Chapter47

333 17 2
                                    

| Kamu Yang Selalu Berhasil Membuatku Malu Sekaligus Kesal, Tapi Aku Mencintaimu |

〰️▫️◽◻️⬜💜⬜◻️◽▫️〰️

Sudah seminggu sejak kejadian Kak Arkan, tidak terasa pula hari ini adalah hari dimana Ardan akan meresmikan hubungan kami, orangtua Ardan juga akan ke Surabaya hari ini. Ini hari yang sangat menyenangkan sekaligus membuatku gugup.

Mengenai Kak Arkan, aku tidak terlalu tahu betul dengan kondisinya sekarang. Yang kutahu dari Ardan, Kak Arkan pergi ke Pamannya di Belanda atas perintah Papanya. Tentu saja Papa sangat kecewa dengan Kak Arkan, belum lagi karena Kak Arkan sebelumnya memang pernah mencoreng nama baik keluarga dan sekarang ditambah lagi karena kasus penggelapan dana perusahaan.

Awalnya Papa ingin menyerahkan semuanya ke pihak yang berwenang, tapi karena Mama terus memohon akhirnya Papa mengurus semuanya dengan syarat Kak Arkan harus pergi ke Belanda dan tinggal Bersama adiknya Papa. Bukan karena apa, Papa ingin Kak Arkan belajar dari kesalahannya dan semoga saja Pamannya Ardan bisa membantu karena yang kudengar dari Ardan, Pamannya itu memang sangat disiplin dan keras.

Sebagai seorang ibu, pastilah Mama Kak Arkan sangat sedih tapi mau tidak mau Mama juga harus menerima keputusan ini daripada melihat Kak Arkan di penjara. Meskipun beliau terlihat baik-baik saja tapi aku tau hatinya sangat berat melepas Kak Arkan untuk pergi ke Belanda, tak bisa dipungkiri juga Mama pastis sama kecewanya seperti Papa.

Aku juga tidak mengerti mengapa Kak Arkan bisa menggelapkan dana perusahaan. Untuk apa? Aku tidak yakin jika alasannya adalah kekurangan uang. Kak Arkan bukan tipikal orang yang rela menggelapkan dana perusahaan saat dirinya kekurangan uang, aku tidak mengerti tapi Ardan bilang seorang bawahannya di perusahaan pusat menemukan rancangan bangunan besar di laci Kak Arkan, Ardan curiga bahwa Kak Arkan ingin membangun perusahaan baru dengan diam-diam.

Hal itu juga yang menjadi awal mula kecurigaan Ardan, setelah mencari informasi lebih lanjut akhirnya Ardan menemukan kejanggalan pada data keuangan perusahaan pusat, disanalah Ardan sudah menduga bahwa Kak Arkan melakukan kecurangan.

Jam sudah menunjukan pukul 9 pagi, kudengar keluarga Ardan sudah berangkat dari jam 7 pagi tapi kenapa mereka belum juga datang? Aku benar-benar gugup.

Keluargaku sudah standby sejak pagi, Mami bahkan sampai membantu Bibi memasak di dapur, katanya biar special jadi Mami sendiri yang harus memasak. Ntahlah.

Kak Aya sedang berlarian mengejar Evan yang sedari tadi tidak diam, anak itu sedang disuapi sayuran yang Kak Aya kukus tapi seperti anak lain pada umumnya, Evan menolak untuk memakannya. Papi dan Mas Adi tengah mengobrol di halaman belakang, entah sedang membicarakan apa yang jelas sepertinya tengah membicarakan soal pekerjaan.

Sedangkan aku masih duduk di ruang keluarga, terus mengganti siaran ditelevisi secara acak untuk menutupi rasa gugup dan bosanku. Ardan? Jangan tanya, anak itu sudah menghilang sejak pagi. Mami bilang dia pergi ke bandara untuk menjemput keluarganya.

Kami sekeluarga sudah kompak memakai baju berwarna senada karena Mami memaksanya, bahkan Mami memesan baju ini tepat setelah Ardan mengatakan akan melamarku saat di rumah sakit satu minggu yang lalu, padahal menurutku tidak perlu seperti itu. Itu agak berlebihan.

Ting tong!

Suara bel di depan pintu mengalihkan atensi kami, Papi dan Mas Adi terlihat bangkit dari duduknya dan mulai berjalan menuju ruang tamu. Jantungku mulai berdebar tak karuan saat Bibi membukakan pintu. Mami berjalan ke arah pintu mengikuti Bibi, sedangkan aku belum berani pergi ke ruang keluarga untuk bergabung dengan Papi dan Mas Adi. Oh ayolah, kenapa aku jadi sangat gugup begini? Aku kan sudah pernah bertemu dengan keluarga Ardan sebelumnya.

My First Love is My SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang