50. HAPPINESS

7K 305 80
                                    

Hi ratulor! Call me rin

⚠️DI MOHON UNTUK TIDAK LATAH ATAU SALAH LAPAK⚠️

Jam berapa kamu baca part ini?

•••

Arka mengecup tangan Hazel lama. "I love you Hazel."

"Get well soon. Gue tunggu lo bangun. Arka sayang Hazel."

Terakhir Arka mengecup kening Hazel. Setelah itu Arka berpamitan pada Hazel karena ia harus menemui Bianca dan Gladys. Arka kembali memakai masker dan topinya. Pergi keluar dari ruang VIP yang di tempati Hazel.

Arka berjalan santai di lorong rumah sakit menuju ruang rawat Bianca. Saat jalan santai tiba-tiba ada seorang gadis yang menabraknya.

"Eh maaf, maaf gue gak liat," ucapnya sambil melipat kedua tangannya di depan Arka.

Gadis itu membelalak kaget ketika ia menatap Arka kemudian gadis itu pergi dengan buru-buru. Arka hanya menatap ke pergian nya lalu ia melanjutkan perjalanan menuju ruangan Bianca.

Di depan ruangan Bianca sudah ada Mike dan Alden. Tadi Arka menyuruh Mike dan Alden menyusulnya ke rumah sakit. Agar mereka juga tahu kebenaran dari ucapan Bianca dan Gladys.

"Lo duluan aja Ka," ucap Mike yang diangguki oleh Arka.

Bianca dan Gladys menatap ke-tiga nya tajam. Apalagi pada Arka bisa-bisanya dia membuka pintu tanpa mengetuk. Bagaimana kalau Bianca dan Gladys sedang membicarakan hal cewek?! Sungguh sangat tidak sopan.

"Tamu gak di undang," ketus Gladys memutarkan bola matanya.

Arka dengan santai duduk di sofa yang berada di ruang rawat Bianca. Di susul oleh Mike dan Alden. Gladys dan Bianca menatap mereka sinis.

"Mau ngapain sih kalian kesini, ganggu tau gak?!" sentak Bianca yang memang sudah agak mendingan.

"Tadi di lorong gue ketemu orang kaya Queisha deh," ujar Arka santai tanpa menatap Gladys maupun Bianca.

"Bukan nya Queisha sakit ya? Terus dia siapa?" pancing Arka dengan tatapan masih tidak menatap kedua gadis itu.

Gladys dan Bianca saling tatap seolah tahu arah pembicaraan Arka kemana. Keduanya tetap dengan wajah tenang.

"Lo tau sendiri kalau Queisha sakit," balas Bianca sinis.

"Dia kaya nya orang yang pernah balap sama gue deh," ucap Arka tidak ada hentinya memancing mereka berdua.

"Yang nyamar jadi Queisha, maybe?" sahut Mike membuat tubuh Gladys dan Bianca menegang.

"A-apaan sih kalian tuh gak jelas! Mending sekarang kalian pergi dari sini!" usir Gladys sambil mendorong bahu Mike yang berdiri di sisi Arka.

"Kalian gak usah nyangkal lagi, lagian kita udah tau kalau Queisha itu Zela," tegas Arka menatap Gladys dan Bianca tajam.

Gladys menggeleng. "Kita gak nyangkal Arka!" desis Gladys dengan kedua tangan yang terkepal.

Arka tersenyum tipis, kepalanya manggut-manggut. "Gue pengen kalian jujur. Tapi liat kalian marah sama kedatangan kita gue jadi yakin kalau kalian lagi bohong."

"Orang yang gue temuin tadi di lorong dia yang nyamar jadi Queisha waktu balap sama gue, kan? Karena waktu balap disana ada Zela. Queisha gak mau ketahuan kalau dia Zela, jadi dia nyuruh anggota Hervator yang mirip Queisha buat gantiin dia, iya kan?" Arka terkekeh sinis.

"Dan lo," tunjuk Alden pada Gladys. "Sengaja kunciin Hani." Alden menatap Gladys dengan sorot mata yang sangat dingin.

"Kalian juga tau, kan, kalau gue bukan orang yang bunuh sahabat kalian." Mike bersuara sambil menatap Gladys dan Bianca.

ARKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang