"Raya gak berangkat sekolah?"
"Katanya gak enak badan," jawab Nanda seadanya. Pagi-pagi sekali, Indah sudah berada di rumahnya untuk memberitahukan hal itu pada Nanda.
"Gue telepon dia dari kemarin sore gak diangkat sama sekali," keluh Kesya.
"Biarin dia sendiri dulu," pinta Nanda. "Mungkin dia lagi butuh waktu sendiri, dia kan lagi sakit jadi biarin dia istirahat. Jangan ganggu dia."
Hanya itu yang bisa Nanda katakan sekarang. Raya jangan bertemu dengan Kesya dalam waktu dekat ini, pikirnya. Terlebih lagi Raya memerlukan waktu untuk bisa berdamai dengan perasaannya sendiri.
"Terus Samuel kemana?" tanya Nanda kemudian setelah mereka berdua terdiam cukup lama. Hari ini Samuel juga tidak ada di kelas itu.
Kesya menghela napasnya. "Dia sama keluarganya lagi ngurus pernikahan Siska sama Brian."
"Bukannya Lo yang mau nikahin dia?"
"Kemarin sore Febrian akhirnya dateng ke rumah sekaligus bawa bokap sama nyokap dia. Katanya dia mau tanggung jawab," tutur Kesya menjelaskan. "Dan hampir aja Samuel kalap karena saking emosinya. Tapi Brian sama sekali gak kasih perlawanan balik ke Samuel."
"Ya mungkin karena dia juga sadar kalo dia salah, jadi dia pasrah dipukulin Samuel."
Kesya hanya mengangguk pelan, menyetujui ucapan gadis itu. "Terus kenapa kemarin kalian tiba-tiba ngilang gitu aja?"
"Raya syok waktu denger Lo bilang mau nikahin kakaknya Samuel. Jadi akhirnya gue ajak dia balik," ungkap Nanda.
Kesya mengusap wajahnya dengan kasar. Perasaannya campur aduk tak keruan. Bagaimana tidak, hari ini adalah hari pernikahan wanita yang sangat ia cintai sedangkan Raya sedang jatuh sakit karena salahnya. Namun Kesya harus bisa merelakan Siska dengan takdir hidupnya itu.
Dan setelah ini Kesya bertekad untuk belajar mencintai Raya, perempuan yang tulus mencintainya itu. Karena ia sangat tahu betapa beratnya mencintai tanpa dicintai.
__°°__
"Sayang." Indah mencoba mengetuk pintu kamar Raya untuk yang kesekian kalinya. "Buka dong pintunya, sayang. Mama masakin makanan kesukaan kamu nih, makan dulu yuk."
"Raya," panggil Endi. "Kalo kamu gak mau buka, Papa bakal dobrak pintunya. Papa takut kamu kenapa-kenapa," lanjutnya.
Tak lama kemudian Endi dan Indah mendengar suara pintu yang sedang dibuka. Mereka berdua tersenyum lega, lantas masuk ke kamar itu setelah Raya membukakan pintu kamarnya.
Raya berjalan ke arah tempat tidur lalu duduk di atas kasur, diikuti oleh Indah setelah dirinya meletakan makanan yang ia bawa di atas nakas, sebelah tempat tidur putrinya itu.
"Papa kenapa gak kerja?"
"Papa tadi berangkat kerja sayang. Papa juga sebenernya hari ini ada meeting di kantor. Tapi Mama kamu telepon katanya kamu gak mau keluar kamar dari tadi pagi, jadi Papa buru-buru pulang karena takut kamu kenapa-kenapa," jelas Endi yang masih mengenakan jasnya.
"Maaf ya, Pa, Ma. Raya udah bikin kalian khawatir."
"Gak apa-apa, sayang." Indah membelai rambut Raya lalu mengecup lembut puncak kepalanya. "Kita periksa ke dokter aja ya sayang? Ini badan kamu hangat loh," ajak Indah setelah mengecek suhu tubuh Raya dengan tangannya.
Endi ikut duduk di atas kasur, tepat di sebelah kanan Raya. "Telepon dokter keluarga kita aja, Ma."
"Gak usah, Pa. Ini cuma demam biasa aja kok, palingan besok juga udah sembuh," tolak Raya cepat. "Raya cuma butuh istirahat aja," lanjutnya mencoba meyakinkan.
Indah dan Endi saling menatap satu sama lain, bingung harus melakukan apa.
Lantas Indah mengambil makanan yang ia bawa tadi. "Ya udah kalo gitu kamu makan dulu ya," putus Indah kemudian. Raya hanya mengangguk lalu membuka mulutnya menerima suapan dari Indah.
"Cepet sembuh ya." Endi mengusap lembut rambut anak satu-satunya itu. "Papa harus balik lagi ke kantor, maaf Papa gak bisa nemenin kamu," sesal Endi.
"Iya Pa gak papa kok," balas Raya tulus. Perlahan Raya mengulas senyum, ia sangat bahagia dengan suasana rumahnya sekarang. Kini kehidupannya sudah mulai membaik dari pada hari-hari sebelumnya.
__••__
Next teros gaes jangan lupa tinggalkan jejak untuk author tersayang 😝
KAMU SEDANG MEMBACA
ACDP2 (Antara Cinta dan Persahabatan 2) - END
Teen Fictionfollow sebelum baca 🤭 Kelanjutan dari ACDP yang udah terbit •Belum direvisi• Jadi tolong dimaklumi kalau ada kata yang kurang nyambung dan salah ketik. Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan kalian yaaaa jangan lupa follow juga biar gak ketinggalan...