Chapter14

548 21 0
                                    

| Saat Kepolosanmu Di Permainkan, Disana lah Kau Harus Bertindak |

〰️▫️◽◻️⬜💜⬜◻️◽▫️〰️

Aku benar-benar bingung sekarang, apa tanggapan orang lain padaku nantinya? Walaupun aku itu tipikal orang yang cuek terhadap penilaian orang lain tapi selama masih dalam batas wajar aku baik-baik aja tapi jika sudah diluar batas aku pasti akan malu jika seandainya orang-orang tau apa yang sudah aku lakukan.

Semalaman aku nangis sepulang dari Medan, nyesek banget ngalamin insiden buruk di Medan sampai-sampai mahkota jadi korban. Tapi kok anehnya aku nggak inget dan nggak ngerasa apa-apa ya? Kalo bener malem itu aku sama Pak Ardan ... Ah inget Pak Ardan aja aku langsung sedih. Walaupun dia sudah bilang mau tanggung jawab tapi aku nggak nyangka ternyata Pak Ardan bisa seberengsek itu.

Gimana reaksi keluarga aku nantinya? Apalagi Mami, dia yang udah ingetin berkali-kali buat jaga diri. Malah Mami sendiri yang bilang kalo Pak Ardan bakalan jagain aku tapi malah sebaliknya.  Aaa ... Aku benar-benar frustasi.

Kutelungkupkan wajahku dibalik dipatan tangan diatas meja cafe, bahkan Feni yang sedari tadi mengoceh pun tidak aku dengarkan. Pikiranku sudah teralihkan sekarang. Aku benar-benar hancur, hidupku berantakan.

"Ra?"

"Hm?"

"Lo kenapa si?" aku mendongak menatap Feni yang pasti heran dengan sikapku yang menjadi pendiam sekembalinya dari Medan. Aku menghela napas panjang mencoba menenangkan diri sendiri.

"Gakpapa," jawabku lesu dengan senyuman yang ku paksakan, semoga Feni tidak curiga.

"Gakpapa gimana? Dari tadi lo cuma diem, lo kenapa?"

"Hufh ... Mungkin semua ini karena uchiha itachi membantu Jorge Lorenzo menjuarai moto GP dengan izin kerang ajaib spongebob yang membuat madara berburu ubur-ubur dan ditemani oleh power ranger, juga kembalinya tuan crab berjualan mie ramen di konohagakure oleh sebab itu captain tsubasa berhasil mengalahkan pain yang membuat lufy bersedih karena upin dan ipin bergabung ke akatsuki, lalu spriderman berhasil mengumpulkan ketujuh dragon ball dan membuatku sesedih ini."

1 detik

2 detik

3 detik

"Hah?" Feni melongo menatapku dengan wajah bodohnya dan mulut yang terbuka.

"Apa tadi Ra?"

"Hm?"

"Lo bilang apa barusan?"

"Apa? Barusan gue ngomong apaan emang?" serius aku sedang tidak konsen, memang barusan aku ngomong apa? Astaga! Gak keceplosan tidur sama Pak Ardan kan?!

"Lo ... " Aku menelan ludahku susah payah melihat mata memicing milik Feni, apa aku ketahuan? "Aneh!" Sambungnya membuatku bernapas lega.

"Bos lo pinter banget Ra, ngasih konpensasi di hari libur kayak gini. Bijak banget." Ujar Feni terkekeh, dasar kampret!

"Anara?"

Aku dan Feni menoleh menoleh ke sumber suara, oh astaga ... Kenapa dia ada dimana-mana? Belum puas memenuhi otakku dan sekarang berada didepanku?!

"Eh Pak Ardan, Bapak lagi ngapain disini?" tanya Feni, biarlah, aku malas berbicara dengan Ardan. Tidak ada lagi kata sopan untuknya!

"Tadi ada urusan ketemu seseorang disini, kebetulan liat kalian."

Nye nye nye! Males banget denger suaranya. Kebetulan apa ngikutin aku si?

"Oh ... Bapak mau gabung?" aku langsung memberi Feni pelototan tajam! Kenapa dia malah mengajak Ardan bergabung?! Arrgh ...

My First Love is My SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang