°40

230 27 0
                                    

"Jadi setelah ini Mama sama Papa harus minta maaf sama Denan ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi setelah ini Mama sama Papa harus minta maaf sama Denan ya. Karena ini semua itu bukan kesalahan dia," pinta Nanda yang dibalas anggukan oleh Andi.

"Mama sama Papa juga minta maaf sama kamu ya, sayang. Karena Mama sama Papa selama ini udah terlalu menekan kamu dan memaksakan kehendak kami berdua," sesal Puspita.

"Iya gak apa-apa kok, Ma. Nanda juga paham perasaan kalian. Ini juga bukan karena kesalahan kalian," jawab Nanda tulus yang dibalas kecupan lembut dari Puspita di puncak kepalanya.

"Papa mau tanya deh, Nan. Kamu kenal Dokter Hellen dari mana?"

Nanda memutar bola matanya mencoba mengingat kembali kejadian hari itu. "Jadi..."

Flash back

"Kayanya Lo butuh psikolog deh, Nan."

"Lo pikir gue gila apa?" sentak Nanda.

"Eh orang yang konsultasi ke psikolog itu bukan berarti dia ada gangguan kejiwaan loh, Nan," protes Samuel.

"Iya juga sih."

"Ya udah kalo gitu nanti pulang sekolah gue temenin nyari psikolog buat Lo, ya?"

Nanda menghela nafasnya, sambil menimang-nimang ucapan Samuel. "Oke deh," jawabnya kemudian.

__°°__

Setelah menghantarkan Nanda ke rumahnya sepulang dari sekolah, Samuel langsung berpamitan untuk pulang. Namun Samuel mengurungkan niatnya karena Samuel teringat oleh perkataan Nina yang memohon padanya untuk cepat-cepat membawa Nanda ke rumah mereka. Nina ingin sekali mengenal Nanda lebih dalam lagi.

"Jam tujuh malem gue jemput ya, Nan."

"Mau kemana?"

Samuel nyengir ke arah Nanda. "Bunda katanya mau ketemu sama Lo," ungkapnya.

"Hah? Kok tiba-tiba banget. Gak deh," tolak Nanda cepat.

"Kenapa? Lo takut ya? Tenang aja mereka gak galak kok." Samuel mematikan mesin motornya, karena dia tahu percakapan ini akan panjang. "Gue bakal minta ijin sama bokap nyokap Lo."

"Duh nervous gue," kata Nanda sambil memegangi dadanya. "Nanti kalo ditanya aneh-aneh gimana?" tanya Nanda panik.

"Gak akan Nanda. Bunda cuma mau ngajak makan malem bareng doang, kok."

Samuel nyengir. "Sambil kenalan sama calon mantu sih," batinnya seraya terkekeh-kekeh.

"Gimana? Mau kan?" tanya Samuel pada Nanda yang hanya bengong di hadapannya itu. "Kalo Lo mau, gue langsung minta ijin ke bokap sama nyokap Lo sekarang juga."

"Lo minta ijin atau gak minta ijin sekalipun pasti mereka bakal ijinin, Sul." Nanda memutar bola matanya malas. "Apalagi kalo perginya sama Lo," lanjutnya namun berbisik.

"Wah bagus dong. Jadi gimana? Nanti malem gue jemput, oke?"

"Iya, deh." Nanda akhirnya menyerah.

Samuel mencoba menahan diri untuk tidak tersenyum."Yes!" teriak Samuel di dalam hati.

Samuel kembali menyalakan mesin motornya. "Oke jam tujuh gue jemput ya, Nan." Setelah mengatakan hal itu Samuel langsung menjalankan motornya. "Bye bye, ayang!" serunya kemudian.

Nanda yang tersentak langsung mengelus dadanya. "Buset itu anak!"

__°°__

"Kok kaya gak asing gitu ya, Bun?"

"Iya kan Samuel pernah nunjukin fotonya ke ayah."

"Tapi ayah sering liat muka dia di tv," sangkal Oga.

"Ayah sama bunda kenapa bisik-bisik?" tanya Samuel yang memperhatikan gerak-gerik mereka sedari tadi.

"Kamu nyuri dia dimana?" tanya Oga lalu beralih menatap Nanda. "Eh Nanda! Kok kamu bisa mau sama Samuel yang kucel gini?"

"Masih mending sama gue aja, kak," imbuh Yosua ikut meledek.

"Ah Lo bocil diem aja!"

"Gue udah mau masuk SMA ya anjir!"

"Ini nih gara-gara ayah sama bunda. Udah seneng-seneng jadi anak bungsu eh malah muncul nih curut satu!"

"Maaf atuh. Bunda sama ayah kecolongan," gurau Nina.

"Jadi aku gak diharapkan nih disini? Ya udah aku cabut aja sekarang," kata Yosua merajuk.

"Masa anak ganteng gini gak diharapin." Nina mencoba membujuk Yosua.

"Ah gak asik Lo bocil!" cela Samuel.

Nanda tanpa sadar tertawa lepas melihat tingkah keluarga itu. Pasti Samuel beruntung memiliki keluarga yang harmonis seperti ini.

"Eh kakak lo dimana?" bisik Nanda pada Samuel.

"Udah dibawa suaminya ke rumah baru mereka," jawab Samuel seraya berbisik juga. Nanda hanya mengangguk dan bibirnya membentuk huruf O.

"Kak Nanda ternyata lebih cantik kalo ketemu langsung ya," puji Yosua.

Nanda tersenyum canggung ke arah Yosua. "Makasih ya, ganteng," balasnya sambil tertawa kecil.

"Awas ditikung, Sam." Oga tertawa terbahak-bahak. "Masa iya kalah sama saing sama adek sendiri," ledeknya kemudian.

"Bodo amat deh!" Samuel tampak kesal karena merasa terpojokkan. "Sam mau ke WC dulu," pamitnya kemudian.

"Silahkan berbincang-bincang dengan calon mertua," bisik Samuel tepat di telinga Nanda.

Nanda langsung tercengang setelah mendengar perkataan Samuel. "Apaan sih!" Nanda mencubit kecil pinggang Samuel dan berhasil membuatnya meringis kesakitan. Seluruh anggota keluarga Samuel menertawakan tingkah lucu mereka berdua.

__••__

Wah asik nih udah dikenalin ke orang tuanya
Tapi masih belum ada kepastian dari Nanda, Samuel harus sabar nungguin jawaban dari Nanda dong
😳

ACDP2 (Antara Cinta dan Persahabatan 2) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang