Chapter11

620 28 1
                                    

| Perubahan Sikapmu Yang Tiba-tiba Selalu Berhasil Membuatku Heran Sekaligus Khawatir |

〰️▫️◽◻️⬜💜⬜◻️◽▫️〰️

Medan, ibu kota provinsi Sumatra Utara ini merupakan kota terbesar ke-3 sekaligus kota terbesar diluar pulau Jawa. Kota dengan luas 265,10 km² ini memang sudah terkenal karena perdagangan, industri dan bisnisnya sedari dulu. Dengan bermottokan 'Bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk kemajuan dan kemakmuran kota Medan metropolitan', menjadikan kota ini kota makmur dan banyak dijadikan tujuan destinasi pengusaha dan wisata oleh banyak orang.

Setelah terbang selama kurang lebih 2 jam 20 menit akhirnya aku dan Pak Ardan tiba di bandara Internasional Kuala Namu. Aku kira aku tidak akan ikut tapi Pak Ardan mengatakan bahwa dia akan sangat membutuhkan sekretaris nantinya entah benar untuk urusan pekerjaan atau hanya untuk membuatku kesal. Entahlah yang jelas aku memang berniat bekerja bukan main-main.

Ini kali pertama aku menginjakkan kaki di Medan tapi lain halnya dengan Pak Ardan. Bosku itu mengatakan dia pernah ke Medan untuk urusan bisnis sekitar satu tahun yang lalu.

"Biar saya saja Pak, masa koper sekretaris dibawain bosnya? Apa kata orang nanti?" bujukku sembari berusaha mengambil koper di tangannya. Kami memang sengaja membawa baju karena disini Pak Ardan tidak hanya akan tinggal sehari saja, dia juga akan memeriksa beberapa bangunan hasil kerja perusahaannya dan Pak Ardan juga diundang untuk pembukaan salah satu gedung pernikahan yang dibangun dibawah pimpinannya.

"Tidak papa, biar saya saja. Toh dibandara ini tidak ada yang mengenal saya sebagai bos kamu." Ujar Pak Ardan, dia melenggang pergi mendahuluiku sebelum aku ingin protes. Entah kenapa sikap Ardan menjadi berubah menurutku, semenjak kejadian batagor lima rasa itu dia jadi tidak pernah mengerjaiku lagi. Bahkan saat bicara dia jarang sekali menatapku langsung, aku bingung. Apa aku berbuat salah padanya? Tapi malam itu aku benar-benar lelah dan mana ada batagor lima rasa coba? Ah sudahlah biarkan saja.

Hari ini tak bisa ku sangkal bahwa Ardan terlihat sangat tampan, kacamata hitam yang bertengger di atas hidungnya membuatku mendecak kagum. Dia terlihat seperti seorang miliarder tampan seperti di cerita-cerita novel yang sering kubaca.

Kemeja berwarna salem yang dia masukkan ke dalam celana bahannya membuatnya terlihat seperti seseorang yang profesional, dari cara dia berjalan pun terlihat sangat cool. Oh ada apa denganku? Kenapa aku terus memujinya? Dulu aku bilang dia cupu dan sekarang aku bilang dia cool. Sadar Anara!

Dengan langkah cepat aku menyusul Pak Ardan yang sudah lebih dulu pergi sambil menyeret dua buah koper ditangan kanan dan kirinya.

Setelah memesan taksi online Aku dan Pak Ardan segera masuk menuju hotel yang sudah aku booking sebelumnya.

Setelah 10 menit akhirnya kita sampai, Prime plaza hotel kualanamu adalah salah satu hotel terdekat dengan bandara, berjarak 7,1 Km dari bandara, lokasinya dijalan Arteri Kualanamu, Deli Serdang. Aku dan Pak Ardan sengaja membooking hotel ini karena jaraknya dekat dengan bandara dan tidak terlalu jauh juga dengan lokasi pertemuan klien nanti.

Dari total 140 kamar di hotel ini, kami memesan dua kamar yang saling bersebelahan. Setelah memverifikasi pada Front Office kami kemudian masuk ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Siang ini Medan terasa panas, beruntung di kamar hotel ini aku bisa tidur dengan bantuan AC. Fasilitas dihotel Bintang 4 ini memang cukup lengkap, disini bahkan ada ruang pertemuan yang cukup besar, mungkin bisa menampung sampai 500 orang.

Jadwal pertemuan Pak Ardan dan Klien memang besok pagi tapi kami sudah stay satu hari sebelum jadwal dimulai agar tidak ada kendala nantinya dan pastinya Pak Ardan juga akan merasa lelah jika tidak diberi waktu renggang dahulu.

My First Love is My SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang