°7

387 48 4
                                    

"Ngapain Lo kesini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngapain Lo kesini?"

"Disuruh sama mereka berdua tuh."

"Terus ditinggalin?"

"Iya."

Beberapa detik kemudian suasana sunyi senyap. Nanda bukan orang yang pintar mencari topik pembicaraan, namun dia akan mencobanya.

"Terus Lo ngapain disini sendirian?"

"Bosen gue di rumah," jawab Raya.

"Ooo gitu ya?"

"He'em."

Setelah itu tak ada yang memulai percakapan lagi. Nanda duduk di sebelah Raya, di kursi yang sudah disediakan di taman itu. Beberapa menit berlalu dan mereka hanya memandangi taman tanpa sepatah kata pun.

"Gue mau balik," pamit Raya tiba-tiba.

"Gue juga. Ya kali gue disini sendirian."

"Ya udah bareng aja kalo gitu," ajak Raya yang dibalas anggukan oleh Nanda.

Mereka berdua akhirnya beranjak dari tempat itu. Namun mereka tetap membisu. Nanda sadar bahwa dirinya memang tidak pandai bergaul. Dia juga tidak pernah memiliki teman dekat selama ini.

Ketika sampai di pertigaan jalan, Nanda berfikir jika mereka akan berpisah di tempat itu. Oleh karena itu, dia berpamitan dengan Raya. Namun Nanda salah, ternyata Raya masih searah dengan dirinya.

"Loh, gue pikir Lo belok tadi, Ray."

"Rumah gue ke arah sana," tunjuk Raya.

"Rumah gue juga ke arah sana."

"Tapi kayanya gue deh yang bakal sampe rumah duluan."

"Ck. belum tentu. Bisa jadi gue duluan," Nanda berdecak tak terima.

"Oke kita lihat aja nanti."

"Oke!" seru Nanda.

Dan setelah percakapan itu tanpa disadari, mereka terkekeh-kekeh. Mereka berjalan beriringan ke arah yang sama. Tinggal beberapa meter saja Nanda akan sampai di rumahnya.

"Bentar lagi gue sampe," kata Raya.

"Gue juga."

"Jangan nyama-nyamain dong Lo!"

"Emang bener kok. Nih rumah gue," tunjuk Nanda setelah sampai di rumahnya.

"Bercandaan Lo gak lucu, Nan," kata Raya yang berfikir jika Nanda hanya bercanda.

Nanda membuka pintu gerbang rumahnya. "Ini rumah gue."

Raya menunjukkan ekspresi terkejut. "Berarti kita tetanggaan dong selama ini," ungkap Raya.

"Emang rumah Lo yang mana?"

"Itu. Selisih satu rumah doang."

"Oh ya?" Nanda membulatkan mata.

"He'em."

"Oke kalo gitu kita pisah disini, bye."

"Bye."

Nanda mulai memasuki pekarangan rumahnya. Namun sedetik kemudian dia teringat sesuatu, lalu kembali lagi dan memanggil Raya.

"Eh tunggu, Ray!"

"Ya, kenapa?"

"Duh masa iya gue ngajakin dia barengan," batin Nanda tak yakin. "Eum. Lo biasa berangkat sekolah naik apa?"

"Taksi."

"Kalo gitu besok barengan aja. Itupun kalo Lo mau, biar ngirit duit."

"Emang boleh?"

"Ya kalo Lo gak malu sama geng Lo," balas Nanda.

"Itu urusan belakangan."

__°°__

Pagi harinya, Raya sudah menunggu jemputan Nanda di depan rumahnya. Saat membuka pintu mobil, Raya terkejut ketika melihat Nanda menyetir mobil sendiri. Sedangkan seorang laki-laki paruh baya duduk bersantai di bagian belakang. Perkiraan Raya itu seseorang yang sangat familiar itu adalah ayah Nanda. Raya mencoba mengatur napasnya, agar tak terlihat seperti orang yang terkejut.

"Pagi, Om."

"Pagi juga," balas Andi. "Ayo masuk. Gak usah malu-malu, anggap aja mobil sendiri."

"Eh hehe iya, Om." Raya tersipu malu.

Setelah Raya menutup pintu mobil dan menggunakan seat belt, Nanda langsung melajukan mobilnya.

"Lo bisa nyetir mobil, Nan? Tapi kok gue gak pernah liat Lo bawa mobil ke sekolah."

"Dia malu," jawab Andi.

"Males, Pa," protes Nanda.

"Yang bener yang mana?"

"Gue yang bener, Ray."

Raya menganggukkan kepalanya.

Perlahan Raya menyunggingkan senyuman. Sebenarnya Nanda ini orang yang baik, pikirnya. Hanya saja selama ini Nanda terlalu pendiam dan terlihat misterius.

Begitu pula di pikiran Nanda. Ternyata Raya ini orang yang baik juga, bahkan dia sangat menjunjung tinggi nilai sopan santun. Namun sifat aslinya itu tertutupi ketika dia sedang bersama dengan teman-temannya.

Diam-diam Nanda bahagia, karena akhirnya dia memiliki teman yang sangat menyenangkan. Sejenak dia bisa melupakan kesedihannya.

__••__

Makasih ya buat yang bertahan sampai disini ❤️

Next terus yuk!

Jangan lupa tinggalkan jejak ☺️

ACDP2 (Antara Cinta dan Persahabatan 2) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang