Nanda baru saja selesai berdoa agar hari ini mendapatkan ketenangan batin, namun dia justru melihat penampakan dua hantu yang sangat tampan. Siapa lagi kalau bukan Samuel dan Kesya. Mereka berdua sudah berada di kelasnya sejak pagi-pagi buta.
Nanda hendak berbalik arah, mencari tempat lain yang bisa membuatnya tenang. Mana mungkin juga dia masuk ke kelas itu disaat Kesya dan Samuel berada di sana.
"Eh mau kemana Lo?"
"Sial," batin Nanda.
Nanda tetap melanjutkan langkahnya. Namun Samuel langsung bangkit berdiri dan mengejar Nanda.
"Eitss! Tunggu dulu." Samuel meraih tangan Nanda. "Mau kemana? Kelas Lo kan disini." Samuel menarik Nanda untuk masuk ke dalam kelasnya.
"Huuuuh." Nanda menghela napas panjang.
"Kenapa ngeluh? Tekanan batin banget Lo kayanya," tebak Kesya.
"Kalian ngapain sih disini?"
"Sini duduk dulu, baru ngobrol."
"Ogah," jawab Nanda ketus.
"Sini ah!" Samuel menarik paksa Nanda dan akhirnya mereka duduk bersebelahan. "Kenalan dulu lah. Nama gue Samuel kalo, dia Kesya."
"Udah tahu."
Samuel dan Kesya saling bertukar pandangan dengan mulut yang sama-sama membentuk huruf O, alias terkejut.
"Cie nyari tahu ya?" tanya Kesya dengan PD-nya.
Salah besar. Bagaimana Nanda tidak tahu nama mereka berdua. Karena setelah kejadian Samuel dan dirinya kemarin siang, Nanda langsung dilabrak oleh Laudry dan kawan-kawan.
"Lo jangan ngedeketin Samuel! Dia itu calon pacar gue!" bentak Laudry. "Awas aja Lo ya!" Laudry menjambak rambut Nanda.
"Kesya juga!" imbuh Raya penuh emosi. "Bentar lagi gue sama dia tuh bakal balikan. Kalo Lo deketin dia, Lo bakal tahu akibatnya."
Kejadian itu masih terngiang-ngiang di ingatan Nanda. Nanda sama sekali tak berniat untuk mendekati Samuel dan Kesya tapi justru dia yang terkena imbasnya.
__°°__
Samuel dan Kesya sudah berusaha sekuat tenaga agar Nanda mau memberitahukan namanya, namun sayangnya sama sekali tak digubris oleh Nanda. Nanda sengaja membisu dan pura-pura tuli. Tetapi Samuel dan Kesya tak pantang menyerah.
Beberapa saat kemudian siswa-siswi mulai berdatangan. Salah satu dari mereka ada yang menyapa Samuel dan Kesya. Ada juga yang langsung duduk ditempatnya.
Awalnya keadaan kelas itu masih aman dan tentram. Namun tidak ketika Laudry dan kawan-kawan tiba di sana, tentu saja suasana kelas seketika menjadi sangat ricuh.
Dengan kehebohan mereka masuk ke kelas. Memamerkan aksesoris terbaru yang mereka kenakan pada siswa-siswi di kelas itu.Laudry langsung sumringah karena pagi-pagi sudah melihat wajah tampan Samuel. Dia hendak menyapa Samuel, namun niatnya langsung memudar ketika Laudry melihat seseorang yang duduk di sebelah kanan Samuel.
"Nanda?!"
Nanda langsung mengerjapkan mata. Berniat untuk pindah tempat duduk, namun sedetik kemudian lonceng berbunyi. Itu artinya Samuel dan Kesya harus kembali ke kelasnya dan Nanda tak perlu repot-repot untuk menjauh dari mereka berdua. Ia tersenyum penuh kemenangan.
"Jangan seneng dulu," kata Samuel lalu bangkit berdiri.
Nanda memutar bola matanya malas. Bisa-bisanya dia tahu isi hati Nanda. Nanda berharap agar mereka tidak bertemu lagi setelah ini. Ia melihat Kesya dan Samuel di ambang pintu kelas, hendak pergi.
Samuel mengembangkan senyumannya. "Gue gak akan nyerah untuk dapetin hati Lo," batin Samuel sambil melihat kembali ke arah Nanda.
Setelah itu Samuel dan Kesya beranjak pergi dari kelas itu dengan langkah yang penuh semangat. Bak pahlawan empat lima yang tak gentar memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Kini pandangan Nanda berpindah ke arah Laudry yang menatapnya dengan tatapan maut. Nanda bergidik ngeri. Laudry yang penuh emosi berjalan ke arah meja Nanda. Meraih tangan Nanda lalu mencengkram tangannya dengan sangat erat.
Nanda meringis kesakitan."Laudry!"
"Diem!"
"Lo salah paham sama gue." Nanda mencoba menjelaskan. "Lepasin tangan gue," Nanda memelas, dia benar-benar merasa kesakitan.
"Eh ada apa ini?!" Tiba-tiba Pak Siswanto masuk ke kelas dan menegur Laudry.
Seluruh siswa yang mendapat tontonan gratis pun terpaksa harus kembali ke tempat duduk mereka masing-masing.
"Si anak tengil ini nyari masalah sama saya, Pak." Laudry mencoba membela diri.
"Gak perlu susah-susah nyari masalah, nanti saya akan kasih kalian berdua masalah. Setelah jam pelajaran saya selesai, kalian ke ruang BK dengan saya!"
"Tapi, Pak," protes Nanda.
"Diam!"
"Dasar pembawa sial!" pekik Laudry.
__••__
Dukung author dengan vote dan komen ❤️
Jangan lupa follow akun ini ya 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
ACDP2 (Antara Cinta dan Persahabatan 2) - END
Teen Fictionfollow sebelum baca 🤭 Kelanjutan dari ACDP yang udah terbit •Belum direvisi• Jadi tolong dimaklumi kalau ada kata yang kurang nyambung dan salah ketik. Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan kalian yaaaa jangan lupa follow juga biar gak ketinggalan...