Penghianatan.

1K 150 17
                                    

"jadi kamu tidak memperbolehkan aku keluar Alana?"

"Tidak!" Tolak Alana cepat, enak saja gadis itu akan keluar. Mana kalau sudah keluar gak pernah tau diri.

"Sudahlah toh juga bakal ada saat nya aku akan keluar."

Alana mengerutkan alis nya saat tidak lagi mendengar suara cempreng Deluna.

Gadis itu berhenti berjalan di perbatasan antara santi putra dan santri putri.

"Ngomong-ngomong jambu di sana udah abis belum ya," gumam Alana.

Kaki gadis itu kembali melangkah ke depan tapi kembali berhenti saat ucapan Aisah tempo lalu berputar di kepala.

"Anjrit gue pengen lagi," ucap Alana gemas.

Gadis itu menyipitkan matanya saat melihat siluet yang cukup tak asing di matanya, segera dia mengangkat tangan tinggi-tinggi.

"Bang!! Al!" Teriak Alana tanpa dosa.

Alsean yang kebetulan lewat tak jauh dari tempat Alana berdiri berkedip kaget, menoleh ke asal suara halus yang memanggil nya.

"Alana,"gumam Alsean.

"Sini bang! Mau minta tolong!" Teriak Alana lagi, melambaikan tangannya agar Alsean mendekat.

Alsean mengagguk ragu, berjalan mendekati Alana dengan canggung.

Sekitar 1 setengah meter lebih dekat dengan Alana, Alsean berhenti.

"Jauh amat bang, kayak jijik aja deket gue," ucap Alana cuek.

Alsean menggeleng ribut, "bukan muhrim neng, lagian itu wilayah santri putri."

"Oalah, kirain. Jangan panggil gua neng lah bang, panggil Alana aja," ucap Alana.

Alsean melirik sekilas Alana saat mereka bersitatap Alsean segera menunduk kembali.

"Iya Alana juga, panggil saya nama aja," ucap Alsean kikuk.

"Gak ah, gak sopan. Di tempeleng Devian nanti," ucap Alana memelankan kata terakhir nya.

"Alana mau minta tolong apa?" Tanya Alsean.

Alana tersenyum lebar, mengedipkan matanya berulang kali," bang Al kan baik, ambilin jambu alana dong."

Alsean tertegun sebentar, senyuman manis milik alana seakan membuat waktu berhenti saat itu juga jiaaahhhh..

"J-jambu?" Tanya Alsean gugup.

"Iya jambu, itu loh yang kemarin," ucap Alana

"Alana mau berapa?" Tanya Alsean lembut.

"Em...," Alana tampak menimbang-nimbang pertanyaan Alsean.

"Lima aja yang merah terus yang agak besar, cepetan bang Al tunggu sini," ucap Alana mengibaskan tangannya.

Alsean mendengus geli, laki-laki itu mengagguk samar lalu berpamitan kepada Alana.

"Yaudah saya ambilin dulu, kamu tunggu sini jangan kesana lagi. Nanti dimarahi umi," tutur Alsean.

Alana mengangguk patuh, tersenyum simpul pada Alsean yang berjalan menjauh.

"Jadi kangen Vraka, lagi apa ya tuh cebong," gumam Alana tersenyum tipis.

Alana melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan nya, mengamati detik jarum jam itu.

"17.09 berarti kurang tiga jam lagi," gumam Alana.

"Nikmati pertunjukan yang lo buat sendiri Hellena dan gue yang akan ambil keuntungan nya," ucap Alana tersenyum miring.

Dia sudah tak sabar menantikan kejadian tiga jam kedepan, jika dulu Alana akan menangis tersedu-sedu maka sekarang dia akan tertawa paling keras.

Vraka AtmajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang