°19

264 39 0
                                    

Setelah beberapa menit mereka melakukan konvoi mendadak, akhirnya mereka saling berpamitan lalu berpencar ke arah tujuan masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah beberapa menit mereka melakukan konvoi mendadak, akhirnya mereka saling berpamitan lalu berpencar ke arah tujuan masing-masing.

Kesya yang awalnya berada di barisan belakang tiba-tiba menyalip mereka berdua. "Gue sama Raya duluan," pamitnya. Lalu menambah laju kendaraannya, membelah jalan yang saat itu sedang ramai-ramainya.

Lain halnya dengan Nanda dan Samuel. Samuel sengaja memperlambat laju kendaraanya, untuk memancing Nanda agar mau mengeluarkan suara. Beberapa menit Nanda membiarkan hal yang Samuel lakukan, namun lama-kelamaan Nanda hilang kesabaran.

"Cepetan dong! Gue ngantuk," pintanya.

Samuel tersenyum tipis, rencananya berhasil. "Kalo gue ngebut. Itu tandanya Lo harus peluk gue," kata Samuel.

"Males!" damprat Nanda. "Serah Lo deh! Dari pada gue harus meluk Lo," kata Nanda akhirnya.

"Yakin?"

"Hmm."

"Oke. Berarti seharian ini Lo gak boleh protes sama gue." Samuel memutar bola matanya, mulai merencanakan segala hal menyenangkan yang akan mereka lakukan hari ini. "Titik!"

"Ih apaan sih, Lo! Gue turun aja kalo gitu. Gue balik naik taksi aja!"

"Eh jangan dong."

"Tenang aja, Nan. Gue gak akan ngapa-ngapain Lo, kok. Gue bakal jagain Lo." Samuel mencoba meyakinkan Nanda, bahwa dirinya tidak seperti laki-laki yang hanya memikirkan hawa nafsunya saja. "Lo bisa pegang kata-kata gue. Kalo misalkan gue langgar janji, Lo boleh kok benci sama gue dan gue bakal pergi selamanya dari hidup Lo," lanjutnya.

"Gue cuma mau bawa Lo ke suatu tempat. Dan gue yakin, tempat itu bakal jadi tempat favorit buat Lo," kata Samuel lagi, karena Nanda hanya bergeming sejak tadi. Tiba-tiba Samuel merasa dia tidak didengarkan oleh Nanda. "Eh, Nan. Lo tidur?"

"Gak!"

"Ya udah. Kalo gitu sekarang Lo ikut gue ya? Cuma sebentar, kok," pintanya.

"Iya," jawab Nanda kemudian.

"Ijin dulu sama ortu Lo gak?"

Samuel melihat ke arah kaca spion, memastikan apakah Nanda mendengar suaranya atau tidak. Dan saat itu juga, berpas-pasan dengan Nanda yang sedang melihat kaca spion yang sama. Kini mereka berdua saling tatap dengan perantaraan sebuah kaca spion. Nanda yang salah tingkah langsung mengedarkan pandangannya ke arah lain. Sayang sekali kejadian itu hanya terjadi beberapa detik saja.

"Nan?"

"Eh iya, kenapa?" jawab Nanda gugup.

"Mau ijin dulu gak?"

"Serah Lo aja. Gak ijin pun pasti ortu gue udah ngijinin."

Samuel mengangguk mengerti. "Kita berhenti dulu, ya. Gue mau minta ijin dulu," putus Samuel kemudian.

Samuel meminggirkan kendaraannya, mencari posisi yang pas untuk berhenti sejenak. Samuel mencari tempat yang sejuk agar Nanda tak kepanasan nantinya. Setelah itu, Samuel segera mengambil benda pipih berlogo apel dari dalam tasnya. Mencari ikon yang berbentuk gagang telepon, lalu mengetikkan sebuah nama di layar itu. Tak lama kemudian sebuah percakapan terjadi.

Nanda mengernyitkan kening. Dari mana Samuel mendapatkan nomor Papanya?

"Bodo amat deh!" pikir Nanda.

Selang beberapa saat akhirnya percakapan itu selesai juga.

"Kata bokap Lo, boleh. Asalkan ganti seragam dulu. Terus jangan sampe malem. Dan Lo harus sama gue terus. Gue yang harus anter Lo pulang. Gak boleh pisah, terus....," Samuel menjelaskan semua pesan Andi pada Nanda.

Dengan tak sadar Nanda menyunggingkan senyuman, karena mendengar penjelasan Samuel yang detail itu. Diam-diam Nanda memperhatikan wajah Samuel dari kaca spion, lucu sekali ekspresinya.

"Kok bisa ya ni anak suka sama gue?" tanya Nanda dalam hati.

"Kalo gitu, sekarang gue antar Lo pulang, ya?"

"Iya."

__••__

Kira-kira Nanda udah jatuh cinta belum ya sama Samuel?

Yuk next terus ya guys ❤️

Bantu aku dengan vote dan komen

ACDP2 (Antara Cinta dan Persahabatan 2) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang