46. SAPU TANGAN

6.1K 260 79
                                    

Hi ratulor! Call me rin

⚠️DI MOHON UNTUK TIDAK LATAH ATAU SALAH LAPAK⚠️

Jam berapa kamu baca part ini?

Jam berapa kamu baca part ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Zel, Ezra ngajak kita makan malam," ujar Bianca pada Hazel dan Gladys.

"Oh ya udah ayo," sahut Hazel sambil mengikat rambutnya.

"Lo gak takut ketahuan sama Zers apa?" tanya Gladys memperhatikan wajah Hazel yang tanpa make up. Benar-benar natural seperti Zela.

"Ini apa gunanya?" balas Hazel sambil mengeluarkan masker berwarna hitam di saku jaketnya.

Gladys terkekeh. "Yu berangkat," ajak Gladys berjalan terlebih dahulu. Hazel dan Bianca menyusulnya di belakang.

Ketiganya menjalankan motor masing-masing menuju tempat makan malam yang Ezra ajak malam ini. Lagian Hazel malas untuk pulang ke rumah apalagi ada kedua orangtuanya. Yang ada papahnya pasti akan mengajaknya debat. Hazel tidak suka.

"Akhirnya datang juga," seru Ezra saat melihat ketiga gadis itu sampai.

Ketiganya bertos lalu duduk di kursi sana. Ezra sudah mempersiapkan makanan untuk mereka karena begitu banyak makanan di meja. Ezra mempersilahkan mereka untuk makan. Ketiga gadis bersama satu orang pria itu tampak tersenyum senang.

"Ada apa lo traktir kita makan?" tanya Hazel setelah selesai makan.

"Gue dapet uang lebih dari nyokap. Ya jadi sesekali lah gue traktir kalian apa salahnya, kan?" balas Ezra tersenyum kecil.

Hazel mengganguk. "Ez," panggil Hazel membuat pandangan Ezra terfokus pada Hazel.

"Loh kok gue baru sadar lo gak pake make up? Lo ceroboh banget sih Sha. Gimana kalau Zers liat lo? Bisa berabe nanti," sentak Ezra menatap Hazel tajam.

"Ya gak apa-apa dong. Malah bagus kalau Zers liat," balas Hazel santai.

"Kok bagus sih?!"

Hazel tersenyum simpul. "Ezra, gue udah tau siapa pelakunya."

Ezra mengganguk dan tersenyum menyeringai. "Bener, kan, ucapan gue?!"

"Iya," jawab Hazel kali ini dengan senyum miring.

Ezra menepuk tangannya. "Jadi kapan lo bongkar kejahatan dia sekaligus bongkar identitas lo?" tanya Ezra begitu antusias.

"Sekarang juga bisa. Makanya gue gak pake make up. Supaya Zers bisa ngenalin wajah gue."

"Bagus Sha. Rencana kita berjalan dengan sangat lancar."

Hazel melirik Bianca dan Gladys. "Iya Ezra. Rencana kita sesuai dengan apa yang lo mau," sahut Gladys terkekeh kecil.

Ezra menatap Bianca yang diam saja. "Bi, lo kok diam aja? Ada yang lo sembunyikan dari kita, kan?" sergah Ezra mengagetkan Bianca.

"Sembunyikan apa sih Ezra, malah gue yang kasih tau Hazel siapa pelaku itu," balas Bianca pelan.

ARKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang