12. CUCI MOTOR

9.2K 395 258
                                    

Hi! Call me rin

⚠️DI MOHON UNTUK TIDAK LATAH ATAU SALAH LAPAK⚠️

Jam berapa kamu baca part ini?

Siap, Vote! Dan komen di setiap bagian?

Oke! Let's go!

Happy reading <3

•••

"RAPAAA!" teriak Gio begitu masuk kedalam markas Zervaros.

Semua orang yang ada didalam markas menoleh kaget, dan menatap tajam Gio. Gio yang ditatap seperti itu, menelan ludahnya kasar. Bodoh sekali dirinya, sudah tau didalam markas isinya singa berkedok manusia. Gak bercanda.

"APAAN?!" jawab Rava dengan tidak santainya.

Gio berlari kearah Rava dan memukul kepala Rava. Memang pelan, tapi itu membuat Rava kaget. Rava mendorong Gio hingga Gio jatuh kebawah. Ya, kebawah lah, masa keatas.

"Lo kenapa, sih, Yo?" tanya Rava dengan wajah yang marah. Padahal sebenarnya tidak.

Inti Zers melirik kearah keduanya. Two buaya itu pada kenapa, sih? Dikit-dikit akur, dikit-dikit berantem. Dan tidak ada angin, tidak ada hujan tiba-tiba saja Gio datang dan marah-marah kepada Rava.

"Kenapa, Yo? Bicarakan baik-baik!" ujar Mike sambil menepuk pundak Gio.

"Iya, datang-datang lo marah-marah gak jelas!" ketus Rava yang masih saling tatap dengan Gio penuh permusuhan.

Gio melempar jaketnya di kursi, dan duduk dipinggir Alden. "Masa dia, udah jadian sama gebetan baru gue," ucap Gio menatap Rava kesal.

"Itu masalah nya?" tanya Mike sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Jangan berantem karena cewek!" kata Alden dingin, namun membuat mereka terdiam.

Ya, jangan karena satu cewek, itu malah membuat persahabatan mereka hancur. Tapi ini two buaya jangan aneh sama mereka berdua. Kini Rava tersenyum miring kearah Gio. Mike menatap ekspresi wajah Rava heran. Sedangkan Alden hanya fokus terhadap handphonenya. Disini juga tidak ada Arka, dan Vero. Karena Vero sedang bucin, dan Arka entah dia pergi dengan Zela.

"Yo, lo lupa, ya?" tanya Rava tidak melunturkan senyum miringnya.

Gio menatap Rava heran, otak nya mendadak tidak berfungsi. "Lupa apaan, anjing?" tanya Gio balik dengan bahasa toxic nya.

"Perjanjian kita, lah."

Gio mengacak-acak rambutnya, dan melempar botol bekas yang ada di meja kearah Rava. "Lo ngomong jangan setengah-setengah, bangsat!" geram Gio, yang sangat ingin tahu perjanjian mereka apa? Maklum aja, Gio gampang lupa ingatan.

"Kalau kita nemuin gebetan baru, siapa cepat dia dapat. Udah dari gue, lo ambil. Begitupun sebaliknya, Gioooo!" jelas Rava, dengan penuh kesabaran kepada Gio.

Gio mengganguk. "Iya juga, ya?" ucap Gio terkekeh pelan.

"Oke, deh. Gue tunggu lo putus sama dia," lanjut Gio. Kemudian keduanya tertawa bersama.

"Brengsek," kata Mike terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Brengsek, brengsek. Sebenarnya lo pengen juga, kan?" tanya Rava dengan menaik-turunkan alisnya.

"Gak minat," jawab Mike sambil tersenyum miring.

"Eh, Mike, lo kok gak pernah pacaran? Kenapa?" tanya Gio yang sudah kepo tingkat tinggi.

Mike tersenyum menatap langit-langit markas. "Gue pernah suka sama seseorang. Dia sederhana banget orangnya, dan begitu misterius. Tapi justru itu yang buat gue suka sama dia."

ARKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang