"Lo cemburu sama Denan?"
"Ya iya lah!"
Nanda mengusap wajahnya kasar. "Gue sama Denan itu saudara kembar, Samsul!"
"Apa?!"
"Hmm," balas Nanda lalu duduk di rerumputan sambil menatap indahnya danau itu.
"Masa? Kalo bener kalian kembar kenapa Denan udah kuliah sedangkan Lo SMA aja belum tamat?" tanya Samuel masih tak percaya.
"Ceritanya panjang. Intinya sekarang Lo udah tau kan kalo gue sama Denan itu saudara kembar."
Samuel ikut duduk tepat di depan Nanda. "Jelasin semuanya ke gue, Nan. Gue mohon jangan tutupin apapun lagi dari gue." Samuel menggoyang-goyangkan pundak Nanda meminta penjelasan.
Nanda menatap kedua mata Samuel namun hal itu tak berlangsung lama, karena dirinya tak kuasa menahan degupan jantung yang tiba-tiba berpacu lebih cepat dari biasanya.
"Semuanya berawal dari olimpiade sains pas gue masih SMA kelas dua waktu itu." Nanda mencoba mengingat kembali kejadian setahun yang lalu. "Gue, Denan, sama Jessi temen gue, pernah ikut olimpiade sains antar sekolah. Dan waktu itu ada tiga kelompok, dan kelompok gue dapet poin seri sama salah satu peserta dari sekolah lain. Akhirnya kami dikasih satu pertanyaan terakhir untuk menentukan pemenangnya. Dan di pertanyaan terakhir itu gue sama Denan gak tahu jawabannya tapi Jessi berhasil jawab pertanyaan itu, jadi akhirnya kelompok kami yang memenangkan olimpiade. Tapi ternyata jawaban Jessi itu hasil nyontek dari jawaban kelompok sebelah, dan mereka gak terima."
"Terus?"
"Sepulang dari olimpiade itu sempat terjadi bentrok antara sekolah gue sama sekolah lawan. Dan yang jadi sasaran utama itu gue, Denan, sama Jessi. Disitu gue dimaki-maki sama anak-anak dari sekolah sebelah. Di dorong bahkan di jambak sama mereka. Gue dan temen-temen gue bener-bener merasa terpojokkan saat itu. Waktu itu halaman sekolah penuh sama siswa-siswi SMA gue dan juga SMA lawan. Semuanya desak-desakan dan bikin gue jadi susah buat bernapas. Sedangkan Denan bonyok karena di keroyok sama murid-murid dari SMA lawan. Yang akhirnya hal itu bikin gue jadi trauma untuk berprestasi dan menolak untuk ikut olimpiade-olimpiade lagi. Semenjak hari itu gue berhenti belajar dan gue juga pernah mogok gak mau sekolah lagi."
Samuel menganggukkan kepalanya, berhasil memahami penjelasan dari Nanda.
"Nyokap bokap gue udah coba segala macam cara biar gue mau sekolah, tapi Denan selalu marah ke mereka karena terlalu menekan gue dan maksain kehendak mereka. Denan tau banget kalo mental gue waktu itu lagi down banget. Semenjak hari itu juga Denan selalu belain gue di depan orang tua gue, dan selama gue mogok sekolah dia yang selalu ngajarin gue pelajaran yang dia pelajari di sekolah."
"Terus kenapa Denan udah kuliah sedangkan Lo bel--"
"Gue gak lulus SMA," potong Nanda. "Makanya bokap sama nyokap gue misahin gue sama Denan secara paksa. Denan dikirim ke Jerman sama bokap gue, dia disana tinggal sama Om dan Tante gue yang udah menetap di sana. Dan gue dibawa kesini dan dipaksa untuk sekolah lagi." Nanda menjelaskan semuanya. Dan kini tak ada hal yang ia tutupi lagi dari Samuel.
"Ooo jadi gitu." Samuel mengangguk-anggukkan kepalanya.
Setelah itu mereka sama-sama terdiam selama beberapa saat, sambil menatap indahnya pemandangan di depan mereka. Sampai akhirnya Samuel kembali membuka suara.
"Lo sekarang udah sayang kan sama gue?"
Wajah Nanda merah merona. Malu, ya dirinya sedang menahan malu. Mengapa Samuel menanyakan tentang hal itu lagi padanya. Nanda hanya mengangguk pelan untuk menjawab pertanyaan Samuel.
"Jadi sekarang Lo mau jadi pacar gue?"
"Gak ada pembahasan lain?"
"Please, Nan. Jangan menghindar lagi." Samuel memohon.
"Dengerin gue," pinta Nanda, lalu Samuel menatap wajah Nanda. "Gue udah nyaman sama hubungan persahabatan kita sekarang. Kita emang gak pacaran, tapi gue punya Lo dan Lo punya gue. Oke!" tuntut Nanda.
"Kenapa sih kita gak pacaran aja? Biar gue punya hak untuk ngelarang Lo biar gak deket-deket sama cowok lain."
"Gue mau fokus sekolah dulu, Sul. Gue gak mau ngecewain bokap sama nyokap gue, gue juga mau bikin mereka bangga sama gue."
"Oke setelah lulus sekolah, Lo seutuhnya punya gue!"
"Maksud Lo?"
"Inget ya setelah pengumuman kelulusan sekolah," ulangnya sekali lagi memperjelas. "Tidak ada penolakan!"
__••__
Setuju gak kalo Samuel sama Nanda jadian?
Next terus dan jangan lupa pencet bintangnya guys ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ACDP2 (Antara Cinta dan Persahabatan 2) - END
Teen Fictionfollow sebelum baca 🤭 Kelanjutan dari ACDP yang udah terbit •Belum direvisi• Jadi tolong dimaklumi kalau ada kata yang kurang nyambung dan salah ketik. Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan kalian yaaaa jangan lupa follow juga biar gak ketinggalan...