Pagi ini wajah Nanda sangat berseri. Sejak Nanda masuk ke ruang kelas itu, tak pernah lepas senyuman itu dari wajahnya. Samuel jadi panik karena Nanda jadi kelihatan lebih cantik dari sebelumnya.
"Jangan gitu dong. Gue gak kuat," tegur Samuel. "Cantik banget soalnya," pujinya kemudian.
Bukannya berhenti tersenyum justru Nanda malah semakin melebarkan senyumannya. Samuel langsung tak sadarkan diri.
"Kesambet apa Lo, Nan?" tanya Raya yang takut melihat perubahan Nanda yang begitu drastis.
Tiba-tiba Renna dan Tono yang melihat Nanda pagi tadi di antar oleh seorang pemuda tampan ikut nimbrung dengan percakapan mereka.
"Gimana gak seneng. Kan tadi pagi dianterin sama pacarnya," ungkap Renna.
"Pacar?" tanya Samuel posesif.
"Iya, Sam. Mana lebih ganteng lagi dari pada Lo," imbuh Tono.
Nanda terkekeh pelan lalu berbalik ke arah Raya yang duduk di belakangnya. "Denan," katanya seraya menunjukkan rentetan gigi rapinya. Raya pun terkejut mendengar penjelasan dari Nanda, lalu iapun ikut tersenyum senang.
Jlep!
Hati Samuel terasa seperti ditusuk pisau. Sakit sekali. Mulai dari situ Samuel tak bersemangat dan terlihat murung sampai jam pulang sekolah. Ini adalah hari patah hati untuk Samuel. Dan Samuel sangat yakin jika Denan ini akan menjadi saingan terberatnya nanti.
Sampai di rumah pun Samuel masih merasa tak bersemangat untuk melakukan hal apapun. Terlebih lagi siang tadi Samuel melihat dengan mata kepalanya sendiri kepergian Nanda yang di jemput oleh Denan menggunakan mobil sport berwarna merah, meninggalkan Samuel yang bergumul dengan perasaannya sendiri di depan gerbang sekolah.
"Apa gue harus nyerah sekarang?" monolog Samuel. "Berarti perjuangan gue selama ini sia-sia dan gak berarti di mata Nanda," lanjutnya lemah.
Lantas Samuel menghempaskan dirinya di atas kasur. Perasaannya kini campur aduk tak keruan. Memang benar kata orang, jika saingan terberat adalah masalalu.
Namun tak lama kemudian, Samuel teringat kembali pada kedua orang tua Nanda yang sangat mendukung hubungan mereka berdua. Berarti ini bukan akhir dari kisah cintanya.
"Perjuangan gue belum selesai!" Semangatnya kembali berkobar.
__°°__
Bel pulang menggema sampai sudut bangunan SMA sinar mulia. Samuel dan teman-temannya yang sudah tak sabar lagi untuk melakukan rencana mereka beberapa hari lalu pun langsung berhamburan keluar dari ruang kelas.
Renna dan Tono adalah couple yang paling bersemangat di antara mereka semua. Mereka berdua sudah Samapi terlebih dahulu di area parkiran sekolah itu. Tanpa disadari, Nanda sudah memisahkan diri dari mereka dan berjalan ke arah pintu gerbang.
"Eh, Nan!"
"Kenapa?"
"Lo lupa?" tanya Raya yang sudah berada di atas motor dengan Kesya, mengikuti Nanda dari belakang.
"Udah kalian aja, gue mau pulang sama Denan," tolak Nanda.
Lantas Kesya menambah kecepatan motornya, pergi meninggalkan Nanda. "Oke hati-hati, Nan," pamit Raya sambil melambaikan tangannya.
Diikuti motor-motor lain dari belakang. Renna dengan Tono, Caca dan Jono. Dan Samuel. Samuel dimana? Nanda melirik ke kanan dan kiri, lalu berjalan ke arah parkiran sekolah. Motor Samuel masih berada disana. Lantas Samuel dimana? Nanda tiba-tiba khawatir lalu kembali lagi ke dalam sekolah.
"Nanda!" seru Samuel. Nanda yang mendengar panggilan itu langsung berbalik. "Kemana aja? Gue cariin dari tadi. Gue pikir Lo ke toilet," tanya Samuel.
"Gue dari tadi disini. Tuh anak-anak udah pada jalan." Nanda menunjuk ke arah rombongan Raya dan teman-temannya yang sudah mulai meninggalkan sekolah. Hari ini mereka berencana untuk nongkrong bersama di sebuah cafe yang tak jauh dari sekolah.
Samuel menepuk dahinya pelan. "Astaga, ya udah ayok," ajaknya kemudian.
"Gue gak ikut."
"Kenapa?"
"Gue mau jalan sama, Denan. Itu dia udah dateng," tunjuk Nanda ke arah mobil sport berwarna merah yang sedang terparkir di depan gerbang sekolah.
Wajah Samuel tertekuk. "Ya udah ajak dia sekalian aja," putus Samuel dengan nada terpaksa.
"Gue pengen jalan berdua aja sama Denan. Karena Minggu depan dia udah balik ke Jerman. Jadi gue pengen habisin waktu berdua sama dia," tolak Nanda menjelaskan.
"Bagus deh kalo dia udah mau balik lagi ke sana," batin Samuel.
Di tengah kepedihan hatinya karena Nanda hari ini tidak bisa ikut berkumpul di cafe dengannya, Samuel tetap merasa senang karena sebentar lagi saingan terberatnya itu akan kembali lagi ke habitatnya. Ups!
"Ya udah kalo gitu gue mau balik aja," putus Samuel.
"Kenapa gitu?"
"Gak ada Lo gak asik."
Nanda memutar bola matanya. "Jangan gitu. Itu anak-anak pasti udah nungguin Lo disana," tegur Nanda yang akhirnya membuat Samuel menurutinya dengan begitu saja.
Sedangkan di sudut lain tempat itu, Laudry sedang menatap nanar ke arah Samuel dan Nanda.
"Nanda beruntung banget, ya. Udah dapetin Samuel dia juga dapetin semua temen-temen gue," katanya lemah.
"Kamu kok ngomongnya gitu sayang?"
"Gue iri sama Nanda, Bis."
"Kamu gak kehilangan siapapun disini. Mereka masih tetep ada di sisi kamu. Selama ini mereka selalu support kamu. Yuk semangat!"
Ya. Selama proses rehabilitasi narkoba itu, Laudry tak pernah sekalipun merasa sendiri dan teman-teman dan keluarganya selalu setia untuk menyemangati Laudry. Dan kini Laudry sudah berhasil melewati masa-masa sulit itu, meskipun masih tetap dalam pengawasan dari pihak BNN (Badan Narkotika Nasional).
"Iya Lo bener. Makasih juga ya Lo selama ini gak pernah sedikitpun ada niatan buat ninggalin gue. Gue bersyukur banget punya pacar kaya Lo, yang selalu mau support gue di setiap apapun keadaan gue," ucap Laudry tulus.
Bisma hanya tersenyum lalu mengecup lembut puncak kepala Laudry.
__••__
Asik baper banget nih!
Next terus bestie ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ACDP2 (Antara Cinta dan Persahabatan 2) - END
Teen Fictionfollow sebelum baca 🤭 Kelanjutan dari ACDP yang udah terbit •Belum direvisi• Jadi tolong dimaklumi kalau ada kata yang kurang nyambung dan salah ketik. Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan kalian yaaaa jangan lupa follow juga biar gak ketinggalan...