°8

379 48 4
                                    

"Nya Ichi ni san nya, Pak Siswanto!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nya Ichi ni san nya, Pak Siswanto!"

Samuel menyanyikan lirik itu sampai tiga kali, sambil menggoyang-goyangkan pantatnya. Dan tiba-tiba. "Aduh, aduh!"

"Ngapain kamu panggil-panggil saya?"

"Aduh, Pak. Sakit, Pak!" Samuel mengerang kesakitan karena Pak Siswanto menarik telinga kirinya. "Ampun, Pak." Samuel memelas.

"Sana duduk ke tempat kamu," paksa Pak Siswanto lalu beranjak pergi dari tempat itu.

Samuel langsung berlari ke arah tempat duduknya sambil mengelus-elus telinganya. Dia meringis kesakitan, bekasnya pun masih terasa begitu panas.

"Muncul dari mana sih?" gerutu Samuel. "Duh sakit banget kuping gue!"

"Hihihi." Nanda terkekeh kecil.

Samuel langsung menoleh ke arah Nanda. "Seneng banget lihat gue tersiksa ya, Nan?"

Nanda membulatkan matanya, terkejut karena ternyata Samuel tahu jika dirinya sedang menertawai nasib malang Samuel.

"Denanda Dirgantara Putri?"

Nanda mengangkat kedua alisnya. "Hmm?"

Samuel bernapas lega. "Akhirnya sekarang gue tahu nama lo." Samuel tersenyum lalu bersender di kursinya. Beberapa detik kemudian mereka sama-sama terdiam.

"Nan."

"Hmm?"

"Lo mau gak jadi pacar gue?"

"Hah?"

"Gak kedengeran? Oke gue ulangi sekali lagi." Samuel mempersiapkan diri untuk berteriak sekuat tenaga.

"LO MAU GA--"

"Stttss! Diem."

"Lo mau kan?"

"Gak."

"Kenapa? Lo udah punya pacar ya?"

"Kepo!"

"Duh ni cewek bikin gue pak cepak cepak jeder," batin Samuel sambil memegangi dadanya.

"Berisik Lo berdua!" protes Kesya.

"Jangan iri jangan iri, jangan iri dengki." Samuel berulah lagi.

Bel jam kelima berbunyi, pertanda jam mata pelajaran berikutnya segera dimulai. Para siswa berlarian memasuki kelas ketika melihat guru-guru mulai berdatangan.

"Selamat siang, Bu!" seru seluruh siswa di kelas itu.

"Oke hari ini kita ulangan harian ya."

"Panik gak? Panik gak?" teriak Jono dari belakang.

"Panik lah masa enggak!" balas Tono.

"Lah Bu kok mendadak banget?"

"Saya belum belajar, Bu."

Satu persatu siswa di kelas itu protes, tidak terima dengan keputusan sepihak Bu Retno.

"Lain kali kalo mau ulangan harian tuh tawar menawar dulu Bu sama anak muridnya," tuntut Renna.

"Bener tuh, Bu!"

"Makanya kalo belajar itu jangan pakai sistem kebut semalam!"

"Saya belum siap jiwa dan raga, Bu."

"Saya belum nikah, Bu! Pacar aja gak punya," keluh Bisma.

"Malah curhat Lo curut!" bentak Laudry.

"Udah-udah! Lagian Ibu cuma bercanda kok."

"Hadeuh... Untung atuh euy kalo gitu mah," ungkap Laudry lega.

"Ibu berhasil membuat saya hampir gila. Tergila-gila oleh paras ayunya Bu Retno."

"Bisa aja Lo Samsul!"

Bu Retno tersipu malu, pipinya merah merona. Memang Samuel ini sangat mahir untuk membuat semua wanita terjebak di zona nyaman.

"Udah-udah! Sekarang kalian buat kelompok, anggotanya empat orang," suruh Bu Retno.

"Gue harus sama Samuel!" putus Laudry.

"Gue sama Kesya!" seru Raya tak mau kalah.

"Terus kita sama siapa dong, Ren?" tanya Caca kebingungan.

"Cukup! Biar ibu aja kalo gitu yang pilih anggota kelompoknya."

"Iya gitu aja Bu, biar adil," imbuh Samuel menyetujui.

"Ibu bagi menurut tempat duduk, ya?"

"Sok, mangga," jawab Laudry.

"Kelompok pertama. Anggotanya Caca, Renna, Bisma, dan Laudry."

"Yaah kok gitu, Bu!" protes Laudry.

"Kelompok kedua. Nanda, Samuel, Kesya dan Raya."

Raya dan Samuel tersenyum senang. Nanda langsung melihat ke arah Raya sembari tersenyum, setelah itu mereka berdua melakukan tos kecil.

Samuel dan Kesya mengerutkan kening, mereka berdua memikirkan hal yang sama.

"Kayanya ada yang aneh," bisik Kesya.

"Iya bener," balas Samuel.

"Kelompok ketiga..." Bu Retno masih melanjutkan pembagian kelompok.

"Dan kelompok terakhir. Jono, Tono. Eh kok tinggal kalian berdua?"

"Iya, Bu. Biar kami berdua aja," saran Tono.

"Gak bisa!" Bu Retno tampak sedang berpikir keras. "Gini aja, kalian berdua masuk kelompoknya Bisma," putusnya kemudian.

Caca mengangkat alis, bahagia. "Berenam nih! Senggol dong."

Seluruh isi kelas menggelengkan kepala melihat tingkah absurd Caca.

__••__

Samuel sama Raya seneng banget tuh bisa satu kelompok sama pujaan hatinya.

Next terus ya guys 🥺

Jangan lupa tinggalkan jejak ❤️

ACDP2 (Antara Cinta dan Persahabatan 2) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang