°36

185 29 0
                                    

"Kenapa Lo goblok banget sih hah?! Gak punya otak ya Lo?!" damprat Samuel penuh emosi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa Lo goblok banget sih hah?! Gak punya otak ya Lo?!" damprat Samuel penuh emosi.

Itulah kata-kata yang Nanda, Raya, dan Kesya dengar saat mereka bertiga memasuki rumah Samuel. Mereka masih sama-sama tak mengerti dengan apa yang terjadi.

"Besok gue bakal ke Jakarta. Gue bakal cari cowo brengsek itu!" putus Samuel penuh penekanan. "Kalo gue gak berhasil bawa dia kesini berarti gue bakal bunuh dia," lanjutnya yang dibalas tatapan nyalang oleh Siska.

Oga menjambak rambutnya frustasi lalu bangkit berdiri. "Ayah udah gagal mendidik kamu Siska. Ayah kecewa." Itu kata terakhir yang Oga ucapkan sebelum ia beranjak meninggalkan tempat itu.

Air mata Siska semakin menjadi. "Ayah!" panggilnya lemah penuh penyesalan.

Samuel membanting vas bunga yang ada atas nakas sampingnya berdiri. Nina hanya bisa memeluk Siska, melindunginya dari amukan Samuel. Nina semakin terisak. Samuel menarik tangan Siska kasar, hendak membawanya ke Jakarta untuk menjemput Brian. "Kita ke Jakarta sekarang!"

"Percuma!" teriak Siska. "Brian gak ada di Jakarta," lanjutnya, sambil mencengkeram dadanya yang terasa sesak karena menangis.

Kesya yang merasa tak tega pun langsung menghampiri Samuel dan wanita yang ia cintai itu. "Ada apa sebenernya, Sam?" tanya Kesya penasaran.

Samuel jatuh terduduk di lantai. "Cowok brengsek itu udah menghamili kakak gue, dan dia gak mau tanggung jawab." Kesya membelalakkan matanya tak percaya. "Gue udah salah percaya sama cowok itu. Harusnya dulu gue tetep gak usah ijinin Siska buat kuliah di Jakarta," lanjut Samuel menyalahkan dirinya sendiri sambil memukul kepalanya.
Raya dan Nanda yang masih berdiri di ambang pintu rumah itu hanya menatap nanar ke arah Samuel dan kakaknya.

"Gue yang akan tanggung jawab."

Seketika suara serak itu berhasil membuat Raya limbung ke arah Nanda. "Ray!" Nanda langsung menangkap badan Raya.

"Gue sayang sama Siska, gue akan lakuin apapun untuk kebahagiaan dia. Ini juga bentuk balas Budi gue ke Om Oga dan Tante Nina yang udah mau ngerawat gue setelah kedua orang tua gue meninggal," lanjut Kesya yang membuat Raya semakin tak mampu menahan beban tubuhnya.

"Kita pulang aja, Ray," ajak Nanda yang diberi anggukan lemah oleh Raya. Nanda membawa Raya kembali ke mobilnya, Nanda tahu hal ini pasti sangat sulit diterima oleh Raya. Nanda juga tak menyangka Kesya tega mengatakan hal itu di depan Raya, kekasihnya.

__°°__

"Jadi selama ini Lo sama Kesya gak pacaran?

"Iya," jawab Raya yang masih lemas sambil menatap nanar ke arah jendela mobil.

"Terus perlakuan dia selama ini itu maksudnya apa?"

"Gue juga bingung, Nan. Gue pikir dia udah mulai suka sama gue, tapi ternyata gue salah."

"Kesya kok tega banget sih sama Lo, Ray."

Raya tak menanggapi perkataan Nanda. Dia hanya membungkam, air matanya mengalir membasahi pipi lembut Raya. Nanda memberhentikan mobilnya di bahu jalan, lantas memeluk Raya yang tengah tersedu-sedu.

"Gue paham perasaan Lo, Ray. Tapi tenang aja, gue bakal tetep di samping Lo. Gue bakal selalu ada buat Lo."

Kata-kata itu berhasil membuat Raya merasa lebih tenang. Kini Nanda bisa melanjutkan perjalanan mereka pulang ke rumah. Sekarang entah apa yang terjadi di rumah Samuel, namun Nanda tak begitu peduli dengan hal itu. Sekarang yang terpenting Nanda harus segera mengantarkan Raya untuk pulang ke rumahnya agar dia bisa beristirahat dan menenangkan hatinya.

__••__

Kasian banget Raya diphpin sama Kesya.
Pasti hati Raya sekarang hancur banget

Next terus ya guys ❤️
Jangan lupa tinggalkan jejak

ACDP2 (Antara Cinta dan Persahabatan 2) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang