•57-End

599 39 4
                                    

Siap siap guys!
Ini part endingnya

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Nanda menghempaskan tubuhnya ke atas kasur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nanda menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Akhirnya Nanda bisa bernapas lega karena dirinya berhasil menyusul kembarannya ke Jerman. Ya, kini gadis itu berbaring tepat di sebelah Denan.

Berkat bantuan Andi, akhirnya Nanda mampu menggapai keinginannya. Meskipun dengan berat hati karena harus berpisah dengan kekasihnya, Samuel. Namun bagi Nanda lebih baik LDR dengan Samuel dari pada harus merasakan betapa beratnya LDR dengan kembarannya yang satu ini. Setelah dirasa puas mengistirahatkan tubuhnya, Nanda beringsut untuk meraih ponselnya yang berada di atas nakas dan segera menelepon Samuel.

"Halo, Samsuludin!"

Samsuludin adalah panggilan baru dari Nanda untuk Samuel. Gadis itu yakin pasti kekasihnya sangat mengenali panggilan darinya itu.

"Eh Nanda, ini Nanda kan?" Bukannya menjawab pertanyaan dari Samuel, Nanda malah terkikik geli di tempatnya. "Pake nomornya siapa? Ini kok kayanya bukan nomor Indonesia ya? Kok gak ada plus enam duanya?" berondong Samuel terheran-heran.

"Aku ada di Jerman sekarang," ungkap Nanda yang berhasil membuat Samuel kehabisan napas. Di seberang sana Samuel kini sedang berusaha mengatur napasnya.

"Kamu kok gak ngasih tau aku sih? Kamu kok gak ijin? Kata Papa Andi kamu kan lagi ke Jogja? Kok jadi ke Jerman sih? Kamu tega ninggalin aku di sini!" omel Samuel tanpa henti. "Kenap-"

"Ssstss!" potong Denan. "Kan gue pernah bilang sama Lo, Sam. Lo gak akan bisa ngambil Nanda sepenuhnya dari gue, sampai kapanpun tetep gue pemenangnya," lanjutnya kemudian. Samuel mencoba menahan emosi, laki-laki itu sedang mengacak-acak rambutnya frustrasi.

"Maaf ya Samuel, ini permintaan dari Nanda." Andi ikut mengeluarkan suara.

"Loh Om Andi juga kesana?"

"Kalo aku ijin ke kamu, pasti kamu gak akan ijinin aku Samuel," celetuk Nanda menjelaskan.

"Iya tapi kan kamu harusnya diskusi dulu sama aku soal ini, Nanda!"

"Ah udah ya Samsuludin teleponnya, aku mau istirahat, aku capek banget. Perjalanan dari Indonesia ke Jerman jauh, bye!" Nanda langsung memutus teleponnya sepihak. Gadis itu sengaja mematikan ponselnya agar tak terganggu oleh dering telepon-telepon berikutnya dari Samuel.

__°°__


Baru saja Nanda hendak bangkit dari tidurnya, tiba-tiba saja Denan menarik tubuh gadis itu dan membawa kembali ke dalam dekapannya.

Nanda memukul pelan dada bidang Denan. "Ah Denan, bengek gue gak bisa napas." Setelah Nanda mengatakan hal itu Denan mulai merenggangkan pelukannya dan membiarkan gadis itu bangkit dari kasurnya.

Nanda hendak membersihkan diri terlebih dahulu sebelum dirinya memasak sarapan untuk Denan dan Andi. Tak memakan waktu lama Nanda sudah membersihkan dirinya di kamar mandi, kini gadis itu segera berjalan ke arah dapur. Namun ada pemandangan yang berhasil membuatnya terperanjat. Denan sudah bangun dari tidurnya dan sedang memasak di sana. Ah Denan ini memang tipe suami idaman. Siapapun yang menjadi pasangannya nanti pasti akan sangat beruntung memiliki cowok itu.

"Nih bawang goreng," kata Denan sambil menyerahkan sepiring bawang goreng pada Nanda.

"Belom juga sarapan udah disuruh makan bawang goreng," omel Nanda, bukannya berterimakasih.

"Kan tadi udah sarapan pelukan dari gue," balas Denan sambil tersenyum jail.

Tanpa berperasaan Nanda langsung mencubit kecil pinggang Denan. "Gue maunya itu," kata Nanda sambil menunjuk ke arah nasi goreng yang sedang Denan masak.

"Ini buat Papa. Kalo Lo mau masak sendiri."

"Tega banget Lo sama kembaran sendiri," cibir Nanda. "Ya udah mana biar gue yang masak," putusnya, kemudian menyuruh Denan untuk segera menyingkir dari tempat itu.

"Ngambek," gumam Denan lalu mencium singkat pipi Nanda. "Gue minta bawang gorengnya ya?"

"Kalo mau mati bilang!" sarkas Nanda.

Denan lantas berlari kecil ke arah Andi yang sedang sibuk dengan gadgetnya. "Pa! Liat Nanda tuh!" Denan mengadu layaknya anak kecil.

"Wah anak Papa rajin banget," puji Andi ketika melihat ke arah putrinya yang sedang sibuk memasak.

"Ih Papa!" Denan cemberut setelahnya, sedangkan Nanda sedang tertawa penuh kemenangan.

Beberapa menit setelah mereka selesai sarapan, Nanda teringat kembali pada Samuel. Gadis itu lantas menuju ke kamar untuk mengecek ponselnya. Ponsel yang sejak tadi malam sengaja ia matikan.

Gadis itu tak kuasa menahan senyuman ketika melihat notifikasinya yang dipenuhi dengan nama 'Samsuludin'. Terlebih isi pesan yang berhasil membuat Nanda menggelengkan kepala, takjub pada kekasihnya yang penuh dengan tindakan yang tak terduga.

Mau tahu isi pesan dari Samuel?

Ini dia

Sayangku,
Sekarang aku ada di bandara. Tunggu aku di sana ya, Nanda.

Siapin diri kamu!
Aku mau menepati janji yang belum sempat aku lakukan,
Kamu akan jadi milik aku seutuhnya setelah hari kelulusan, ingat itu?

Kita harus menikah!
Aku udah gak mau lagi kalau harus menahan rindu setiap hari
Itu sangat menyiksa!

Akan ku perjuangkan kamu sampai tutup usiaku
See you babe ❤️

••Selesai••

🎉 Kamu telah selesai membaca ACDP2 (Antara Cinta dan Persahabatan 2) - END 🎉
ACDP2 (Antara Cinta dan Persahabatan 2) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang