Alva2

796 115 1
                                    

Kan, satu nya serius satu nya enggak.

Alana menatap vraka dengan datar, "duduk gak! Gausah banyak cingcong gue lagi kesel sama lo, gara-gara lo dateng bakso gue belom kemakan anjir!"

Vraka mendengus keras, duduk di samping alana dengan malas.

Terdiam, keduanya tidak ada yang bernai memulai pembicaraan. Alana sendiri bingung mau mulai dari mana.

Vraka akhirnya jengah, "kenapa diem? Gak bisa jelasin kenyataan?"

Alana menggertakan gigi garam, dan itu sukses membuat vraka terdiam.

"Gue bingung mau jelasin darimana, intinya gue emang hampir tunangan tapi gak jadi," ucap Alana menjelaskan kejadian waktu itu secara singkat.

Tapi rupanya penjelasan itu tidak bisa terjangkau oleh otak kecil Vraka, "jadi lo gak nolak kan?" Sinis nya.

"Memancing ikan harus menggunakan umpan," ucap Alana datar.

Nge-buk. Vraka menatap Alana dengan bingung alis tebal laki-laki itu mengerut dalam.

"Maksud lo apa sih al? Lo kalau emang gak mau jelasin yaudah. Seenggaknya jangan bikin otak gue sakit!" Ucap Vraka kesal.

Alana melirik Vraka dengan gemas, "bego banget sih sumpah."

"Gue tu pinter, cuman semenjak ketemu lo aja gue jadi goblok," balas Vraka.

Alana mendelik tajam, mengubah gestur tubuh nya menghadap vraka.

"Ohhh... Jadi maksud lo gue yang bikin lo goblok iya?" Tanya Alana.

Vraka mengagguk lugu, jujur banget njir asli.

"Otak lo yang gak bisa paham maksud gue, tapi lo malah nyalahin gue. Gitu?" Tanya Alana lagi.

Dan kembali di angguki oleh Vraka bahkan dengan anggukan tegas.

"Sialan lo!" Umpat Alana.

"Denger baik-baik ya kodok ngorek! Hellena pernah bilang dia bakal nge-rebut apapun yang gue punya. Dan gue pengen singkirin dia tanpa harus ngotorin tangan gue. Jadi waktu gue di jodohin sama Ridwan gue ter-

"Oh, jadi namanya Ridwan? Kerenan juga nama gue," potong Vraka.

Alana menatap datar vraka, "lo bisa dengerin gue dulu gak sih?"

Vraka mengalihkan pandangan menatap danau sunyi itu dengan muka bersemu merah.

"Ya-yaudah! Lanjutin!" Sarkas nya.

"Kalau Hellena bakal rebut apa yang gue punya, otomatis dia bakal nge-rebut dia juga kan. Makanya gue pura-pura terima! Perjodohan itu, supaya Hellena rebut dia."

"Dan jelas nya karna Ridwan itu anak ustadz dia gunain cara kotor, mereka tidur berdua dan gue gak sengaja tau. Karna otak gue yang pinter memanfaatkan situasi gue ngadu lah ke bokap nya. Dan mereka di nikahin terus keluar deh dari pondok. Selesai," jelas Alana panjang lebar.

"Jadi intinya lo terima cowok itu supaya di rebut sama Hellena dan lo berhasil ngelakuin itu?" Tanya Vraka hati-hati.

Alana mengagguk dengan bangga, mungkin bisa di apresiasikan dengan hidung yang memanjang sombong.

"Terus kalau saumpama rencana lo gak berhasil. Lo bakal nikah sama dia gitu?" Tanya Vraka lagi.

Alana mengagguk namun dengan cepat tersadar lalu menggeleng keras.

"Enggak lah gila kali!" Ucap nya.

"Terus gimana-

"Yaudah sih intinya rencana gue berhasil dan gue udah nyingkirin satu nenek lampir. Selesai," potong Alana gemas.

Vraka AtmajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang