Di malam yang sama, Nanda dan keluarganya sedang berkumpul di ruang keluarga, mereka tengah asyik bercengkerama. Disaat mereka sedang bercanda ria, tiba-tiba saja Denan terlintas di benak Nanda. Gadis itu merindukan seseorang yang sangat ia sayangi itu.
Dering telepon memecah lamunan Nanda saat itu. Nanda hendak mengangkat panggilan itu sebelum akhirnya Puspita merebut telepon genggam milik Andi itu dari Nanda.
"Biar mama aja yang angkat," katanya. "Dilan, Pa." Puspita menyebutkan nama yang tertera di layar ponsel itu.Andi menoleh ke arah Puspita. "Load speaker, Ma," pintanya. Puspita mengangguk lalu melakukannya.
"Nanti Sabtu depan gue sama anak-anak yang lain mau ke Bogor," kata seseorang di seberang sana. "Mau ngasih kejutan buat Diandra."
"Iya," jawab Puspita.
"Lah gue pikir tadi yang angkat Andi."
Andi meminta ponselnya dari Puspita. "Nanti kumpul di restonya Aldi aja, gue yang traktir."
"Gagal deh rencana gue sama anak-anak," sambat Dilan.
Nanda berdiri lalu merebut kembali ponsel itu dari genggaman papanya. "Gak apa-apa Om Dilan! Besok lanjutin aja rencananya, nanti mama pura-pura gak tahu," guraunya.
"Eh gak salah denger nih gue? Tumben nih Nanda keluar suara, biasanya juga diem kaya patung Pancoran," seloroh Dilan, merasa terkejut.
Andi tersenyum ke arah Nanda. "Mungkin dia terlalu bersemangat karena mamanya mau ulang tahun," tebak Andi sambil menarik turunkan alisnya menghadap ke arah Nanda. Nanda jadi salah tingkah dibuatnya, lalu berlari ke arah dapur untuk menyembunyikan pipinya yang mulai memerah dari Puspita dan Andi.
__°°__
Nanda dan ketiga temannya sedang fokus mengerjakan tugas kelompok kedua yang diberikan oleh Bu Retno setelah presentasi hari itu. Samuel terkesima melihat Nanda yang sedang berkonsentrasi mengerjakan tugasnya. Seluruh soal yang diberikan oleh Bu Retno itu bisa ia selesaikan dengan mudah. Ya, Nanda memang perempuan yang sangat cerdas. Hanya saja dia selalu menyembunyikan kemampuannya itu.
Sesaat kemudian suara dering telepon milik Samuel berhasil membuyarkan lamunannya. Kini seluruh atensi beralih ke arah Samuel yang sedang sibuk mencari ponselnya itu di dalam tas.
"Halo, Yah."
"Sam. Buruan pulang," pinta ayah Samuel tiba-tiba.
Kedua alis Samuel langsung bertaut. "Kenapa emangnya, Yah? Itu kenapa bunda nangis?" tanya Samuel ketika mendengar suara isakan tangis dari Nina.
"Siska barusan pulang dari Jakarta," jelas Oga. "Dan dia bilang kalau Brian udah menghamili kakak kamu, tapi sekarang dia kabur dan gak mau bertanggung jawab." Setelah mendengar penjelasan dari ayahnya, Samuel langsung menutup panggilan itu dengan kasar.
"Brengsek!!" umpat Samuel penuh amarah. Tanpa berpamitan Samuel langsung beranjak pergi dari rumah itu, menaiki motornya meninggalkan Kesya, Raya, dan Nanda yang sedang tercengang melihat sikapnya itu.
"Kenapa tuh?" tanya Raya pada Kesya. Kesya yang sama penasarannya pun hanya menggelengkan kepala tak mengerti. "Kita susul aja yuk, takut tu anak kenapa-kenapa lagi dijalan. Mana bawa motornya aja ugal-ugalan kaya gitu," ajak Raya setelahnya.
"Pakai mobil gue aja." Saran dari Nanda itu langsung diberi anggukan serentak oleh Kesya dan Raya.
Setelah berpamitan dengan Puspita dan Andi, ketiga remaja itu pun langsung bergegas mengikuti Samuel ke arah rumahnya menggunakan mobil milik Nanda. Kali ini Kesya yang menyetir mobil itu.
"Pelan-pelan dong, Kesya!" seru Raya.
Kali ini Kesya tak mengindahkan permintaan dari Raya. "Perasaan gue gak enak, Ray," jawab Kesya seraya menambah kecepatan laju mobil itu.
__••__
Wah gimana nih kira-kira kelanjutan dari masalah Siska?
Dari pada mati penasaran langsung aja kita cari jawabannya.Jangan lupa bintangnya ya guys 🤩
KAMU SEDANG MEMBACA
ACDP2 (Antara Cinta dan Persahabatan 2) - END
Teen Fictionfollow sebelum baca 🤭 Kelanjutan dari ACDP yang udah terbit •Belum direvisi• Jadi tolong dimaklumi kalau ada kata yang kurang nyambung dan salah ketik. Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan kalian yaaaa jangan lupa follow juga biar gak ketinggalan...