Di pagi harinya, disaat yang lain sedang bersiap-siap hendak berwisata ke air terjun yang tak jauh dari villa itu. Lain halnya dengan Nanda, kini dirinya tengah sibuk mencari keberadaan Samuel yang tiba-tiba menghilang entah kemana.
"Samuel kemana ya?" tanya Nanda yang masih belum juga menemukan Samuel.
"Gak tau gue, dari tadi pagi udah gak ada di kamar," jawab Jono.
Tono yang berjalan dari garasi villa lantas memberitahukan sesuatu kepada mereka semua. "Motor Samuel udah gak ada, barang-barangnya juga udah gak ada di kamar," ungkapnya.
"Ada apa?" tanya Kesya yang baru selesai mandi. "Kalian nyariin Samsul?"
"Kemana dia?" tanya Nanda khawatir.
"Dia ngechat gue tadi, katanya dia udah balik duluan. Karena dia gak tahan liat kemesraan Lo sama Denan," jelas Kesya. "Dan dia juga bilang kalo dia udah nyerah buat perjuangin Lo lagi, Nan."
Nanda mengusap wajahnya, panik. Samuel sudah salah paham tentang dirinya dan Denan. Nanda berulang-ulang menelepon nomor Samuel namun sama sekali tak ada jawaban, tak lama kemudian nomor itu sudah tidak aktif lagi. Nanda bingung harus bagaimana sekarang, dia tak tahu harus berbuat apa.
"Susulin aja, Nan," suruh Denan yang langsung disetujui oleh Nanda.
Denan tahu jika wanita itu sangat mencintai Samuel, tampak sekali dari raut wajahnya yang sedari tadi tak tenang setelah mendengar kabar kepergian Samuel.
"Kesya gue pinjem motor sama helm Lo. Nanti Lo balik bareng Denan sama cewek-cewek," pintanya.
Kesya berjalan ke kamar hendak mengambil kunci motornya. Di ikuti oleh Denan yang hendak mengambil jaketnya, lalu memberikan jaket itu untuk Nanda agar dia tidak kepanasan di perjalanan pulang nanti.
Setelah Nanda menerima kedua barang itu, dirinya langsung berpamitan pada teman-temannya. "Raya, gue titip barang-barang gue, ya?"
Raya menganggukkan kepalanya. "Hati-hati, Nan."
Nanda bergegas ke arah garasi dimana motor Kesya diparkiran, dia hanya membawa ponsel dan dompet yang ia simpan di tas kecil berwarna hitam. Lalu segera meninggalkan tempat itu untuk menyusul Samuel.
__°°__
"Loh bukannya Samuel lagi ke Puncak sama kamu?" tanya Nina, ikut panik.
"Dia udah pulang duluan, Bun."
Nanda memijit pelipisnya yang terasa pening. Sesampainya ia di kediaman Samuel, ternyata laki-laki itu belum juga pulang kerumahnya.
Selang beberapa menit kemudian, akhirnya Nanda teringat akan suatu hal. "Danau!" serunya penuh keyakinan. "Pasti dia di danau sekarang."
Langsung saja Nanda pamit pada kedua orang tua Samuel, dan bergegas pergi menuju danau yang pernah ia dan Samuel kunjungi beberapa bulan yang lalu.
Dengan kecepatan tinggi, Nanda membelah ramainya kota saat itu. Berulang kali dirinya hampir menabrak pengendara lain, namun hal itu berhasil ia hindari.
Dan benar saja, sesampainya di danau Nanda melihat sosok Samuel yang tengah melamun sambil berbaring di rerumputan.
Tanpa menunggu lama, Nanda langsung menghampiri laki-laki itu. "Lo kenapa balik gak bilang-bilang sih?!" hardik Nanda yang membuat Samuel tersentak.
Samuel bangkit berdiri. "Lo ngapain disini?"
"Gak usah balik nanya!"
"Kenapa Lo kesini? Mana Denan?" tanyanya lagi.
Samuel mencari keberadaan Denan namun dia hanya mendapati motor Kesya yang terparkir tak jauh dari tempat itu.
"Gue kesini karena gue sayang sama Lo," ungkap Nanda kemudian dan hal itu sontak membuat Samuel tercengang.
Samuel mencoba menajamkan pendengarannya dan berharap semoga ini bukanlah mimpi belaka. Ya, ini bukan mimpi. Meskipun begitu Samuel tetap tidak bisa percaya jika Nanda benar-benar mengatakan hal itu padanya.
"Maksud Lo?"
"Gue harus jelasin kaya gimana lagi, Sam?"
"Gimana sama Denan?" tanya Samuel.
"Gak usah bawa-bawa Denan, ini gak ada hubungannya sama Denan!" tegas gadis itu.
"Gue bingung sama sikap Lo selama ini, Nan. Lo pikir gue gak capek harus nahan rasa ini sendirian? Gue udah berusaha apapun yang gue bisa, tapi semuanya tetep gak bisa bikin Lo jadi sayang sama gue. Gue capek cinta sama Lo, Nan."
"Jadi beneran Lo mau nyerah perjuangin gue?"
Samuel menghela napas panjang. "Iya," balasnya dengan berat hati.
"Kenapa? Gara-gara Denan?"
"Lo gak mikirin perasaan gue, Nan! Bisa-bisanya Lo mesra-mesraan sama Denan di depan mata gue, sedangkan Lo tau sendiri kalo gue sayang sama Lo." Samuel menjeda sejenak ucapannya lalu berjalan menjauh dari Nanda. "Berarti itu artinya Lo mau gue berhenti perjuangin Lo, iya kan?" tanyanya kemudian.
"Lo cemburu sama Denan?"
"Ya iya lah!"
Nanda mengusap wajahnya kasar. "Gue sama Denan itu saudara kembar, Samsul!"
"Apa?!"
__••__
Samuel salah paham guys
Ternyata Nanda sama Denan itu saudara kembar
Ikut greget jadinyaJangan lupa tinggalkan jejak untuk author 🤩
KAMU SEDANG MEMBACA
ACDP2 (Antara Cinta dan Persahabatan 2) - END
Teen Fictionfollow sebelum baca 🤭 Kelanjutan dari ACDP yang udah terbit •Belum direvisi• Jadi tolong dimaklumi kalau ada kata yang kurang nyambung dan salah ketik. Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan kalian yaaaa jangan lupa follow juga biar gak ketinggalan...