"Freya orang tua kamu sudah meninggal lima belas tahun lalu, saat kamu masih berumur lima tahun."
Kalimat itu menghantam keras dada Freya, lalu siapa yang dia perjuangan kan selama ini?
"Om bercanda kan, kata om ayah Freya masih hidup," jawab Freya di sertai kekehan kecil.
Orang yang di panggil Om oleh Freya itu memejamkan mata nya.
"Saya sekertaris Papa kamu, beliau meminta saya untuk merawat mu," jelas nya.
Deg
Hujaman pisau merobek hati Freya dengan brutal, sakit. Seolah ada tangan raksasa yang meremas hati nya.
Melihat keterdiaman gadis di depan nya, Veno menghela nafas nya.
"Bisa anda jelas kan?" Tanya Freya dingin.
Dia tripikal orang tak suka di bohongi, jelas sekali lima belas tahun dia hidup bersama orang yang mengaku sebagai Om nya namun ternyata tak lebih dari sekedar sekertaris!
"Freya, saya tau ini berat untuk mu. Maaf sudah membohongi mu lima belas tahun lama nya, namun sekarang saya rasa kamu sudah siap untuk mendengar nya," jelas Veno.
Freya terdiam tak ada niatan sedikit pun untuk menjawab. Melihat keterdiaman ponakan asuh nya Veno kembali berucap.
"Sebastian Thie adalah bos saya Veno Milian Grady. Di perusahaan ST CORB , beliau kecelakaan bersama dengan istri dan anak nya yaitu kamu.
Sesaat sebelum beliau menutup mata, dia ingin saya menjaga kamu seperti anak sendiri. Di saat itu lah saya berjanji akan menjaga mu."
Freya terdiam, lalu kenapa dia tak mengingat apapun!
"Ingatan kamu terpaksa saya hapus, kamu trauma besar akibat kejadian itu," jelas Veno saat Freya mengeryitkan bingung.
Deg!
Freya memejamkan mata nya, putaran memori menyakitkan menyeruak masuk dalam pikiran nya.
Kilasan-kilasan bahagia sesaat itu bersarang di kepala.
Menjambak rambut nya keras, menahan tubuh agar tak tumbang.
"Papa! Freya mau main bola," ucap gadis kecil tangan nya memegang bola.
"Bentar ya Freya kecil, Papa selesain ini dulu,"
Freya kecil mengerutkan bibir nya kesal, "Papa! Inikan hari libur."
"Papa masih kerja sayang, ayo main sama mama dulu, nanti kita main bareng papa," ucap perempuan dewasa dengan lembut.
"Ish mama! Freya mau main sama papa juga sekarang," rengek Freya kecil.
Papa Freya terkekeh kecil, "iya sebentar oke, papa telfon temen papa dulu."
"Ish cepetan papa!" Rengek Freya.
"Sebentar sayang, papa lagi telfon tuh," ucap mama Freya mengelus rambut anak nya sayang.
"Vano bisa kamu selesai kan pekerjaan saya?" Tanya papa Freya.
"Baik tuan, saya akan selesai kan," jawab Vano di sebrang.
Setelah beberapa menit telfon itu di matikan oleh Papa Freya.
"Ayok! Kata nya main," ajak nya.
Freya kecil tersenyum lebar, "ayo!"
Freya menjambak rambut nya keras terduduk di lantai dengan keringat bercucuran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vraka Atmaja
Teen FictionGara-gara beda agama, mereka berdua sama-sama kehilangan cinta pertamanya. Start : 19 Agustus 2021