29. TPU

7K 286 118
                                    

Hi ratulor! Call me rin

⚠️DI MOHON UNTUK TIDAK LATAH ATAU SALAH LAPAK⚠️

Jam berapa kamu baca part ini?

Siap, Vote! Dan komen di setiap bagian?

Oke! Let's go!

Happy reading <3

•••

"Duh, Pak bos ... pak bos, kok bisa tepar disini sih?" Gio bergumam sambil melihat kondisi Arka di sampingnya.

Inti Zervaros tadi langsung menuju rooftop gedung kosong ini, sehabis mendengar kabar dari seseorang pada Alden tadi. Ternyata memang benar Arka sudah tidak sadarkan diri saat mereka tiba. Dengan cepat Mike dan Vero membantu Arka untuk berdiri. Agar Arka bisa pulang dan istirahat dengan cepat.

"Ck, nyusahin," gumam Alden yang memang sifatnya susah untuk di tebak. Alden langsung keluar terlebih dahulu karena Arka sudah di bantu oleh Mike dan Vero.

Rava mengedarkan pandangannya ke penjuru rooftop ini. Namun tidak ada orang satu pun disini selain mereka. Gio juga mengikuti arah pandang Rava. Gio bergidik ngeri membayangkan ada yang tidak-tidak di atas sini. Apalagi dengan suasana malam yang mencekam membuat Gio tambah merinding.

"Lo nyari apa sih Pa?"

"Orang yang nelpon Alden mana ya? Gue yakin dia belum pergi," ujar Rava yang masih diam di atas rooftop.

"Udah pergi kali Pa. Ayo turun Lapa! Disini bau-bau mistis." Gio mengusap dirinya sendiri berlagak ketakutan.

Rava berdecak. "Banci lo Yo, gitu aja takut." Rava mengambil ancang-ancang untuk berlari karena melihat Gio yang langah.

"YO BTW BELAKANG LO ADA SETAN!!" teriak Rava sambil lari keluar dari rooftop.

Sempat-sempatnya Gio melirik kearah belakang nya. Tapi tidak ada apa-apa disana. Namun, tetap saja tidak ada orang sama sekali di rooftop ini cukup serem. Gio berlari menyusul inti Zervaros ke bawah sambil mengumpat pada Rava.

"RAVA ANJING!"

•••

Queisha masih dengan tampilan yang sama. Jaket nya, topi dan masker di wajahnya. Queisha kembali ke basecamp setelah suasana hatinya membaik. Ternyata disana sudah ada Bianca, Gladys, dan Ezra yang mungkin memang menunggu kedatangannya.

Queisha duduk di tengah-tengah mereka. Queisha dapat melihat pandangan berbeda-beda dari ketiga orang tersebut. Queisha tidak mempermasalahkan itu. Ia mengambil air mineral yang berada di meja dan meminumnya hingga habis setengah. Katakan saja bahwa dirinya kehausan, karena itu memang benar.

"Haus banget lo, dari mana aja?" tanya Gladys yang dari tadi memperhatikan Queisha.

"Nenangin diri," balas Queisha singkat, padat, dan jelas. Dengan wajah yang sedikit bahagia.

Ezra menatap Queisha dengan pandangan yang tidak dapat di artikan. "Sha," panggil nya membuat Queisha melirik kearah Ezra.

"Hm?" balas Queisha singkat. Dirinya sedang dalam mode males bicara.

"Tentang-"

"Tentang bukti yang gue kirim itu? Iya, kan?" potong Queisha sambil terkekeh sinis pada Ezra.

"Ez, please stop! Gue lagi gak mau bahas itu. Lagian itu bukti yang belum tentu jelas. Gue cuman liat sekilas dan asal lo tau gue gak gampang percaya sama itu!" kata Queisha penuh penekanan.

ARKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang