Alva3

862 133 12
                                    

Mereka berdua menghabiskan waktu di danau kecil itu dengan tawa yang terus beriringan.

Vraka laki-laki itu pertama kalinya tertawa selepas ini dengan orang lain selain sahabat kecil nya itu.

Dan saat ini kedua orang itu duduk di bawah pohon dengan nafas yang terengah-engah.

Vraka meletakkan kepalanya di paha Alana dia dengan nyaman memeluk pinggang Alana dengan menyembunyikan wajahnya di perut datar alana.

Sedangkan Alana dia menyenderkan tubuhnya di pohon dengan tangannya mengusap-usap rambut setengah basah vraka.

Keduanya terdiam cukup lama, vraka benar-benar nyaman dengan posisinya. Bahkan hampir tertidur jika alana tidak menjambak rambut nya dengan keras.

"Aws apaan sih monyet?!" Tanya Vraka kesal.

"Ka tadi kita kesini lo tau jalan pulang nya kan?" Tanya Alana tiba-tiba.

Dan pertanyaan yang dengan terang-terangan tidak bisa di jawab oleh vraka.

"Enggak, gue gak nyadar," ucap Vraka polos.

Alana menunduk menatap vraka yang hanya menampilkan wajah tak berdosa nya.

"Gak nyadar?" Tanya nya.

Vraka mengagguk, dan mereka terdiam. Sampai mereka berdua beranjak dengan cepat dan saling menatap dengan panik.

"Lo jangan bercanda ka! Gak lucu woy!" Ucap alana panik.

"Gue gak mungkin bercanda oncom! Ni kalau ilang kita gimana," ucap vraka.

Alana mendekat kearah vraka, menautkan jari-jemari ke tangan besar vraka dan menatap sekitar dengan gugup.

"Lo jangan nakut-nakutin al, expresi lo biasah aja dong," ucap Vraka yang ikutan gugup.

Sudah berapa jam mereka disini? Dan sekarang sudah jam berapa!

Alana merogoh sakunya menggambil ponsel yang ternyata. Mati

"Ba-batrai nya abis coy," ucap Alana.

Vraka melirik jam tangannya, 17.49
Melihat arah jam vraka menelan ludah nya gugup.

"Jam enam kurang anjir, astagfirullah al. Gemetaran gue anjir," ucap Vraka.

"Ayok keluar dulu, serem anjir lama-lama," ajak alana.

Vraka mengagguk cepat, laki-laki itu meremas jari alana dengan gugup.

Berjalan dengan sedikit cepat lalu segera menaiki motor mereka masing-masing.

"Duluan Al gue di belakang lo," ucap Vraka.

Alana mengagguk akhir nya dengan gusar mereka pergi dari hutan itu. Awalnya memang hanya ada satu jalan untuk keluar dari hutan tapi setelah mereka menemukan simpang 3 keduanya mulai bingung.

"Yang mana nih tadi?" Tanya Alana panik.

"Sebentar gue inget-inget dulu!" Balas Vraka.

Alana menggeleng kan kepalanya panik, untung nya mereka sudah keluar dari area hutan dan sudah menemukan beberapa rumah penduduk di sana.

"Coba tanya orang deh ka, dari pada nyasar," usul Alana.

Vraka mengagguk laki-laki itu turun dari motor nya untuk menanyakan jalan.

Alana menunggu dengan wajah kusut, "laper banget gue ya Allah. Gak ada tukang makanan apa ya daerah sini?"

Satu menit kemudian vraka menghampiri alana, dia menunjuk jalan yang berjalan lurus.

"Itu katanya, coba ayo kesana dulu," ucap vraka.

Alana mengagguk, dia melakukan motor nya kearah yang di tunjuk vraka.

Vraka AtmajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang