"Ayah, aku mau minta ijin bawa Nanda ke tempat rahasia. Boleh gak, Yah?"
Oga memegangi dagunya seraya berpikir. "Gimana ya," jawabnya menimang-nimang. "Boleh deh."
"Wah! Makasih ya, Yah."
Samuel yang penuh semangat itu langsung menghampiri Nanda yang sedang asik bercerita dengan Nina. Samuel sempat cemburu dengan Nanda, karena pujaan hatinya itu justru lebih disayang oleh mereka dari pada Samuel yang sudah jelas-jelas anak kandung mereka. Tapi setelah Samuel pikir-pikir mungkin ini pertanda kalau memang Nanda ditakdirkan untuk dirinya, karena Nanda cepat sekali akrab dengan keluarganya.
"Bun, balikin Nanda ke Samuel dong. Masa dari tadi diambil mulu," rengek Samuel sambil menggoyang-goyangkan lengan Nina.
"Tega kamu memisahkan ibu dan anak?"
"Astaga, Bun. Bunda amnesia ya?" Samuel memegang kedua pipi Nina. "Bun ini berapa?" tanya Samuel sambil mengacungkan tiga jari ke depan mata Nina.
"Apa hubungannya bego?!" cela Nanda yang tak kuasa menahan emosi. Nina terbahak-bahak dibuatnya.
Nina memasang wajah cemberut ke arah Samuel. "Ya udah sana bawa Nanda."
"Yang ikhlas dong, Bun!" protes Samuel.
"Iya sayang ini Nandanya buat kamu seutuhnya," ulang Nina sambil tersenyum lebar.
Samuel menahan senyum, namun tak lama pertahanannya runtuh juga. Seluruh rentetan gigi rapi milik Nanda pun tak mau kalah dengannya.
Lantas Samuel langsung meraih tangan Nanda lalu membawanya kabur dari hadapan Nina."Ayo, Nan!"
"Kemana?"
"Kawin lari!"
Nanda menoyor kepala Samuel. "Bego!"
__°°__
"Seger banget, Sam." Nanda menghirup udara segar di roof top bangunan rumah Samuel sambil menutup matanya sesuai dengan suruhan Samuel. Sadar tak ada tanggapan sedikitpun dari Samuel, Nanda langsung membuka kembali matanya. "Samsul?!"
Nanda melirik ke kanan dan ke kiri namun dia tak mendapati batang hidung Samuel. Nanda mulai ketakutan apalagi di tempat itu minim sekali cahaya.
"Sul. Jangan bercanda, Sul."
Masih tak ada sahutan sedikitpun.
"Samuel Lo dimana sih?!" Nanda mulai geram. "Ya udah gue balik aja sekarang!"
Samuel membuka pintu sebuah kamar yang ada di roof top itu. "Eh jangan dong!"
Nanda lantas berlari kecil ke arah Samuel lalu meremas ujung kemeja yang dikenakan Samuel. "Ah lo mah bercandanya gak lucu!" rengek Nanda ketakutan. Seusai mengatakan hal itu Nanda tiba-tiba menjadi salah fokus ketika melihat bagian dalam kamar itu.
"Keren banget!"
Samuel menarik tangan Nanda untuk mengikutinya masuk ke dalam kamar. "Coba liat ini siapa?" Samuel menunjuk ke beberapa foto yang ada di hadapannya.
Nanda menajamkan pengelihatannya. "Loh ini kan foto nyokap gue waktu masih SMP. Lah yang ini foto nyokap gue waktu masih SMA," katanya saat melihat beberapa foto yang tergantung di dinding kamar itu.
"Lo ngefans ya sama mama gue?"
"Coba liat yang ini." Samuel menunjukan satu foto yang terpajang di pigura kecil yang terletak di atas meja. Terdapat foto Oga dan Puspita yang berselfie di kamar itu beberapa tahun silam.
Nanda tercengang. Dirinya tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Kaget kan Lo? Gue juga," ungkap Samuel. "Ini tuh namanya takdir, Nan."
"Gue harus nanya ke nyokap gue sih ini," putus Nanda.
"Jangan dulu. Gue punya rencana," larang Samuel yang berhasil membuat Nanda mengurungkan niatnya.
__••__
Akhirnya Nanda tahu nih kalau ayah Samuel dan mamanya adalah teman lama
Kira-kira Samuel mau ngerencanain apa ya?
Dari pada penasaran, yuk kita cari jawabannya di part-part selanjutnya.
Jangan lupa vote dan komennya 😗
KAMU SEDANG MEMBACA
ACDP2 (Antara Cinta dan Persahabatan 2) - END
Teen Fictionfollow sebelum baca 🤭 Kelanjutan dari ACDP yang udah terbit •Belum direvisi• Jadi tolong dimaklumi kalau ada kata yang kurang nyambung dan salah ketik. Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan kalian yaaaa jangan lupa follow juga biar gak ketinggalan...