Chapter37

387 27 3
                                    

| Saya Suka Kamu Untuk Yang Kedua Kalinya |

〰️▫️◽◻️⬜💜⬜◻️◽▫️〰️

Salah paham, dampaknya memang luar biasa merugikan. Salah paham selalu terjadi ketika suatu persoalan belum terkonfirmasi atau ada pula yang seenak jidat menyebarkan kebohongan. Itulah yang sedang terjadi padaku, entah dari mana berita bohong tersebut sampai-sampai seluruh pekerja di perusahaan inti sudah mendengarnya.

Bertanya pada Kak Arkan sendiri pun dia bilang tidak tahu menahu dan aku juga tidak tahu siapa yang menyebarkan kebohongan itu, sudah pasti bukan Kak Arkan. Aku percaya padanya.

Gosip bahwa aku dan Kak Arkan menjalih hubungan bahkan sudah terdengar ke perusahaan cabang, tempat Kak Arkan dulu. Dan sudah dapat di pastikan Pak Ardan juga sudah tahu, bagaimana ini?

Sedari 5 menit lalu yang bisa kulakukan hanya mondar-mandir layaknya setrikaan, bingung harus bagaimana. Seharusnya berita tidak benar itu di selesaikan tapi kondisiku saat ini sedang tidak memungkinkan untuk kembali ke Jakarta, aku baru sampai di Bogor kemarin.

Sudah pukul 11.32, yang berarti Feni sudah jam makan siang. Aku ingin bertanya lebih jelas lagi padanya.

"Halo Ra? Lo kok gak masuk kantor? Tadi pagi kedengerannya udah sembuh. Jangan bilang lo kabut dari PJ?"

"Fen, dengerin gue baik-baik ya. Jangan lo potong sedikit pun."

"Kenapa si?"

"Posisi gue sekarang lagi di Bogor, ngikutin Pak Ardan kar—"

"What Anara?!"

"Fen! Gue bilang apa tadi?!"

"He he sorry, lanjut Ra."

"Kontrak kerja gue sama Pak Ardan belum kelar, pokoknya ada perjanjian gitu kalo salah satu pihak mutusin kontrak ada dendanya. Terus hubungan gue sama Pak Arkan gak ada apa-apa Fen, suer! Sumpah dah! Di—"

"Tunggu! Maksudnya lo sama Pak Arkan gak pacaran?"

Hufh ... Sabar Anara, rasanya pengen banget tenggelamin Feni di laut deh.

"Gue bilang jangan potong omongan gue Markonah!"

"Sorry Ra,"

"Lanjut gak nih?"

"Yes, Next, lanjut, jejak."

"Lama-lama gue lelepin beneran deh lo Fen!"

"Gimana mau ngelelepin coba Ra? Lo nya aja gak ada di deket gue."

"Pembunuh bayaran otw Fen."

"Becanda Ra, lanjut cepet gue mau makan nih."

"Pak Arkan emang pernah nyatain perasaan ke gue tapi gue tolak Fen, gue cuma mau minta tolong sama lo."

"Apaan?"

"Cari tau siapa yang nyebar gosip."

***

Sudah pukul 10 malam tapi Pak Ardan masih belum pulang juga, apa dia akan melembur hari ini? Kenapa aku merasa takut ya?

Aku tidak ingin Pak Ardan salah paham padahal Pak Ardan bukan siapa-siapa jika pun aku benar bersama Kak Arkan. Kenapa aku jadi kalang kabut seperti ini? Oh ada apa denganku? Rasanya sangat menyebalkan!

Siapa sebenarnya yang menyebarkan gosip bahwa aku dan Kak Arkan menjalin hubungan? Untuk apa dia menyebarkan suatu kebohongan seperti itu? Aku tidak punya musuh di kantor, siapa dia sebenarnya?

My First Love is My SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang