

"Bentar lima menit!" Seru nya lalu beranjak pergi.

Edgar dan Ethan menghembuskan nafas pasrah dengan perintah mutlak Sean.

Setelah beberapa menit Galih datang dengan satu pelayan stand membawa pesanan biasa nya mereka.

Setelah pelayan itu membagikan makanan dam Sean yang sudah mulai makan, Galih melanjutkan ucapan nya melirik sekilas ke arah Sean memastikan jika tak ada yang kurang dari pesanan Sean. Agar ucapan nya tidak di potong lagi.

"Lanjut gak?" Tanya nya

"Lanjut lah!" Seru Edgar dan Ethan kompak.

"Oke jadi tu..,"

Flashback

"Buset ini jalan apa jalur menuju neraka, padat banget!" Grutu Galih kesal di dalam mobil.

Jalanan kali ini benar-benar macet, untung saja dia bangun pagi tadi. Coba kalau bangun siang, udah kena macet telat pula bisa kena jurus maut ocehan Sean.

"Asli ada apaan sih!" Sentak nya gregetan, sudah beberapa menit mobil-mobil itu tak ada yang bergerak.

Melepaskan seatbelt dengan kasar lalu keluar mobil.

Brak!

Galih membanting pintu mobil dengan kesal, berjalan ke depan untuk melihat apa yang terjadi.

"Mau kemana kamu?" Tanya salah satu pengendara mobil saat Galih lewat di samping mobil nya.

Galih menoleh, " mau ngecek ke depan ada apa kok macet nya lama banget."

Pengendara itu mengangguk, " di depan ada kucing nyebrang di tungguin sama perempuan."

Galih membulat kan bibir nya, "hah!"
Seru nya kaget lalu meninggalkan orang itu berjalan kesal menghampiri gadis itu.

Di depan dekat lampu merah Galih bisa melihat kucing kecil dengan kaki pincang nya menyebrang zebra cross dengan pelan, di lihat oleh gadis di atas motor nya.

Galih dengan kesal berjalan menghampiri kucing itu, berniat membawa nya ke tepi saat ingin berjongkok mengambil kucing itu gerakan nya di hentikan oleh gadis itu.

"Mau ngapain lo?" Tanya gadis itu sewot menatap garang Galih dari balik helm full face nya.

Galih menoleh lalu berdecak, "lama! Gue mau sekolah keburu telat!" Sentak nya kembali ingin mengambil kucing itu.

"Taro gak!" Sentak gadis itu saat kucing kecil sudah berada di tangan Galih.

Meong meong meong

"Taro gak!" Sentak nya lagi laru turun dari motor.

Galih tak menghiraukan ucapan gadis itu, yang ia tahu dia ingin segera kucing itu sampai di ujung jalan, itu saja.

"Gak! Orang tinggal ngangkat terus taro di pinggir jalan aja susah amat!" Seru Galih.

Gadis itu berdecak keras, membuat Galih menoleh menatap gadis itu.

Vraka AtmajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang