"Woy!" seru Kesya yang muncul entah dari mana.
"Sialan kaget gue, nyet!" caci Samuel.
"Ternyata sekongkol," bisik Nanda. Bagi Nanda Kesya dan Samuel sudah melakukan sebuah kejahatan, yaitu mengganggu ketenangan batinnya.
Ya memang, Kesya dan Samuel sudah merencanakan hal itu sejak Sabtu lalu, mereka berdua sudah merencanakannya secara matang.
Kini Kesya dan Raya sedang berada di barisan depan, mendahului mereka berdua. Terlihat mereka sedang bersenda gurau. Tak ada jeda sedikitpun. Hingga sesampainya di sekolah mereka tetap bercengkrama. Dalam perjalanan ke kelas pun tak lupa mereka bumbui dengan canda tawa serta sentuhan-sentuhan cinta. Serasa dunia hanya milik berdua.
"Tunggu dulu!" kata Nanda, menghentikan langkahnya. "Mereka balikan?"
"Nanya sama gue? tanya Samuel, sambil menunjuk dirinya sendiri. "Udah ada rasa nih kayanya," tebaknya sambil cengengesan.
"Najis," umpat Nanda. Setelah itu meninggalkan Samuel sendirian di koridor sekolah.
Setibanya mereka di kelas, Raya yang melihat sahabat-sahabatnya langsung membaurkan diri. Rasa kekhawatirannya kini telah mencair dan beralih menjadi rasa penuh syukur. Caca sudah kembali bersekolah.
Dan ketika Caca melihat kedatangan Nanda, dirinya langsung menghambur dalam pelukan Nanda. "Makasih ya, Nan," ucapnya.
Nanda menepuk-nepuk punggung Caca. "Sama-sama, Ca." Selepas mengatakan hal itu Nanda langsung merenggangkan pelukan mereka, karena tak ingin menjadi pusat atensi murid-murid yang lain.
__°°__
Waktu berlalu begitu cepat, tak terasa sudah jam pulang sekolah. Nanda merapikan buku-buku dan alat tulisnya ke dalam tas, bersiap-siap untuk pulang. Begitu pula dengan Kesya, Raya, Samuel, dan murid yang lainnya. Mereka semua sudah tak sabar untuk segera pulang atau mungkin mampir sebentar di cafe dekat sekolah. Untuk sekedar memanjakan diri setelah seharian penuh bergumul dengan pelajaran sekolah.
"Yuk!"
Nanda mengangkat alisnya bingung. "Kemana?"
"Pulang lah," jawab Samuel sambil membopong tas ranselnya. "Atau mau jalan-jalan dulu?"
"Gak deh, makasih. Gue balik sama Raya aja," tolak Nanda. "Ray yuk bal--"
"Sial!" batin Nanda. Raya dan Kesya sudah meninggalkan kelas sejak tadi.
Terpaksa. Nanda terpaksa melakukan ini. Samuel membuka jalan untuk Nanda, memaksa kerumunan di depan mereka untuk menyingkir terlebih dahulu. Bak putri kerajaan.
"Biasa aja kali, Sam."
Samuel meringis kesakitan. Nanda mencubit kecil pinggangnya. Namun itu menjadi salah satu hal manis bagi Samuel, karena dirinya mendapat sebuah sentuhan dari seorang Nanda.
Mereka berdua kembali bertemu dengan Kesya dan Raya di parkiran sekolah.
"Ray balik sama gue yuk!" ajak Nanda.
"Eits gak bisa! Dia punya gue sekarang," ungkap Kesya sambil merangkul pundak Raya. Wajah Raya berseri.
Nanda memutar bola matanya malas. "Awas aja kalo Lo sakitin dia," tegas Nanda.
"Udahlah. Balik yuk!" ajak Raya. Dan semuanya mengangguk setuju.
Samuel memutar motor besarnya lalu melaju ke arah Nanda. Dirinya membukakan pijakan kaki untuk Nanda. Manis sekali! "Ayo, Nan."
Samuel melajukan motornya, diikuti oleh Kesya dan Raya di belakang.
Barisan setelahnya, Caca dengan Jono dan Renna dengan Tono. Layaknya konvoi geng motor terkenal berserta dengan pasangannya masing-masing.Saat melewati gerbang sekolah, Renna melihat Bisma ada di seberang jalan. Renna menyuruh teman-temannya untuk berhenti. Tiba-tiba ada seorang perempuan yang mengenakan seragam SMA Sinar Mulia berjalan ke arah Bisma lalu menaiki motornya.
"Eh itu kan adik kelas," kata Raya.
"Kurang ajar si Bisma! Kejar!" putus Renna.
Mereka semua berbalik arah untuk mengejar Bisma dan seorang perempuan yang diboncengnya.
"Salip, Ton!" suruh Renna.
Tono segera menambah kecepatan laju motornya, menyalip Kesya dan Samuel. Lalu yang terakhir menyalip Bisma dan perempuan itu lalu menghalangi jalannya.
Dengan cepat Renna turun dari motor, lalu menarik seorang perempuan yang sedang bersama Bisma. "Udah berapa lama kalian berdua?"
"Apanya?" tanya perempuan itu bingung.
"Astaga Ren! Itu adik kandung gue tahu!" protes Bisma. "Mana mungkin gue selingkuh dari Laudry."
"Eh sorry," kata Renna merasa bersalah. "Maaf ya, dek. Gue gak tahu," lanjutnya.
"Gak apa-apa kok, Kak."
"Gimana keadaan Laudry sekarang, Bis?" tanya Raya tak ingin berbasa-basi.
"Dia lagi proses detoksifikasi tahap pertama. Udah kalian tenang aja, dia aman sama ahlinya di sana," jelas Bisma meyakinkan. "Gue juga bakal dampingi dia terus, kok."
"Berapa lama sih? Gue udah kangen sama dia," tanya Renna tak sabar.
"Kurang lebih selama enam bulan, karena masih melewati beberapa tahapan lagi."
Raut wajah Raya seketika murung. Begitu pula dengan Renna dan Caca. "Buset lama banget," kata Renna.
"Kita harus jadi support system yang terbaik buat dia," kata Samuel akhirnya, dan diikuti anggukan dari mereka semua.
__••__
Wah the best banget yah persahabatan mereka
Aku aja terharu hehe :')Dukung aku dengan vote dan komen ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ACDP2 (Antara Cinta dan Persahabatan 2) - END
Teen Fictionfollow sebelum baca 🤭 Kelanjutan dari ACDP yang udah terbit •Belum direvisi• Jadi tolong dimaklumi kalau ada kata yang kurang nyambung dan salah ketik. Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan kalian yaaaa jangan lupa follow juga biar gak ketinggalan...