Dua bulan telah berlalu dengan begitu cepat. Kini Nanda dan Samuel sedang berada di perjalanan menuju ke sekolah. Hari ini di SMA Sinar Mulia sedang mengadakan acara hari jadi sekolah itu yang ke 30 tahun. Dua sejoli itu mengenakan baju couple batik yang Samuel beli beberapa hari lalu khusus untuk acara itu.
Samuel memang berhasil meluluhkan hati Nanda, namun dia masih belum bisa memiliki Nanda sebagai kekasih. Samuel mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi menembus jalan yang lumayan ramai pagi itu. Tiba-tiba dirinya mengerem secara mendadak dan hal itu berhasil membuat Nanda terlempar ke depan dengan tangan memeluk pinggang Samuel.
"Duh!"
"Sorry, tuh ada kucing," tunjuk Samuel. Lantas Samuel melajukan kembali motornya, kali ini dengan lebih hati-hati.
Samuel berbalik melihat Nanda yang sedang meletakkan dagunya di bahu Samuel. "Nan."
"Hmm?"
"Kenapa bulan bentuknya bulet?"
"Ya mana gue tahu!" sungut Nanda.
"Ya kalo bentuknya love yang ada nanti pada baper," guraunya.
Nanda menahan tawanya sambil mencubit pinggang Samuel. "Apaan sih!"
Samuel nyengir tak berdosa. "Sekarang gue tanya. Kenapa hujan turunnya air?"
"Ya kalo turunnya Lo ntar pada takut," jawab Nanda asal.
"Ya enggak lah. Ntar pada kesenengan dong," protes Samuel tak terima.
"Dih PD banget Lo!" Nanda menepuk pelan helm yang dikenakan oleh Samuel.
__°°__
Entah muncul dari mana, tiba-tiba saja Puspita sudah berada di atas panggung dengan Andi yang ada di sampingnya. Nanda terkejut bukan main. Nanda berusaha sekuat tenaga untuk menyembunyikan dirinya dari mereka berdua, menutupi wajahnya dengan tas yang ia bawa.
"Eh ada artis!"
"Wah gila nih sekolah ulang tahun aja sampe ngundang artis," teriak salah satu murid sekolah itu.
"Diandra!"
"Andi!"
Sorak siswa siswi SMA Sinar Mulia yang berada di tempat itu. Mereka merasa senang karena bisa melihat idola mereka itu secara langsung.
"Halo semuanya," sapa Andi yang dibalas sorakan merdu dari para fansnya.
"Hari ini adalah hari ulang tahun yang ke 30 SMA Sinar Mulia. Dan berhubung saya adalah alumni dari SMA ini, maka dari itu saya dan suami saya akan menyanyikan sebuah lagu untuk kalian semua!" ungkap Puspita.
"Masa sih?"
"Dulu Diandra sekolah disini?"
"Yey!!!" sorak mereka.
"Mimpi apa gue semalem?"
"Untung gue dateng tadi. Rugi banget kalo enggak!"
Andi dan Puspita sudah mempersiapkan diri disana. Hingga tak lama kemudian terdengar instrumen merdu yang menyambut penampilan mereka.
"Kau, taukah rasa tersembunyi
Mengusik jiwa dan hati
Kau, sadarkah ku mencintaimu
Betapa tak ingin aku, jauh darimu."Puspita mulai menyanyikan lagu yang diikuti oleh murid-murid dan beberapa guru yang ada di tempat itu.
Sorakan penonton bertambah meriah ketika Andi dan Puspita mulai memecah suara. Karya pertama mereka itu masih enak didengar oleh telinga-telinga penontonnya."Bila cinta bisa memilih, aku tak akan memilihmu."
Ribuan tepukan tangan menutup penampilan mereka berdua.
"Terimakasih banyak," ucap Andi. "Senang sekali melihat kalian sangat berantusias dengan penampilan kami berdua."
"Sekarang waktunya kami akan memperkenalkan seseorang kepada kalian semua," imbuh Puspita.
"Saya akan memanggil anak perempuan saya untuk maju ke atas panggung."
Nanda langsung membelalakan matanya, panik. Dirinya hendak melarikan diri namun Samuel berhasil menggagalkan rencananya. Samuel menggenggam erat tangan Nanda. Meyakinkan Nanda bahwa tak akan terjadi apa-apa.
"Denanda Dirgantara Putri."
Semua sorot mata kini tertuju pada Nanda. Mereka semua melihatnya dengan tatapan tak percaya. Nanda itu anak mereka berdua?
"Sini sayang," pinta Puspita. "Hari ini Nanda akan menyanyikan sebuah lagu untuk kalian semua," lanjutnya.
Raut wajah Nanda semakin tak beraturan. Dirinya bertambah panik lebih dari yang sebelumnya. Bahkan dirinya tak menyiapkan apapun untuk tampil hari ini, tak ada persiapan sama sekali. Dia harus bagaimana sekarang?
"Gue temenin," kata Samuel sambil menarik tangan Nanda. Dan beruntungnya Nanda mengiyakan perkataan Samuel. Akhirnya kini mereka berdua berjalan naik ke atas panggung.
Setelah Samuel dan Nanda sudah berada di atas panggung, langsung saja Andi memberikan microphone itu pada mereka berdua.
"Gak usah takut, ada gue disini. Gini aja biar Lo percaya diri, liatin gue aja terus. Anggap kalo mereka semua itu gak ada disini, yang ada cuma gue sama Lo aja."
Samuel mencoba menenangkan Nanda yang terlihat sangat gugup saat itu. Dan untung saja hal itu berhasil membuat Nanda sedikit lebih percaya diri. Kini mereka berdua akhirnya menampilkan sebuah lagu untuk mereka semua.
__••__
Next terus ya guys!
Jangan lupa vote dan komennya ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ACDP2 (Antara Cinta dan Persahabatan 2) - END
Teen Fictionfollow sebelum baca 🤭 Kelanjutan dari ACDP yang udah terbit •Belum direvisi• Jadi tolong dimaklumi kalau ada kata yang kurang nyambung dan salah ketik. Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan kalian yaaaa jangan lupa follow juga biar gak ketinggalan...