Chapter48

319 11 2
                                    

| Merindukanmu Adalah Satu Hal Yang Sangat Menyebalkan Untukku |

〰️▫️◽◻️⬜💜⬜◻️◽▫️〰️

Ardan Pov

Rindu. Satu kata yang mungkin selalu memenuhi isi kepalaku selama 3 minggu ini. Sangat menyebalkan memang, untuk pertama kalinya aku benci bekerja di kantor dan untuk pertama kalinya aku juga merasa sangat hampa dan kesepian. Aneh, jauh dari Anara entah kenapa membuatku menjadi lemah seperti ini.

21 hari tidak bertemu dengan Anara terasa sangat lama bagiku, terasa seperti 21 bulan lamanya. Aku benar-benar merindukannya. Sialnya, selama 3 minggu ini aku harus menyelesaikan pekerjaan di kantor. Tidak seperti CEO di dalam film atau di dalam novel-novel yang biasanya selalu memiliki luang dan bebas melakukan semua hal yang dia mau, karena realitasnya ternyata justru tidak seperti itu.

Ah tapi apa boleh buat karena kenyataannya pekerjaan akan sangat menumpuk nantinya jika tidak dikerjakan sekarang dan bagusnya lagi karena aku bisa libur untuk honeymoon setelah menikah. Memikirkannya saja membuatku bahagia. Aku ingin segera satu minggu ini berlalu.

Soal Kak Arkan, aku tidak menerima kabar apapun darinya setelah kejadian di Surabaya. Jujur aku sangat sedih, walau bagaimana pun Kak Arkan adalah sosok Kakak yang baik bagiku walaupun kami jarang berinteraksi saat kecil, kami selalu akur saat bertemu tapi semuanya mulai berbeda sejak Kak Arkan tau jika aku bukan adik kandungnya, apalagi mengingat bagaimana sikap Papa pada kami berdua membuat Kak Arkan semakin benci padaku.

Sering ku pergoki juga saat aku pulang ke Jakarta, Mama sedang menangis sendirian, hatiku sangat sakit melihatnya tapi apa yang bisa ku lakukan? Mama sangat menyayangi Kak Arkan dan itu tidak apa untukku, wajar saja karena Kak Arkan anak kandungnya. Semua ibu di dunia ini pasti akan sedih jika anaknya dikirim jauh darinya. Tapi itu juga yang terbaik untuk Kak Arkan, aku pikir akan lebih sakit lagi jika melihat Kak Arkan dipenjara.

Sebenarnya aku tidak berniat membuka kebenaran ini, bahkan aku berniat menutupi penggelapan dana yang Kak Arkan lakukan, sebagai gantinya aku ingin mengembalikan uang tersebut dengan uang pribadiku sendiri, apalagi karena aku juga memang sudah mempunyai niat untuk melamar Anara, aku tidak ingin ada kekacauan di keluargaku.

Tapi tak kusangka Kak Arkan malah berbuat hal yang justru menghancurkan kepercayaanku, dengan terpaksa aku membeberkan kebenaran tersebut. Tapi aku membuatnya seolah bahwa bukan aku yang membongkar semuanya, aku juga tidak mau terlihat jahat dimata Mama. Maafkan aku Ma, tapi kebenaran tetap harus di lakukan sekalipun yang melakukan kesalahan adalah anggota keluarga sendiri.

Sudah hampir pukul 11 malam, aku meregangkan tangan dan kepalaku sebentar kemudian berdiri setelah mematikan komputer di mejaku.

Meja Anara tampak sepi, biasanya dia selalu menungguku untuk pulang bersama walau pada akhirnya dia ketiduran di sofa dan aku juga yang harus menggendongnya sampai ke mobil. Merepotkan, tapi aku suka.

Kantor sudah sepi jam segini, jika di kantor pusat biasanya ada beberapa karyawan yang masih berkutat dengan computer tapi lain halnya dengan kantor cabang yang memang tidak sesibuk kantor pusat. Membicarakannya membuat teringat akan permintaan Papa untuk mengurus kantor pusat kembali, setelah kepergian Kak Arkan ke Belanda, kursi CEO di perusahaan pusat masih kosong.

Sebenarnya aku tidak berencana untuk kembali menjadi CEO di kantor pusat, bukan karena tidak tertarik tapi biarlah kosong sampai Kak Arkan Kembali dari Belanda walaupun aku tidak tau kapan Kak Arkan Kembali, aku masih menginginkan Kak Arkan yang memimpin perusahaan pusat yang memang sudah seharusnya dia pegang dari dulu.

Setelah menikah pun aku berencana tinggal di Bogor dengan Anara, Anara juga lebih menyukai Bogor dari pada Jakarta yang kata Anara adalah gudangnya macet.

My First Love is My SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang