Chapter08

731 30 2
                                    

| Rasa Khawatirmu Ketika Aku Sakit Adalah Obat Paling Ampuh Untukku |

〰️▫️◽◻️⬜💜⬜◻️◽▫️〰️

Ardan Pov

Pagi ini aku bangun dengan kepala yang sedikit pusing, pasti ini gara-gara aku sering begadang untuk menyelesaikan pekerjaanku. Walau aku pulang di sore hari dari kantor, bukan berarti aku hanya diam di rumah. Aku kembali melanjutkan pekerjaan dirumah, aku tidak akan mengecewakan Kakek selaku pendiri perusahaan Cakra Dara.

Akhir-akhir ini aku disibukan dengan proyek yang akan dibangun di Medan, ditambah lagi aku harus membantu perusahaan cabang di Bogor yang Kak Arkan kelola.

Sesibuk-sibuknya diriku mengurus kantor aku tidak akan pernah lupa untuk terus mengerjai Anara, gadis yang sudah menolakku itu tak luput dari perintah tak masuk akalku tiap harinya.

Mulai dari menyuruhnya membuatkan kopi dengan suhu yang harus pas 93°c sampai-sampai dia harus mengomel sambil bolak-balik membuatkanku kopi. Sangat menyenangkan membuatnya kesal seperti itu, wajah kesalnya terlihat sangat menggemaskan.

Jika saat pertama kali kerja aku menyuruhnya membelikanku kopi 3 rasa, kali ini aku menyuruhnya membelikanku air minum dengan 3 rasa buah yang berbeda. Dia malah memberiku es buah waktu itu, dia bilang 'Ini air minum spesialnya Pak, bukan hanya 3 rasa buah tapi ada 9 rasa buah berbeda. Mulai dari melon, semangka, buah naga, mangga, strawberry, apel, anggur, timun suri sama kelapa. Lengkap Pak, bahkan si abang tukang es buah juga ikut kedalem es buahnya.' Penjelasannya saat itu membuatku ingin tertawa, dengan serius plus kesal dia menyebutkan satu persatu nama buah-buahan dalam semangkuk es buah.

Tak sampai disitu, aku juga menyuruhnya menghitung jumlah keramik diruanganku, mengambilkan berkas tak penting dari gudang hanya untuk melihatnya bolak-balik, menyuruhnya mengecek kaca disetiap lantai, memberikan surat ke setiap pengawas kantor padahal bisa ku kirim melalui e-mail dan masih banyak lagi.

Tadi pagi aku hanya sarapan sedikit dan langsung berangkat ke kantor pagi-pagi karena merasa tak enak dengan makanan yang kumakan, padahal masakan Mama adalah masakan paling enak tapi rasanya mendadak menjadi hambar tadi pagi.

Sesampainya di kantor rasa pusingku semakin terasa, aku mencoba untuk kembali fokus pada layar komputer di depanku tapi malah semakin terasa denyutan di kepalaku. Ku buka kacamataku dan perlahan ku pijit pelan pelipisku berharap rasa pusingku akan sedikit mereda.

Anara masuk dengan membawa berkas yang harus ku tandatangani dan sudah dia periksa, aku menandatangani dengan cepat.

"Siang ini Bapak ada jadwal makan siang dengan klien Pak," ujarnya, aku hanya mengangguk pelan mendengarnya."Kalau begitu saya permisi." Sambungnya kemudian keluar dari ruanganku.

Tak lama Anara pergi, dia sudah kembali lagi ke ruanganku. Ada apa lagi? Aku tidak ingin dia melihatku seperti orang lemah, terpaksa aku menutup wajahku.

"Maaf Pak, anda ada jadwal meeting setengah jam lagi."

"Tolong gantikan saya, catat saja semua hal yang dibahas." balasku.

"Bapak kenapa? Bapak sakit?" tanyanya, aku sedikit terkejut ketika Anara menempelkan tangannya di keningku, dia masih sama seperti dulu, selalu care dengan orang sakit.

"Saya tidak papa, tolong wakilkan saya. Saya ingin istirahat sebentar." Balasku.

Aku kembali menutup mataku sambil bersandar dikursi, rasa pusingku ini sangat menyiksa. Sepertinya akan lebih baik jika aku tidur sebentar walaupun dalam keadaan tidak enak seperti ini.

My First Love is My SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang