Di waktu yang sama, kedua pasang suami istri itu sedang asik bercerita kembali tentang masalalu mereka. Entah keajaiban dari mana sampai akhirnya mereka dipertemukan kembali setelah sekian lamanya berpisah. Bahkan kini kedua anak mereka telah menjadi pasangan kekasih. Dunia terasa sangat sempit bagi mereka sekarang.
Ternyata janji antara Puspita dan Oga dulu bisa terwujud tanpa perlu bersusah payah, karena kini alam pun menyetujui ucapan mereka. Oga dan Puspita tidak akan terpisahkan bahkan sampai mereka memiliki anak dan cucu, mungkin hanya maut saja yang dapat memisahkan mereka berdua.
Dengan penuh semangat Oga menunjukkan kerja kerasnya selama ini untuk merawat tempat rahasia mereka. Seminggu sekali dia tak pernah alpa untuk membersihkan kamar itu. Puspita pun takjub dengan keadaan kamar itu yang kini terlihat lebih indah dari sebelumnya dengan tambahan beberapa foto yang terpajang di sana.
Kini Puspita menatap keheranan ke arah salah satu foto yang tampak tak asing baginya. Perlahan tangan Puspita terangkat untuk meraih foto itu. Ya benar saja, tampak dengan jelas foto Kak Risma sahabatnya dulu. Nampak seorang wanita yang tengah mengandung sedang memeluk seorang pria di sana. Puspita mengusap lembut foto itu.
"Kak Risma udah meninggal," ungkap Oga yang berhasil membuat Puspita membulatkan matanya sempurna. "Karena kecelakaan yang merenggut nyawa mereka berdua," lanjutnya sambil menunjuk foto pria yang ada di sebelah wanita yang bernama Risma itu.
Puspita menyeka air matanya yang hampir terjatuh. "Siapa dia?" tanya Puspita kemudian.
"Suaminya," jawab laki-laki itu. "Mereka berdua kecelakaan waktu anak mereka masih berumur 8 tahun."
"Sekarang dimana anak itu?"
"Duduk dulu, Diandra. Aku jelasin pelan-pelan," suruh Oga sambil menuntun Puspita untuk duduk di atas kasur, laki-laki itu khawatir melihat ekspresi Puspita yang sepertinya sangat syok mendengar kabar buruk itu. "Aku ambilin air ya?" tawar Oga kemudian. Namun Puspita hanya menggeleng pertanda tak mau.
"Jadi aku dan Nina memutuskan untuk mengadopsi anak mereka. Meskipun waktu itu kondisi keuangan aku sama Nina sedang memburuk, kami berdua tetap berusaha untuk memperjuangkan kehidupan anak itu," kata Oga melanjutkan penjelasan yang sempat tertunda.
"Sampai akhirnya tiba-tiba ada seorang pengacara datang dan memberikan sebuah dokumen yang berisikan wasiat dari mendiang suami Kak Risma. Yang mengatakan kalo anak mereka adalah satu-satunya pemegang ahli waris seluruh harta yang mereka punya, termasuk perusahaan yang baru saja mereka bangun."
"Berhubung anak mereka masih di bawah umur, akhirnya diputuskan untuk sementara waktu aku sebagai orang tua sambung anak itu untuk melanjutkan bisnis mereka sampai anak mereka dewasa nanti, tapi tetap atas nama anak itu sebagai pemilik perusahaan."
Oga menjelaskan dengan gamblang tentang masa-masa yang sudah Puspita lewatkan. Puspita menganggukkan kepalanya, lantas meminta Oga untuk segera mempertemukannya dengan anak itu.
"Kamu mau ketemu sama dia?" Puspita langsung mengangguk cepat, wanita itu sudah tak sabar lagi. "Rumahnya ada di sebelah rumah ini, kalo kamu mau aku antar kalian kesana," kata Oga seraya menatap Andi dan Puspita secara bergantian.
Tak ingin membuang waktu lagi Puspita langsung meminta Oga agar menghantarkannya ke tempat itu.
Samuel dan Nanda yang tengah berbincang di teras rumah itu merasa keheranan melihat orang tua mereka yang buru-buru berjalan ke arah rumah Kesya. Lantas kedua sejoli itupun segera mengikuti mereka karena penasaran.
Kesya Ferdinandus Ginting. Ya, pemuda itulah anak dari mendiang sahabat Puspita. Puspita sangat terkejut ketika mengetahui bahwa ternyata anak itu sudah ia kenal sejak lama dan ternyata anak itu selama ini sering bersama-sama dengannya. Tak kuat menahan perasaannya, Puspita langsung menangis di pelukan Kesya yang tengah kebingungan.
Pemuda itu bertanya-tanya sebenarnya apa yang sedang terjadi. Namun sama sekali tak ada jawaban, hingga akhirnya laki-laki itu perlahan membalas pelukan Puspita.
"Mungkin sebentar lagi aku yang akan menyusul mama kamu," rintih Puspita di tengah tangisannya.
Kesya lantas mendorong tubuh Puspita. "Tante ngomong apa?" Bukan jawaban yang keluar dari mulut Puspita, namun kini wanita itu justru jatuh tersungkur di lantai.
Seketika mereka semua yang berada di tempat itu langsung panik dan segera membawa Puspita ke rumah sakit.
__••__
Wah wah wah
Apeni apeniiii!
Next next biar tau kelanjutannya 😱
Jangan lupa bintangnya ya guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACDP2 (Antara Cinta dan Persahabatan 2) - END
Teen Fictionfollow sebelum baca 🤭 Kelanjutan dari ACDP yang udah terbit •Belum direvisi• Jadi tolong dimaklumi kalau ada kata yang kurang nyambung dan salah ketik. Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan kalian yaaaa jangan lupa follow juga biar gak ketinggalan...