"Tapi serius deh gue masih penasaran banget soal tadi," ungkap Samuel.
"Soal apa?"
"Kenapa sih Lo gak mau upload video lagi di YouTube?"
"Udah deh itu bukan urusan Lo."
"Ya siapa tahu gue bisa bantu, kan?"
"Gak bisa," jawab Nanda ketus.
"Ya udah kalo gitu. Gue juga gak mau maksa," kata Samuel menyerah.
Setelah obrolan itu, Samuel tak lagi mengajak Nanda berbicara. Nanda menjadi tak tega, sepertinya Samuel tulus ingin membantunya. Namun Nanda juga tak yakin dirinya bisa melewati masalah ini dengan bantuan Samuel.
"Ada beberapa produser yang ngajakin gue rekaman," ungkap Nanda kemudian. "Tapi gue gak bisa, Sam!" keluhnya.
"Kenapa gak bisa? Kan Lo belom coba," sahut Samuel.
"Gue gak percaya diri, Sam. Gue takut harus tampil di depan orang banyak nantinya. Gue selalu gugup kalo harus berhadapan dengan orang sebanyak itu."
"Jadi karena itu Lo jadi hiatus dari channel YouTube Lo sendiri? Lo mutusin buat berhenti bikin konten karena itu?"
"Iya," jawab Nanda lemah. "Gue juga menghindar dari followers Instagram gue dari seminggu lalu yang mohon-mohon ke gue untuk cover lagu lagi," ungkapnya.
"Astaga. Lo tertekan banget ya?" tanya Samuel ketika melihat perubahan raut wajah Nanda yang sangat drastis. "Tenang aja ya, Nan. Gue bakal bantuin Lo kok. Gue dampingi Lo sampe Lo bisa. Pelan-pelan aja, Nan. Perlahan tapi pasti, gue yakin suatu saat Lo pasti bisa!"
Nanda mengangguk pelan. "Iya," jawabnya.
"Gue bakal pelajari semua tentang kepribadian Lo. Gue bakal nyari tahu semua hal tentang Lo dari orang terdekat Lo. Selebihnya, Lo yang akan nunjukin tentang diri Lo sendiri selama kita bisa sama-sama terus kaya gini." Batin Samuel penuh ambisi.
__°°__
"Ntar sore gue main ke rumah Lo ya, Nan?"
"Mau ngapain?"
"Ya pengen main aja," jawab Samuel asal.
"Kalo hari ini jangan dulu deh. Soalnya nyokap sama bokap gue belum balik dari Bekasi. Gue takut kalo tetangga mikir aneh-aneh karena gue bawa cowok ke rumah, apalagi cuma berduaan."
Samuel menganggukkan kepalanya, mengerti. "Terus bokap sama nyokap Lo kira-kira balik kapan?"
"Gak tahu pasti sih gue. Nanti kalo mereka udah balik gue kabarin deh," balas Nanda.
"Caranya?"
"Siniin hp Lo!" suruh Nanda.
Samuel meraih handphone yang ada di atas meja. "Buat apaan?" tanyanya, setalah itu memberikan ponselnya pada Nanda.
Nanda mengetikkan dua belas angka di layar benda itu, lalu mengembalikannya pada Samuel. "Tuh save nomer gue," suruhnya.
Mata Samuel berbinar, dirinya masih tak percaya jika Nanda sudah memberikan nomor teleponnya dengan segampang itu. Dan tentu saja Samuel menerima hal itu dengan senang hati.
"Oke!" jawab Samuel penuh semangat. "Tuh udah gue misscall, ya. Jangan lupa disimpen nomer gue!"
Nanda tersenyum. Merasa lucu melihat ekspresi kegirangan Samuel setelah berhasil mendapatkan nomornya. Setelah itu dirinya menyimpan nomor Samuel di ponselnya dengan nama 'SAMSUL'.
"Dih! Masa Samsul sih namanya?"
"Serah gue dong. Kan ini hp gue bukan hp Lo,"
"Ya udah deh gak apa apa. Yang penting gue udah punya nomor Lo!" ucap Samuel sambil tersenyum bahagia.
"Samsul - Samsul," kata Kesya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya yang tiba-tiba muncul entah dari mana.
"Heh!"
"Kenapa?"
"Sana jauh-jauh! Jangan ganggu gue sama Nanda," usir Samuel.
"Emangnya ni sekolah punya bokap Lo?"
Samuel berdecak, kesal. "Gue timpuk juga Lo pake sepatu!"
Kesya langsung berlari menjauh dari tempat itu. Menghindari lemparan sepatu seorang Sultan. Namun beberapa detik kemudian Kesya kembali lagi untuk menjemput Raya yang tertinggal di tempat itu.
__••__
Wah Samuel berhasil dapetin nomornya Nanda nih!
Yuk next terus biar tahu kelanjutan ceritanya
Tapi jangan lupa tinggalkan vote dan komen ya guys ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ACDP2 (Antara Cinta dan Persahabatan 2) - END
Teen Fictionfollow sebelum baca 🤭 Kelanjutan dari ACDP yang udah terbit •Belum direvisi• Jadi tolong dimaklumi kalau ada kata yang kurang nyambung dan salah ketik. Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan kalian yaaaa jangan lupa follow juga biar gak ketinggalan...