42. BUKAN QUEISHA

6.9K 268 90
                                    

Hi ratulor! Call me rin

⚠️DI MOHON UNTUK TIDAK LATAH ATAU SALAH LAPAK⚠️

Jam berapa kamu baca part ini?

Part ini lumayan panjang spesial buat kalian karena nunggu aku up lama xixi.

Part ini lumayan panjang spesial buat kalian karena nunggu aku up lama xixi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Derum motor serta klakson yang sangat kencang membuat satpam sekolah kaget karenanya. Satpam itu menggerutu, ia sudah tahu siapa yang sering melakukan keseringan seperti ini. Sedangkan sang pelaku hanya menatapnya datar.

"Buka!" sentak Arka pada satpam itu.

"Kamu sudah sering seperti ini Arka! Buk

"Bukannya bapak tidak mau membukakan-" Satpam itu menghentikan ucapannya karena melihat beberapa lembar uang berwarna merah yang disodorkan oleh Arka.

Satpam itu dengan pelan mengambil uang di tanah Arka, tanpa melihat wajah Arka. Sedangkan Arka berdecih. Mata duitan, gumam Arka di dalam hatinya.

"Buruan buka!" ketus Arka.

"Iya, iya, sabar." Satpam itupun membukakan gerbang dengan gerakan cepat.

"Lain kali jangan telat lagi," pepatah Satpam itu pada Arka.

Namun, tidak di dengar oleh Arka. Karena menurutnya tidak penting. Siapa dia bisa memerintah nya? Arka memarkirkan motornya, membuka helm dan menyugarkan rambutnya. Ia turun dan berjalan dengan tas yang di gendong sebelah, juga tangan yang di masukan kedalam saku.

Arka tidak memasuki kelasnya. Ia akan menuju gedung MIPA. Lebih tepatnya 12 IPA 3 kelas Hani. Arka ada urusan dengan Hani. Harusnya ia tidak perlu susah payah seperti ini. Tapi jika bukan karena ia ingin memastikan sesuatu Arka tidak akan melakukan ini. Apalagi sampai menghampiri Hani ke kelasnya.

Tanpa mengetuk pintu Arka langsung membuka kelas Hani. Untung saja kelasnya sedang tidak ada guru, jadi urusan Arka dengan Hani akan berjalan dengan lancar.

Hani yang melihat Arka ada di depan kelasnya tersenyum lebar. Hani berjalan dengan sambil menyalipkan rambutnya ke belakang telinga. Ia juga merapihkan bajunya yang tidak rapih. Dengan berjalan ke centilan Hani berdiri tepat di hadapan Arka.

"Arka," sapa Hani centil menatap Arka dengan tatapan menggoda.

"Lo ke kelas gue pasti mau nyari gue, kan?" Hani mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Ikut gue!" perintah Arka berjalan terlebih dahulu.

Hani masih mematung di depan kelas. Ia melihat kearah teman-teman sekelasnya, dan berjingkrak-jingkrak. Hani berlari kecil menyamakan langkah kakinya dengan Arka. Ia juga tidak bisa menahan senyumnya. Hani sangat-sangat senang.

"Arka, lo mau ajak gue kemana? Eum ... apa kita mau bolos? Atau kencan?" tanya Hani dengan wajah berseri-seri.

Arka terus saja melangkahkan kakinya tanpa berniat menjawab pertanyaan Hani. Arka bilang apa Hani berisik, dan ia tidak suka. Sepanjang jalan ia terus berceloteh membuat Arka muak mendengarnya.

ARKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang