Setelah satu jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di salah satu villa di daerah Puncak yang sebelumnya sudah disewa terlebih dahulu oleh Denan. Berhubung keadaan jalan yang tidak terlalu macet, jadi mereka tidak perlu berlama-lama di perjalanan dan bisa langsung menikmati indahnya pemandangan di Puncak.
"Kamar cowok ada di sana, sedangkan cewek di sini," tunjuk Denan menjelaskan. Mereka semua mengangguk, mengerti dengan penjelasan Denan. "Di setiap kamar udah ada kamar mandinya masing-masing," lanjutnya kemudian.
"Oke sekarang kita bawa masuk dulu barang-barang kita ke kamar." Lalu mereka semua berjalan ke arah kamar mereka masing-masing untuk menyimpan barang bawaan mereka, beberapa menit kemudian mereka kembali lagi, berkumpul di ruang tengah.
"Gue kayanya mau nonton tv dulu deh," Tono berjalan ke arah sofa lalu mengambil remote di atas meja.
"Dua jam bebas mau ngapain aja, mau tidur juga boleh."
"Mending kita latihan dance aja, Ray. Kapan lagi kita bisa latihan di puncak," usul Renna sambil terkekeh geli.
"Bertiga doang nih?" tanya Caca.
"Nan Lo ikut ya?" ajak Raya.
"Gak deh gue mau di kamar aja," tolaknya.
Tidak mau memaksa Nanda, Raya dan teman-temannya akhirnya berjalan ke arah kamar untuk berlatih dance.
Sedangkan Tono sudah asik menonton film di televisi, begitu pula dengan Jono dan Samuel yang sudah fokus mabar.Melihat yang lain sudah sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, Denan kemudian berjalan menghampiri Nanda. "Nan!"
"Hmm?"
"Kita ke belakang villa aja, disana ada taman. Suasananya juga enak, sejuk. Jadi pas buat nyantai," ajak Denan.
"Gue ikut!" seru Samuel namun rencananya itu digagalkan oleh Jono.
"Eh Lo tetep disini aja," larang Jono sambil menarik kerah baju milik Samuel. "Lo mau kabur ya?"
Samuel menghela napasnya kasar. "Ah Lo mah ganggu aja!" gerutu Samuel.
Denan menggenggam tangan Nanda untuk mengajaknya ke taman yang berada di belakang villa tersebut. Nanda berbalik menatap ke arah Samuel yang masih memperhatikan kepergian mereka berdua, lalu Nanda meledeknya.
"Wlek! Kasian deh gak bisa ikut," ucapnya mengolok-olok.
Samuel hanya memasang wajah geram sambil melihat tangan Nanda yang digenggam oleh laki-laki itu. "Denan lagi Denan lagi," keluh Samuel sambil merutuki nasibnya.
Sesampainya Nanda dan Denan di taman, mereka berdua langsung duduk di sebuah kursi panjang berwarna hitam yang sudah tersedia di tempat itu. Denan lantas membaringkan tubuhnya di kursi dengan kepala berada di pangkuan Nanda.
"Pemandangannya keren disini," kata Nanda takjub melihat ke arah kebun teh yang ada di hadapannya.
"Hmm," jawab Denan lalu menenggelamkan kepalanya ke arah perut Nanda. Nanda lantas mengusap lembut kepala Denan, yang membuat Denan hampir terlelap di pangkuannya. Sebelum akhirnya Denan mendengar suara aneh yang keluar dari perut Nanda.
Nanda yang menyadari hal itu langsung tertawa geli. "Laper, mau mie instan," rengeknya kemudian. Kebiasaan manja Nanda pada Denan ini memang sudah tidak bisa dihilangkan lagi.
"Ya udah gue bikinin dulu," pamit Denan setelah bangkit dari tidurnya.
Samuel yang melihat Denan dari balik tembok langsung lari terbirit-birit, takut tepergok oleh Denan jika dirinya sedang mengamati mereka berdua sedari tadi. Sengaja berjalan menghampiri Jono dan Tono yang masih setia di depan televisi.
"Eh di belakang ada kolam berenang tuh!" kata Samuel.
"Masa sih? Tau gitu mending kita renang aja," balas Jono. Tak ingin membuang-buang waktu lagi, Jono langsung meletakkan ponselnya di atas meja lalu berjalan ke arah belakang villa itu. Diikuti oleh kembarannya.
Tono dan Jono langsung menceburkan diri ke kolam renang yang masih jernih itu, membuat Nanda yang sedang asik melihat pemandangan tersentak.
"Ayo Nan renang," ajak Samuel.
"Gak deh gue mau makan," tolak gadis itu. Lantas tersenyum lebar ke arah Denan yang datang membawa dua cup mie instan di tangannya. Lalu segera menyantap mie itu sampai ludes tak bersisa.
"Gak makan berapa hari neng?" ledek Denan saat melihat mie cup milik Nanda telah habis.
Nanda tertawa kecil. "Seminggu," balasnya. Kemudian beralih menatap ke arah Samuel dan teman-temannya yang asik berenang di kolam tepat di sebelah kanan kursi tempat ia duduk. "Udah kenyang gini jadi ngantuk gue."
"Ya udah sini tiduran."
Denan berpindah posisi duduk agar Nanda bisa membaringkan tubuhnya di kursi itu. Nanda pun mengikuti apa yang diperintahkan oleh Denan. Tak sampai lima menit Nanda sudah terlelap dalam pangkuan Denan. Denan tak kuasa menahan senyum, melihat betapa manisnya manusia yang ada dihadapannya sekarang. Dirinya pasti akan sangat merindukan Nanda saat kembali ke Jerman nanti.
Setelah puas menatap wajah Nanda yang sedang terlelap itu, Denan kemudian mengangkat tubuh Nanda untuk membaringkannya di kamar. Dia tak tega jika membiarkan Nanda berlama-lama tidur di tempat itu.
Samuel hanya menatap kepergian mereka dari kejauhan. Untuk yang kesekian kalinya Samuel kalah telak dari Denan.
__••__
Samuel kurang gercep nih guys
Ajarin dong!Next terus ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ACDP2 (Antara Cinta dan Persahabatan 2) - END
Ficção Adolescentefollow sebelum baca 🤭 Kelanjutan dari ACDP yang udah terbit •Belum direvisi• Jadi tolong dimaklumi kalau ada kata yang kurang nyambung dan salah ketik. Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan kalian yaaaa jangan lupa follow juga biar gak ketinggalan...