°5

437 49 0
                                    

Setelah jam pelajaran matematika selesai, Pak Siswanto segera keluar dari ruangan kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah jam pelajaran matematika selesai, Pak Siswanto segera keluar dari ruangan kelas. Namun tak lama kemudian ia kembali lagi ke kelas itu dengan dua siswa yang mengikutinya dari belakang. Seluruh pandangan kini menuju pada mereka bertiga. Sama sekali tak disangka.

"Jadi mulai hari ini teman kelas kalian akan bertambah dua orang."

"Apa Pak?!"

"Ini gue gak halu kan?"

"Kayanya gue masih mimpi deh."

Kaum hawa berkicauan.

"Tono, bantu Samuel angkat meja dan kursi mereka di aula sekolah," titah Pak Siswanto.

"Lah kok saya, Pak?"

"Udah Ton gak usah protes," kata Kesya. "Yuk!" Kesya merangkul Tono mengikuti Samuel ke arah aula. Terpaksa Tono mengikuti mereka sambil merutuki nasibnya.

__°°__

"Ton Lo mulai hari ini duduk sama Kesya di belakang ya?" pinta Samuel.

"Hmm."

"Eh biar gue aja yang duduk sama Tono di belakang. Biar si Kesya duduk disini sama Bisma," kata Jono kembaran Tono.

"Oke!" seru Kesya dari belakang.

Kini Samuel tersenyum penuh kemenangan. Akhirnya dia bisa duduk bersebelahan dengan Nanda.

Namun sejak bel istirahat tadi, Nanda belum juga keluar dari toilet. Samuel khawatir jika terjadi apa-apa dengan Nanda di sana.

Samuel menarik Kesya dan buru-buru ke arah toilet. Tapi tiba-tiba Nanda muncul dari arah yang berlawanan. Samuel pun merasa lega.


"Oh Samsul udah jadi bucin." Kesya tertawa geli.

"Udah balik ke kelas yok!" ajak Samuel sambil tersipu malu.

Tak lama setelah Samuel mendudukkan pantatnya di kursi, Nanda pun berjalan memasuki kelas.

"Lo ngapain disitu?" Nanda mulai menghakimi Samuel.

"Lah ini tas siapa?"

"Mana gue tahu!"

"Ini tas gue. Berarti ini tempat duduk gue," jawab Samuel dengan santainya.

Nanda menautkan kedua alisnya, merasa kesal. "Ton! Kenapa Lo jadi di belakang? Sini duduk bareng gue lagi," pinta Nanda. "Males gue duduk sama si Samsul," lanjutnya sambil menggerutu.


"Udah terima aja kenyataannya, Nan," imbuh Kesya.

"Lo juga!" Nanda menyipitkan matanya. "Ngapain Lo disitu?" tanya Nanda ketika melihat Kesya duduk di barisan setelah tempat duduknya.

Nanda memutar badan malas lalu berjalan ke arah kursinya. Ia sudah tidak peduli lagi dengan yang mereka lakukan. Nanda duduk di kursinya sambil menghela napas berat dan dengan terpaksa harus menerima kenyataan pahit itu.

Detik berikutnya Laudry dan ke empat sahabatnya memasuki kelas. Laudry juga mulai malas meladeni Nanda, sekarang dia mulai sadar jika Samuel memang tidak mencintainya. Untuk apa dia mengejar orang yang tidak mau dikejar. Lagipula banyak laki-laki yang mengantri untuk menjadi pacarnya. Secara, siapa yang tidak mau berpacaran dengan perempuan cantik sepertinya. Mungkin hanya Samuel saja.

Mereka berempat melewati Samuel dan Nanda begitu saja. Namun tidak ketika Raya tahu jika Kesya sudah duduk di dekatnya, raut wajahnya langsung berseri. Dia berencana untuk merayu Bisma agar dia mau pindah tempat duduk. Tentu saja agar dirinya lebih leluasa untuk merebut hati Kesya lagi.

"Bis. Lo duduk sama Laudry ya?" bisik Raya. Namun Bisma menggelengkan kepalanya.

"Ayolah gue mohon."

"Ya udah deh. Lo hutang budi sama gue ya, Ray."

"Lo mau apa? Tinggal bilang," tawar Raya. Ya dia memang mempunyai segalanya. Kecuali kebahagiaan.

"Gampang itu urusan nanti," sahut Bisma.

Akhirnya Raya dan Bisma bertukar posisi. Kesya pun menerima kedatangan Raya dengan pintu terbuka. Tidak ada keluhan sama sekali. Itu tandanya Raya mendapatkan lampu hijau dari Kesya. Dari dulu Kesya memang selalu memberikan lampu hijau pada siapapun yang tulus mencintainya.

__••__

Lanjut terus ya guys!

Jangan lupa tinggalkan jejak ☺️

ACDP2 (Antara Cinta dan Persahabatan 2) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang