°2

739 56 68
                                    

"Nanda bangun!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nanda bangun!"

Puspita menepuk lembut pundak Nanda, yang sebenarnya sudah bangun sejak pukul enam pagi. Nanda tidak main-main dengan ucapannya, dia tidak mau sekolah lagi.

"Sayang ayo bangun! Nanti kamu terlambat ke sekolah." Puspita menggoyangkan tubuh Nanda.

"Gak mau, Ma," gumamnya. "Mama yang ke sekolah aja sana." Nanda menggeliat kecil.

"Kalo Mama yang ke sekolah kamu, yang ada nanti jadi heboh."

"Biar sekalian Mama konser disana aja," jawab Nanda malas.

Puspita mencium kening Nanda, lalu menarik tangan anaknya. "Ayo, buruan bangun."

"Mama gak seru banget deh," rengek Nanda. "Kan bisa bimbel privat aja, Ma." Wajah Nanda tertekuk.

Nanda berjalan ke arah kamar mandi sambil menggerutu. Puspita tertawa sambil menggeleng kecil dibuatnya.

__°°__

Sesampainya di sekolah, Nanda dihukum karena terlambat. Tentu saja ini adalah hal yang sangat memalukan bagi seorang Nanda. Apalagi dia adalah murid baru di sekolah itu. Kini semua sorot mata tertuju padanya.

Seandainya saja dia tidak berangkat ke sekolah hari ini, mungkin dia tidak akan jadi bahan tertawaan di sekolah itu. Jika tahu akan jadi seperti ini, lebih baik Nanda bolos sekolah, pikirnya. Namun dia juga tak tahu harus kemana.

Jalan salah satunya hanyalah menerima kenyataan, jika dia harus berdiri di depan tiang bendera hingga jam pertama selesai.

"Sial banget gue hari ini." Nanda menggerutu di dalam hati.

__°°__

Teng! Teng! Teng!

Lonceng tanda jam istirahat berbunyi.

Disaat murid-murid lain berlarian ke arah kantin, lain halnya dengan Nanda. Kalau tidak menetap di dalam kelas berarti dia akan bersembunyi di toilet sampai jam istirahat selesai. Uniknya Denanda, dia bisa menahan  aroma sedap yang keluar dari tempat itu. Sulit untuk dibayangkan.

Dengan ciri khasnya, Nanda berjalan ke arah toilet siswi dengan menundukkan kepala. Lebih dari kata pemalu.

Sambil merutuki nasibnya, Nanda berjalan cepat ke arah toilet siswi. Tak menyadari jika di depan ada gerombolan siswa laki-laki yang sedang bersantai di depan kelas mereka. Dan tiba-tiba saja,

Brukk!

Nanda menabrak salah satu cowok tampan yang diidolakan banyak cewek-cewek cantik di sekolah itu. Bukan hanya itu, cowok itu dan dirinya kini saling tindih-menindih. Sakitnya tak seberapa, namun malunya sungguh luar binasa.

Nanda hanya menutup matanya, tak berani menatap kenyataan yang sedang menimpa dirinya saat ini.
Tanpa disadari oleh Nanda, ternyata cowok itu sudah berdiri.

Kini gerombolan laki-laki itu sedang menonton Nanda yang tidur terlentang sambil menutup mata.

"Mampus lu Sam! Pingsan tuh cewek."

Samuel merasa bersalah, dia langsung mengambil tindakan yang menurutnya tepat.

"Woy Samsul! Lu mau apain tuh cewek?!" teriak Kesya histeris dari kejauhan.

"Diem Lo pada! Gue mau bawa dia ke pelaminan," kata Samuel sambil mengangkat tubuh Nanda, hendak membawanya ke arah UKS.

Namun seketika saja Nanda melepaskan diri dengan paksa dari pelukan Samuel. Dan kini dirinya terjatuh untuk yang kedua kalinya.

"Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi."

Dasar Samuel bukannya menangkap tubuh Nanda, dia malah bernyanyi.
Nanda bangkit berdiri lalu berlari secara kilat ke arah kelasnya. Sungguh memalukan. Namun siapa sangka, Samuel mengejarnya.

Samsul yang selama ini Kesya kenal adalah laki-laki yang anti mengejar perempuan. Namun kenapa dengan Samsul yang ia kenal sekarang. Aneh sekali.

Samuel masuk ke kelas Nanda yang kebetulan hanya ada dirinya dan Nanda saat ini. Dia berniat untuk menanyakan keadaan Nanda, siapa tahu ada yang perlu disayang.

Tunggu dulu. Mungkin maksud Samuel, siapa tahu ada yang perlu diobati.

Lalu Samuel menutup pintu kelas itu, mengantisipasi jika Nanda akan kabur lagi. Dia perlahan melangkah ke arah Nanda yang belum menyadari kehadiran Samuel. Ya karena sejak Nanda masuk ke kelas itu, dirinya hanya menenggelamkan kepala di dalam tas yang ada di atas meja.

"Hey," sapa Samuel lembut sambil menyentuh pundak Nanda.

__••__

Duh gimana tuh hatinya Nanda,
Pasti langsung
Pak pak cepak cepak jeder!

Next terus ya, biar tahu gimana kelanjutan cerita Samuel sama Nanda.
Jangan lupa vote dan komennya sahabat ☺️

ACDP2 (Antara Cinta dan Persahabatan 2) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang