| Percayalah, Setelah Sekian Lama Tak Bertemu Dan Takdir Mempertemukan Kita Kembali, Rasa Senang Mendahului Keterkejutanku |
〰️▫️◽◻️⬜💜⬜◻️◽▫️〰️
Ardan Pov
Proyek yang kuurus kali ini lumayan besar meskipun tidak sebesar proyek yang dikerjakan Papa, akhir bulan ini orang-orang dikantor mulai melembur karena menumpuknya pekerjaan. Sebenarnya aku selalu tidak enak melihat karyawan kantor pulang malam, apalagi dengan karyawan perempuan. Bukan apa, jika terjadi sesuatu dengan salah satu karyawan kantorku, aku sendiri yang akan merasa bersalah dan tak enak.
Hari ini sekretarisku mengajukan resign padaku, kandungannya sudah menginjak 7 bulan membuatku tak tega melihatnya terus berkerja, dengan berat hati dia juga mengundurkan diri karena memang suaminya juga memintanya berhenti kerja dan fokus pada kelahirannya nanti.
Ah di sela-sela kesibukanku seperti ini kenapa sekretarisku malah harus resign? Aku sudah memerintahkan Safa, untuk segera mencari pengganti Hana, sekretarisku.
Tok tok
"Pak, seorang perempuan ingin melamar menjadi staf, apa bapak ingin seleksi untuk penggantian Bu Hana? Barangkali dia cocok menjadi sekretaris Bapak," ucap Safa setelah mengetuk dan langsung masuk. Aku berfikir sejenak, boleh juga ide Safa. "Bagaimana Pak?" lanjutnya.
Aku mengangguk dan mengatakn bahwa aku sendiri yang akan melakukan interview padanya, kadang HRD meloloskan orang yang tidak aku suka apalagi ini seleksi untuk sekretarisku maka dia harus benar-benar profesional dalam bekerja.
Setelah Safa undur diri, aku kembali berkutat pada pekerjaanku, laporan akhir bulan kali ini ada yang tidak sesuai membuatku serasa gila. Tak lama ku dengar pintu kembali terbuka, aku masih belum menoleh dan tetap fokus pada beberapa berkas di depanku.
"Maaf Pak, ini pelamarnya." Ucapan Safa membuatku seketika menoleh, astaga! Sebisa mungkin aku menetralisir rasa kagetku, saat menoleh.
Deg
Aku benar-benar kaget bukan main. Walau penampilannya berbeda aku masih bisa mengenalinya, apa tebakanku benar?
Dia tampak gugup saat kutatap, ah sepertinya dia tak mengenaliku. Baguslah, setelah dia duduk di depanku aku mulai mengajukan pertanyaan yang sedari tadi sudah ku tahan.
"Siapa namamu?" tanyaku memastikan jika tebakanku benar, safa keluar dari ruangan menyisakan aku dan dia disini, tak bisa ku pungkiri jika aku juga merasa sedikit canggung bertemu dengannya lagi tapi sepertinya dia masih tak mengenalku.
"Anara Pricilla Bramawijaya," balasnya lembut sambil menyerahkan berkas lamarannya. Oh sejak kapan gadis tomboy ini menjadi lembut saat bicara? Lihat cara dia berpakain sekarang, apa ini benar-benar dia?
Setelah membaca resume dan biodatanya, dugaanku benar. Dia gadis itu, gadis yang menolakku ketika aku masih anak SMA di Surabaya.
Aku punya ide! Apa aku harus bermain-main dengannya? Itung-itung membalas rasa kecewaku dulu.
"Kebetulan saya membutuhkan sekretaris pribadi, jika anda mau anda bisa menjadi sekretaris pribadi saya dibanding dengan menjadi staf Akuntansi. Bagaimana? Gajihnya tentu saja lebih besar menjadi sekretaris saya, itupun jika anda mau." Aku tau jika dia tidak akan menolak, meskipun aku tidak tau alasannya berada disini tapi aku tau jika dia sedang membutuhkan pekerjaan. Ah kurang baik apa aku ini memberinya pekerjaan?
Dia menangguk semangat, aku meminta Safa membawakan kontrak kerja dengan beberapa hal yang kuubah, mulai dari tugas dan gaji.
Dia nampak terkejut saat melihat isi kontraknya, apa dia membaca jika dia harus menjadi kacungku? Menuruti apa saja perintahku?
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love is My Secretary
Romansa[FOLLOW SEBELUM BACA!] "Dia gadis SMA yang sempat menolak cintaku dulu, lihat sekarang! Dia bahkan datang kepadaku dengan sendirinya, takdir memang adil ya?" Ardan Cakra Mahendra, CEO muda yang dulunya seorang cowok cupu yang dicampakan oleh seoran...