Siang itu Samuel mengantarkan Nanda pulang ke rumahnya. Berhubung orang tuanya belum juga kembali dari Bekasi dan tidak ada yang menjemput Nanda, jadi Samuel bisa memanfaatkan kesempatan emas itu.
"Makasih, ya," ucap Nanda.
"Sama-sama," balas Samuel tulus. "Gue langsung balik, ya," pamitnya.
Nanda mengangguk. "Hati-hati," katanya.
Samuel menutup kaca helmnya, lalu menancap gas motornya. Nanda masih memperhatikan Samuel sampai bayangannya menghilang di ujung pertigaan jalan. Kini mereka semakin dekat saja. Nanda juga tak lagi canggung ketika harus berhadapan dengannya.
Setelah itu, Nanda membuka pintu gerbang rumahnya dan nampak di depan sana ada sebuah mobil yang sedang terparkir. Nanda sangat mengenali mobil itu. Ya, siapa lagi kalau bukan mobil papanya.
"Kok papa gak jemput sih?" monolognya dalam hati.
Nanda langsung buru-buru masuk ke rumah untuk segera menyambut kedatangan orang tuanya.
"Loh Raya?"
Nanda terkejut melihat Raya yang sudah berada di ruang tamunya, dengan seragam yang masih melekat di tubuhnya.
Raya menoleh ke sumber suara. "Hey, Nan."
"Tumben gak ganti baju dulu?"
"Males, Nan," ungkap Raya. "Nyokap gue baru aja pulang ke rumah dan sekarang mereka berdua lagi berantem, jadi gue males di rumah, Nan. Ntar yang ada gue yang jadi korban. Jadi mending gue menghindar aja," lanjutnya menjelaskan.
"Ooo," jawab Nanda sambil mengangguk-angguk. "Kalo gitu ganti pake baju gue aja gimana?" tawarnya.
"Boleh tuh. Baju yang udah gak Lo pake juga gak apa-apa."
"Gue ada kok baju baru. Yuk!" Nanda menarik tangan Raya, mengajaknya ke kamar.
Raya tercengang melihat deretan baju yang ada di dalam lemari pakaian milik Nanda. Semuanya terlihat sangat bagus dan masih baru. Raya jadi bingung harus memilih yang mana.
"Nih gue kasih buat Lo," kata Nanda, seraya mengulurkan sebuah kantong berisikan pakaian yang baru dibelinya seminggu yang lalu.
"Waaah!" Raya terperanjat senang. "Makasih ya, Nan. Lo baik banget deh," pujinya.
Setelah itu mereka berdua sama-sama berganti pakaian, lalu segera kembali ke ruang tengah. Karena sebelumnya Puspita sudah mengajak mereka untuk segera makan siang.
__°°__
"Mama kamu di rumah, Ray?" tanya Puspita.
"Iya, Tan."
"Kalo mereka nyariin kamu gimana? Kan kamu belum pamit," tanya Andi.
"Mereka gak mungkin nyariin aku, Om. Mereka gak peduli sama aku. Mau aku sampe di rumah jam sembilan malam juga mereka gak peduli," ungkap Raya yang seketika berhasil membuat Puspita dan Andi tercengang.
"Wah gak bisa dibiarin tuh, Pa," bisik Puspita.
"Iya, Ma. Kita harus cari cara biar keluarga mereka bisa harmonis lagi," usul Andi yang dibalas anggukan oleh Puspita.
"Kalo Papa kamu juga di rumah, Ray?"
"Tadi sih iya, Om. Tapi gak tahu kalo sekarang. Emangnya kenapa?"
"Om ada urusan sama Papa kamu," jawab Andi. "Ya udah kalo gitu om langsung cek di rumah kamu aja," pamit Andi lalu bangkit berdiri.
"Mama ikut ya, Pa."
"Ya udah ayo," ajak Andi kemudian.
Dan kini hanya tinggal Nanda dan Raya di tempat itu. Beberapa menit mereka berdua hanya bergeming di sofa. Akhirnya Nanda mengusulkan untuk mengajak Raya ke kamarnya.
"Kita nge-dance aja yuk!" ajak Nanda.
"Boleh tuh!" balas Raya penuh semangat. "Atau tik-tokan aja? Nanti gue upload di akun tik-tok gue," putus Raya kemudian.
"Eh jangan dong!" larang Nanda karena dia jadi tak percaya diri.
Raya tersenyum tipis melihat tingkah Nanda."Udah ayo!"
Raya lalu menarik tangan Nanda. Raya berulangkali mencoba meyakinkan Nanda bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dan akhirnya Nanda pun mengikuti kemauan Raya meskipun dengan terpaksa.
Dan inilah hasilnya,
__••__
Kalian bisa lihat kan video mereka?
Next terus ya ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ACDP2 (Antara Cinta dan Persahabatan 2) - END
Teen Fictionfollow sebelum baca 🤭 Kelanjutan dari ACDP yang udah terbit •Belum direvisi• Jadi tolong dimaklumi kalau ada kata yang kurang nyambung dan salah ketik. Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan kalian yaaaa jangan lupa follow juga biar gak ketinggalan...