02. PLESTER BERUANG

19.1K 701 344
                                    

Hi! Call me rin

Jam berapa kamu baca part ini?

Siap, Vote! Dan komen di setiap bagian?

Oke! Let's go!

Happy reading <3

•••

Seorang cewek dengan rambut yang di ikat satu sedang berjalan santai di jalanan yang sepi. Cewek itu memegang tali tas dengan erat, ia melirik ke kanan dan ke kiri yang sangat sepi.

Cewek itu menggerutu dirinya sendiri kenapa harus keluar rumah sendirian. Suasa semakin menyeramkan ketika ada beberapa preman yang berjalan kearahnya. Cewek itu ingin lari tapi kemana, jalanan ini benar-benar sepi.

Cewek itu semakin mengeratkan tali tas nya di saat ketiga preman sudah ada di depan nya. Cewek itu memundurkan langkahnya, preman itu tersenyum smrik.

"Wah, ada cewek cantik nih," seru salah satu preman itu.

Cewek itu berdecih pelan, kalau ganteng sih gak apa-apa, lah ini seperti manusia buruk rupa batin nya berkata.

Saat satu preman lainnya ingin memegang dagu cewek itu, tapi cewek itu sempat menghindar. Cewek itu menatap tajam kearah tiga preman itu, tanpa ada rasa takut, yang sebenarnya sangat-sangat takut.

"Heh! Kamu mau ngapain? Jangan pegang-pegang Zela!" Cewek bernama Zela itu menunjuk satu-satu preman di depan nya.

Preman yang berdiri di tengah menepuk tangan nya. Zela menyatukan kedua alisnya, heran, kenapa preman itu pake tepuk tangan segala.

"Kamu ngapain tepuk tangan? Oh ... Zela tau, ada serangga ya?" tanya Zela dengan polosnya.

Preman itu menatap Zela yang sekarang sedang menepuk tangannya. "Ngapain lo ngikutin?" tanya preman yang bertepuk tangan tadi.

Zela menghentikan tepuk tangan nya, ia menatap preman itu dengan tatapan kesal. "Iya disini juga banyak serangga, makanya Zela tepuk tangan," jawab Zela sambil terkekeh kecil.

"Masih polos ternyata."

Preman yang di pinggir tersenyum menyeringai. "Masih bocil ternyata, bisa lah."

Zela membulatkan matanya. "Heh! Jangan panggil aku bocil, om pedo! Nama aku Zela."

Ketiga preman itu saling pandang, kemudian mereka mengalihkan pandangannya pada Zela. Mereka tersenyum melihat Zela yang hanya menatap mereka kebingungan.

"Udah lah lama, langsung bawa aja," perintah preman yang berada di tengah.

Zela membulatkan matanya saat mendengar preman itu. "LARI!" Zela berlari dengan kencang kearah belakang nya.

Ketiga preman itu langsung mengejar Zela. "Woy berhenti lo!" teriak salah satu preman.

Zela melirik kebelakang nya dan preman itu semakin dekat dengan nya. Zela berlari dan masuk kedalam perkarangan rumah yang bisa di bilang cukup besar, saat Zela masuk ia menubruk sesuatu yang sangat keras.

Zela menundukkan kepalanya dan mengusap keningnya, kemudian Zela mendongakkan kepalanya dan mata hitam itu bertabrakan dengan tatapan tajam dengan wajah datar nya.

Saat Zela akan berbicara, ketiga preman yang mengejarnya sudah ada di depan gerbang rumah itu. Zela bersembunyi di belakang tubuh cowok yang tadi ia tabrak.

"Please siapa pun kamu, tolongin aku dari om pedo itu," harap Zela terhadap cowok itu.

Cowok itu tidak memperdulikan ucapan Zela. "Keluar lo dari sini!" perintahnya.

ARKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang