°34

207 26 0
                                    

Tok! Tok! Tok!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok! Tok! Tok!

Samuel terkesiap karena mendengar suara ketukan pintu itu. Lantas Samuel buru-buru membukakan pintu kamarnya.

"Ayah?"

"Udah tidur?"

"Belum, Yah. Tumben ayah kesini, ada apa?"

"Ayah mau tanya soal hubungan kamu sama Nanda. Gimana udah ada perkembangan?"

"Masih sama, Yah. Aku cuma dianggap sahabat sama Nanda."

Oga hanya menghela napas panjang. Lalu mengusap rambut anaknya itu.

"Ayah mau nunjukin sesuatu sama kamu," jelas Oga. "Ikut ayah ke rooftop," ajaknya kemudian.

Tak ada penolakan apapun, hingga Samuel mencoba menyetarakan langkah dengan ayahnya. Melihat pemandangan terangnya kota malam itu. Ditambah semilir angin yang menerpa pelan rambutnya yang cukup panjang. Malam ini udara terasa begitu dingin.

"Sini!" panggil Oga menyadarkan Samuel yang masih asyik melihat kelap-kelip lampu di kota itu.

"Eh iya, Yah," balas laki-laki itu.

Oga berjalan ke arah sebuah ruangan yang tak begitu luas, membuka kembali ingatan masalalunya. Mana mungkin Oga bisa melupakan sahabatnya itu. Berkat Diandra, Oga dan Nina akhirnya kembali menjadi sepasang kekasih. Namun kini Oga dan Diandra harus terpisah jarak karena alasan pekerjaan yang berbeda.

Perlahan Oga membuka pintu ruangan itu, menunjukannya pada Samuel. Dan Samuel terkejut ketika melihat ada ruangan sebagus ini di rooftop rumahnya. Sebelumnya Samuel berpikir jika ruangan itu hanyalah sebuah gudang.

"Bagus banget, Yah!" serunya.

Seisi ruangan itu tertata rapi dan sangat bersih. Bahkan terlihat tak ada sedikit debu pun yang menempel di barang yang ada di dalam sana. Ruangan ini tampak sangat terawat meskipun tak ada seorangpun tinggal di kamar itu.

Sudah belasan tahun, namun cat tembok kamar itu tak pudar sedikitpun. Barang-barang di ruangan itu masih tetap sama seperti sedia kala dan tak berpindah posisi. Beberapa foto yang tergantung dengan hiasan lampu kecil. Lukisan hasil karya Oga dan sahabatnya pun masih terlihat sangat indah. Samuel sampai terpana dibuatnya.

Samuel spontan melangkahkan kakinya ke kamar itu. Mengambil satu buah foto yang tergantung disana.

Samuel membelalakan matanya. "Ayah?"

"Dia sahabat ayah," jawab Oga.

Samuel semakin tak percaya. "Masa sih?"

"Coba lihat foto yang lain," suruh laki-laki itu.

Dan benar saja, Samuel menemukan beberapa foto Oga bersama dengan sahabatnya itu. Ada beberapa foto saat Oga masih kecil dan foto bundanya tergantung di samping foto-foto itu. Namun Samuel masih tak menyangka jika ternyata Diandra adalah sahabat ayahnya saat masih muda dulu.

"Dia adalah sahabat yang paling baik yang ayah punya."

Samuel hanya mengangguk sembari menunggu ayahnya kembali menceritakan tentang masa mudanya dulu.

"Ini yang gambar Diandra. Nah kalo yang ini ayah," tunjuk Oga pada sebuah lukisan di tembok itu.

"Dulu Diandra sering ke kamar ini. Banyak banget hal indah yang pernah ayah sama Diandra lakukan di tempat ini," katanya lagi. "Makanya waktu rumah ini di renovasi, ayah selalu larang bongkar ruangan ini. Ayah bakal jaga ruangan ini dengan baik."

"Masa sih, Yah?"

"Tanya aja sama bunda." Oga berjalan ke arah Samuel. "Berkat Diandra, ayah sama bunda bisa baikan lagi. Dulu ayah sama bunda sempat putus," jelasnya.

"Samuel gak nyangka kalo ayah sahabatan sama artis."

"Ayah sama Diandra sahabatan udah dari sebelum Diandra jadi artis terkenal. Dulu Diandra cuma penyanyi cafe biasa."

"Ayah pernah ada rasa sama dia?"

"Ayah sayang sama Diandra. Tapi sebatas sahabat aja. Karena dulu kami berdua pernah berjanji bakal jadi sahabat sampai tua," ungkap Oga.

"Kejebak friendzone tuh gak enak ya, Yah."

"Makanya kalo sayang itu ungkapin aja, jangan dipendem terus. Kalo ternyata dia juga ada rasa sama kamu, tapi karena nungguin kamu kelamaan akhirnya jadian sama yang lain gimana?"

"Aku udah pernah nyatain perasaan aku ke dia. Tapi dia selalu bilang belum siap pacaran dan udah nyaman sama status persahabatan kita, Yah."

"Ya udah kalo gitu kamu tungguin aja sampe dia siap. Mungkin dia pengin fokus sekolah dulu. Kalo kamu serius sama dia ya diperjuangin," pesan ayahnya. "Yang terpenting itu kamu harus bisa sabar," lanjutnya.

"Oke deh," jawab Samuel dengan wajah lesu.

__••__

Wah wah
Kita bantuin Samsul buat bilang ke Nanda tentang perasaannya yuk!

Next terus ya!
Jangan lupa vote komennya ❤️

ACDP2 (Antara Cinta dan Persahabatan 2) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang